Vocabulary merupakan salah satu komponen penting dalam pengajaran bahasa Inggris disamping komponen lainnya seperti structure, pronunciation dan intonation. Vocabulary mempunyai peranan yang sangat vital. Jika seorang siswa lemah dalam pembiasaan vocubalary, la tidak dapat mengkomunikasikan pikiran dan idenya dengan jelas seperti yang diinginkannya baik lisan maupun tulisan. la tidak bisa mengutarakan dengan sempurna apa yang ingin ia sampaikan saat dia berbicara atau menjelaskan apa yang dia inginkan. Dia tidak akan mampu membaca text baik yang merupakan bahan ajar disekolah maupun yang ada pada majalah, surat kabar dan sebagainya. Dengan demikian seorang tidak akan dapat berkomunikasi dalam bahasa sasaran kalau penguasaan kosakatanya tidak memadai. Dari uraian diatas dapat disimpulkan, ketidakmampuan sebagian besar siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris salah satu factor adalah disebabkan kurangnya penguasaan kosakata. Ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya tentang pengajaran simple past tense dalam pokok bahasan Recount dan Narrative Text di SMK Negeri 1 Sumedang yang diadakan pada tahun 2018, salah satu hambatan siswa untuk memahami teks baik secara lisan dan tulis disebabkan penguasaan kosakata yang terbatas.
Dalam kurikulum bahasa Inggris baik untuk SMK maupun SMA ditekankan betul
pentingnya penguasaan kosakata .Dari pengalaman penulis selama 23 tahun mengajar Bahasa Inggris di SMK, ada strategi mengajarkan kosakata yang dirasa relatif cukup berhasil. Penulis mengajarkan kosakata melalui tiga tahap, pertama setiap kosakata baru siswa harus mencari sendiri artinya, baik dengan menanyakan pada teman ataupun dengan melihat kamus. Tahap kedua siswa dilatih untuk menghapal berapa banyak kata yang berhasil dihapalkan dari minggu pertama dan kedua.Tahap selanjutnya, setiap kata siswa harus bisa menggunakannya dalam kalimat. Teknik yang digunakan ini dirasakan cukup berhasil dalam membangun kosakata siswa.
Tahap pelaksanaan ini dibagi menjadi tiga phase
1. Phase pertama – Menemukan arti.
Pada phase ini kepada siswa di suruh membuat daftar kata kerja . Dan mereka diminta untuk menemukan arti dari kata tersebut, baik melalui kamus, maupun bertanya dengan teman-teman dalam kelompoknya. Proses menemukan arti ini dilakukan sendiri oleh siswa tanpa bantuan guru. Setelah itu, artikata yang sudah ditemukan siswa tadi dibahas dalam diskusi kelas yang dipimpin oleh guru.
2. Phase kedua Memilih kosakata.
Pada phase ini kepada siswa diberikan waktu untuk menghapal kata kerja baik itu kata kerja 1, 2 dan 3 dan di test oleh teman sendiri.
3. Phase ke tiga — Menggunakan kosakata.
Phase inimerupakan peraktek penggunaan kosakata yang sudah dipelajari. Ini merupakan langkah reinforcement penguasaan kosakata. Kepada siswa diminta untuk . Siswa diberikan beberapa kalimat yang tidak lengkap. Dan siswa memilih kosakata yang tepat untuk melengkapi kalimat tersebut. Dua bulan setelah pelaksanaan phase ke dua dan ke tiga, kepada siswa diberikan lagi ujian kosakata untuk mengtahui berapa persen dari kosakata yang sudah dipelajari tersebut tinggal dari memori siswa.
1. Pengajaran kosakata melalui tiga tahap pengajaran yang diterapkan di SMK Negeri 1 Sumedang cukup efektif dan peningkatan perolehan siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran yang cukup bermakana (significant).
2. Peningkatan kosakata melalui pengajaran tiga tahap ini di SMK Negeri 1 Sumedang mencapai 90 %
3. Persentasi daya serap yang diadakan setelah proses belajar mengajar berlangsung adalah 90 %
4. Persentase daya serap siswa setelah diadakan penilaian setelah kurang lebih 3 bulan proses belajar mengajar berlangsung adalah 90 %
5. Berdasarkan data diatas Pengajaran kosakata melalui tiga tahap cukup efektif dan dapat menjadi alternatif untuk pengajaran kosakata.