Visi Sekolah Milik Siapa?

Setiap sekolah pasti punya visi sekolah. Ada yang direviu dan disesuaikan dengan perkembangan serta kebutuhan sesuai masanya, ada yang tak pernah berubah sejak berdirinya sekolah. Sebagai  Kepala Sekolah, lebih-lebih kepala sekolah baru , sebagian besar mempunyai keinginan untuk meningkatkan kualitas sekolah yang ia pimpin agar sesuai dengan perkembangan zamannya.   >>> Kata “sebagai” bisa dihapus

Upaya memerbaiki kinerja sekolah yang memberikan layanan pada murid dan orang tua yang lebih baik dimulai dengan melihat kembali visi sekolah yang ada.   << Kalimat ini dengan kalimat tidak merupakan rangkaian yang "mulus". Ada yang terputus. Bisa dibuatkan kalimat penyambungnya>>        Beberapa pertanyaan pemantik untuk bahan renungan kepala sekolah bisa dimulai dari,     >>> Berikut ini beberapa pertanyaan sebagai pemantik renungan kepala sekolah.

Sudahkan visi sekolah berpihak pada murid?

Sudahkah visi sekolah dipahami, diyakini, dan menjadi cita, dan nafas  << serta menjadi cita dan napas >> setiap guru dan karyawan dalam setiap aktivitasnya di sekolah?

Langkah apa yang harus diambil dalam menyempurnakan visi sekolah agar semua guru dan karyawan merasa memiliki visi sekolah?  <>

Bagi kepala sekolah baru, mereviu dan mengubah visi sekolah mmerlukan energi, startegi, dan pendekatan “layang-layang”.   << Kepala sekolah baru perlu energi, strategi, dan pendekatan untuk mereviu dan mengubah visi sekolah. Pendekatan yang bisa dipakai adalah pendekatan layang-layang. >>  Pendekatan yang menggunakan keterampilan tarik ulur dalam proses perubahan visi sekolah. Diperlukan keterampilan berkomunikasi dan bersinergi dengan para senior di sekolah yang sudah merasa memiliki dan meyakini bahwa visi sekolah yang ada adalah yang terbaik.

Sinergi dapat dilakukan dengan pelibatan << melibatkan >> semua unsur sekolah untuk mengambil peran dalam menyusun visi sekolah. Pembentukan tim-tim kecil yang terdiri dari para senior, guru muda, karyawan, guru yang punya kinerja cepat, guru pembelajar, atau lainnya perlu dipetakan dan didistribusikan dalam tim kecil tersebut.  << Diperlukan tim-tim kecil yang berisi guru dari beragam kategori atau karakteristik. Dengan demikian, perlu pemetaan sesuai kategori, misalnya guru senior-guru muda, karyawan, guru pembelajar, dan kategori lainnya. >>

Setelah terbentuk tim kecil yang sesuai dengan kompetensi masing-masing  << setiap >> anggotanya, selanjutnya pemberian target reviu visi sekolah perlu diperhitungkan dengan baik agar tim bisa bekerja dengan maksimal.

Kepala sekolah sebagai pendengar, pengarah, sekaigus pelaksana perlu membaur dan menjadi pendengar yang baik dalam diskusi-diskusi tim kecil.

Hasil tiap tim diplenokan umtuk disepakati bersama. Jika semua pemegang kepentingan menyetujui hasil reviu ataupun visi yang baru, maka 50% keberhasilan terwujudnya visi sekolah sudah digenggaman.

Bagaimana dengan 50% lainnya?

Jawabannya ada dalam aksi dan pengawalan oleh pimpinan sekolah dan koordinator jenjang kelas atau bidang (jika ada di sekolah tersebut) yang akan dievaluasi setiap akhir tahun dalam rapat kerja sekolah.

Visi yang disusun dengan melibatkan semua unsur sekolah akan mebangun rasa kepemilikan dan kepedulian setiap penyusunnya untuk mewujudkannya dan mengawalnya.

Salam

Sidoarjo 14 Juni 2022

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top