VTTV SOLUSI BARU BAGI GURU PENULIS
Pengawas adalah mitra bagi guru dalam mengupayakan terjadinya transformasi pendidikan di sekolah dan wilayah binaannya, terutama dalam Program Guru Penggerak (PGP). Program ini ditujukan untuk para guru yang berpotensi menjadi pemimpin pembelajaran dan pendidikan Indonesia masa depan. Guru diharapkan dapat mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi dan berkolaborasi secara mandiri. Melihat pada diri PGP tersebut, terlihat bahwa guru dituntut untuk selalu belajar, belajar, belajar demi sebuah perubahan pendidikan yang mengedepankan kebutuhan muridnya. Secara sederhana tugas guru itu adalah merencanakan, melaksanakan, merefleksi dan berbagi praktik baik.
Sehubungan dengan merefleksikan dan berbagi praktik baik, guru-guru masih mengalami kesulitan menuangkan idenya dalam bentuk tulisan. Sebagai pengawas pembina tentu hal ini menjadi bahan renungan juga. Bagaimana cara membantu guru-guru tersebut bisa menuangkan pengalaman mengajarnya tersebut kedalam tulisan. Sehingga pengalaman baiknya itu juga bisa menjadi motivasi bagi teman-teman guru lainnya. Pengalaman yang bisa menginspirasi bagi orang ian.
Berdasarkan hasil pemantauan dan berdiskusi dengan guru-guru binaan di beberapa sekolah, ternyata yang membuat mereka kesulitan menuangkan praktik baiknya kedalam tulisan adalah ketidak percayaan diri dalam merangkai kata-kata. Perasaan takut rangkaian kalimatnya tidak sesuai dengan kaidah bahasa, takut ditertawakan karena tidak ilmiah dan lain-lainnya. Permasalahan ini memang banyak dijumpai, dimana guru sering terkendala dalam naik pangkat hanya karena belum mampu menulis karya ilmiah, ataupun karya inovatif. Sebagai pengawas, hal ini merupakan tantangan bagi saya untuk membantu guru mengatasi permasalahan ini.
Dalam menghadapi tantangan ini saya berusaha selalu berdiskusi dalam berbagai kesempatan dengan guru-guru baik di sekolah maupun dalam kegiatan MGMP. Saya tidak membuat atau mengatur waktu khusus untuk itu. Saat jam kosongnya, saya minta guru-guru tersebut belajar memanfaatkan teknologi yang ada dan dekat dengan dirinya. Misalnya memanfaatkan gawai yang ada pada dirinya. Memanfaatkan berbagai aplikasi yang tersedia di android milik guru-guru tersebut. Saya minta mereka membuka androidnya dan melihat aplikasi apa saja yang sudah tersedia dan dapat membantu guru tersebut dalam melaksanakan tupoksinya.
Salah satu aplikasi bawaan sebagian besar android ada yang dinamakan Keep note atau Catatan Keep. Saya mencoba menjelaskan kegunaannya bagi guru yaitu untuk menyimpan foto-foto di setiap kegiatan yang bisa kita buat judul-judulnya. Jadi guru tidak akan repot menyimpan foto-foto penting di memori android seperti umumnya. Karena jika dibutuhkan akan sulit mencarinya. Di aplikasi Catatan Keep guru bisa menyimpan berdasarkan nama-nama kegiatan yang dibuat. Saya menjelaskan dan langsung mempraktikan, maka guru-guru tersebut bisa memahami dan menggunakannya. Alhamdulillah pada kunjungan berikutnya, ternyata sudah berimbas ke guru-guru yang lain.
Pada kesempatan lain saya memperkenalkan lagi aplikasi yang dapat membantu guru-guru tersebut bisa menulis dengan hanya bicara saja. Apa yang dibicarakan akan tertulis dengan sendirinya. Mendengar penjelasan saya membuat guru-guru antusias ingin mengetahui aplikasi tersebut. Sebelum saya memperkenalkan aplikasi tersebut, saya juga menjelaskan bahwa di era globalisasi seperti sekarang, guru jangan sampai tertinggal oleh kemajuan teknologi, apalagi teknologi digital. Contoh dekatnya adalah android. Guru harus mampu mengikuti perkembangan teknologi dan menguasai digital, terutama yang berkaitan dengan tupoksinya sendiri sebagai pendidik generasi pemimpin yang akan datang. Secara konseptual guru sebagai tenaga profesional harus memenuhi berbagai persyaratan kompetensi untuk menjalankan tugas dan kewenangannya secara profesional, terutama kompetensi dalam menulis atau karya tulis ilmiah. Sebab guru-guru kesehariannya berhadapan dengan hal-hal yang berbau ilmiah.
Sehubungan dengan menulis, saya mencoba memberikan pemahaman pada guru untuk mulailah menulis apa saja yang dilihat, dirasakan, dialami. Tulislah dengan bahasa sendiri atau bahasa tutur sehari-hari, tanpa memikirkan aturan-aturan dalam penulisan. Tidak lupa mengingatkan agar tidak mengedit tulisan saat menulisnya. Biarkan tulisan mengalir seperti air.
Setelah mereka sedikit memahami apa yang saya bicarakan, kemudian saya mengajak beberapa guru untuk mencoba menggunakan aplikasi melalui androidnya. Saya meminta guru-guru tersebut untuk mengunduh aplikasi di playstore yang dapat mempermudah guru untuk mau menulis. Aplikasi itu bernama VTTV (Voice to Text, Text to Voice). Aplikasi ini dapat membantu guru yang malas menulis dengan tangan, tulislah dengan mulut. Maksudnya, dengan mengucapkan sesuatu melalui aplikasi ini, maka yang diucapkan itu akan tertulis dengan sendirinya. Aplikasi ini juga bisa merekam apa yang dibicarakan orang yang tersimpan dalam bentuk tulisan (teks) atau suara (voice).
Setelah guru berhasil mengunduh, saya menjelaskan cara kerjanya yaitu: 1). Klik aplikasi tersebut, akan muncul tanda atau gambar microphone berwarna merah sebelah kiri atas. 2). Klik microphone tersebut sampai berwarna hijau. Jika sudah hijau silakan mengucapkan sesuatu. Maka yang kita ucapkan itu akan tertulis dengan sendirinya. 3). Jika ingin mengetahui apa yang kita tulis tadi bisa gunakan tanda gambar microphone warna hitam di kanan bawah. 4). Lakukan pengeditan dengan cara, letakkan kursor ditempat kita ingin mengedit atau menambahkannya. Perlu diketahui bahwa hasil ucapan yang tertulis tersebut belum punya tanda baca, makanya diakhir kita hanya perlu mengeditnya. 5). Cara menyimpannya adalah dengan kita keluar nanti akan muncul save exit, close, exit. Maka pilihlah kata save exit. 6). Untuk membuka file yang telah kita save, buka aplikasi itu kembali, lalu klik tanda titik (.) berbaris tiga, dan pilih kata open file. Pilihlah file yang kita ingin kita buka.
Alhamdulillah, dengan cara membimbing dan mengarahkan guru-guru dalam memanfaatkan aplikasi VTTV ini guru merasa terbantu untuk menuliskan apa yang ingin ditulisnya. Saya juga mengingatkan, jika ingin lancar menggunakannya, ya harus dilakukan berulang-ulang. Jika ada kendala atau keraguan saya siap membantu baik melalui telepon ataupun media sosial lainnya. Melalui VTTV, menulis dengan mulut membaca dengan telinga ini beberapa guru sudah mulai mencoba menulis. Ada yang menulis pengalamannya mengajar dalam kelas, bahkan merekam bagaimana cara guru itu mengajar di kelasnya.. Agar menjadi sebuah tulisan yang baik dan enak dibaca tentu butuh latihan dan butuh bimbingan secara berkelanjutan agar membuahkan hasil sesuai yang diharapkan.