Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan Menggunakan Model Problem Based Learning Siswa Kelas V Sd Negeri 01 Langgapayung Tahun Ajaran 2020 / 2021

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS V SD NEGERI 01 LANGGAPAYUNG TAHUN AJARAN 2020 / 2021

Disusun Oleh :

NURHIDAYAH LESTARI SUPIANTO, S.Pd

NIP. 199312202019032015

DINAS PENDIDIKAN

PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

UPTD. SD NEGERI 01 LANGGAPAYUNG

2021

ABSTRAK

NURHIDAYAH LESTARI SUPIANTO. NIP. 199312202019032015. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning ( PBL )SiswaKelas V SD Negeri 01 langgapayung. T.A 2020/2021

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika di kelas V SD Negeri 01 Langgapayung.
            Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Subjek penelitian adalah siswa/i V SD Negeri 01 Langgapayung sebanyak 36 orang dengan jumlah laki – laki 19 orang dan 17 orang perempuan . Objek penelitian ini adalah penggunaan Model pembelajaran Problem Based Learning. Model Pembelajaran Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pembelajaran berdasarkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujan untuk membuktikan Apakah dengan menerapkan Model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada Materi Pokok Pecahan  Di Kelas V SD Negeri 01 Langgapayung. Manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan Model pembelajaran Problem Based Learning pada materi pokok Pecahan di kelas V SD Negeri 01 Langgapayung T.A 2020/2021. Motivasi merupakan dorongan atau keinginan dari internal dan eksternal seseorang untuk mencapai tujuan yang di inginkan.
            Pada awal penelitian dilakukan penyebaran Angket Pada Kondisi Awal adalah 53,52 % dan Angket Kondisi Akhir Adalah 83,16 %. Observasi siswa pada Siklus I Pertemuan 1 motivasi belajar siswa rendah dengan rata-rata 59,54%, Siklus I Pertemuan 2 motivasi belajar siswa sedang dengan rata-rata 68,05%, Siklus II Pertemuan 1 motivasi belajar siswa tinggi dengan rata-rata 79,01% dan Siklus II Pretemuan 2 motivasi belajar siswa tinggi dengan rata-rata 82,13%. Hasil observasi kegiatan peneliti yang dilakukan oleh Wali Kelas V pada siklus I pertemuan 1 menghasilkan rata-rata 78,12% (Baik), Pada Siklus I pertemuan 2 meningkat menjadi 82,03% (Baik), Pada siklus II Pertemuan 1 nilainya adalah 82,03% (Baik) dan pada siklus II pertemuan 2 meningkat menjadi 90,62% (Baik)

Dari kegiatan pembelajaran dan analisis data penelitian yang diperoleh peneliti dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan Model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada Materi Pokok Pecahan Di Kelas V SD Negeri 01 Langgapayung. T.A 2020/2021.

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah

Pelajaran matematika cenderung dipandang sebagai mata pelajaran yang ”kurang diminati” atau ”kalau bisa dihindari” oleh sebagian siswa dan kurangnya kesadaran bahwa aliran-aliran yang ada dalam matematika mengajarkan untuk dapat berpikir lagi, rasional, kritis, cermat

, efisien dan efektif. Rendahnya kemampuan bernalar siswa dalam pembelajaran matematika terutama dalam memecahkan masalah matematika disebabkan karena dalam proses siswa kurang dilibatkan dalam situasi optimal untuk belajar.

Guru sering kali kurang memperhatikan kesesuaian penggunaan model dengan tingkat pemahaman siswa

dalam mengikuti perubahan, langkah, tahap demi tahap dalam penyampaian materi pelajaran. Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran matematika, perlunya kesesuaian penggunaan model pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif Problem Based Learning ( PBL ). Model Problem Based Learning ( PBL ) adalah model pengajaran yang bercirikan adanya pemasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memcahkan masalah serta memperoleh pengetahuan dimana mengandung arti bahwa model Problem Based Learning merupakan suasana pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan sehari-hari.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan menggunakan model Problem Based Learning dalam meningkatkan motivasi belajar matematika dengan mengangkat judul penelitian   “ Upaya meningkatkan motivasi belajar matematika dengan menggunakan model Problem Based Learning siswa kelas V SD Negeri 01 Langgapayung Tahun Ajaran 2020/2021 ”.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Belajar adalah suatu kegiatan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang tujuannya untuk menghasilkan perubahan, baik perubahan pengetahuan, pengalaman, maupun  sikap.

Menurut Uno ( 2011:1 ) motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Motivasi juga dapat diartikan sebagai proses untuk mencoba mempengaruhi orang atau orang-orang yang dipimpinnya agar melakukan pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan tujuan tertentu yang ditetapkan lebih dulu.

Menurut Soekamto ( dalam Nurulwati, 2000:10 ) mengemukan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

MenurutNurhadi (2009:16 )  Problem Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

Matematika adalah suatu ilmu yang abstrak yang menempati ruan dan angka. “Menurut Hudoyo ( dalam Murniati, 2008 : 48 ) secara singkat dapat dikatakan bahwa matemetika berkenaan dengan ide-ide, konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarki dan penalarannya deduktif.

2.2    Kerangka Berpikir

Dalam proses pembelajaran matematika keaktifan siswa dalam belajar merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran matematika. Siswa di harapkan benar-benar aktif dalam belajar matematika, sehingga akan berdampak pada ingatan siswa tentang materi pelajaran yang di ajarkan. Dalam pembelajaran inovatif, metode yang digunakan bukan lagi bersifat monoton seperti metode ekspositori atau metode ceramah, melainkan metode yang bersifat fleksibel dan dinamis sehingga dapat memenuhi kebutuhan siswa secara keseluruhan.

Pelajaran matematika cenderung dipandang sebagai mata pelajaran yang ”kurang diminati” atau ”kalau bisa dihindari” oleh sebagian siswa dan kurangnya kesadaran bahwa aliran-aliran yang ada dalam matematika mengajarkan untuk dapat berpikir lagi, rasional, kritis, cermat, efisien dan efektif. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jam mata pelajaran ini dibandingkan mata pelajaran lain. Rendahnya kemampuan bernalar siswa dalam pembelajaran matematika disebabkan karena dalam proses siswa kurang dilibatkan dalam situasi optimal untuk belajar.

Untuk itu guru hendaknya lebih menyesuaikan cara atau model pemb elajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika agar siswa dapat meningkatkan motivasinya dalam belajar. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ) yang menuntut kerjasama yang baik terhadap sesama ssiwa. Model Problem Based Learning ( PBL ) adalah model pengajaran yang bercirikan adanya pemasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memcahkan masalah serta memperoleh pengetahuan.

2.3    Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan jawaban sementara dari permasalahan yang dikaji dalam penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model Problem Based Learning ( PBL ) dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa terhadap penyelesaian materi pokok  Pecahan di kelas V SD Negeri 01 Langgapayung Tahun Ajaran 2020/2021.

BAB III

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan penggunaan model PBL dalam upaya meningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi pokok Pecahan di kelas V SD Negeri 01 Langgapayung Tahun Ajaran 2020/2021. Lokasi penelitian tindakan ini dilakukan dikelas V SD Negeri 01 Langgapayung. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah yang berjumlah 36 siswa dengan 19 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Objek penelitian ini adalah penggunaan model problem based learning dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa.

PROSEDUR PENELITIAN

Secara rinci prosedur penelitian kelas ini akan diuraikan lagi dimulai dari tahap perencanaan sampai ketahap refleksi yaitu :

  1. Perencanaan
  2. Identifikasi masalah dan perumuan masalah
  3. Merancang scenario pembelajaran, menyusun tes yang akan digunakan,menyusun pedoman observasi
  4. Menyiapkan media ( alat peraga ) untuk kegiatan pembelajaranan PBL
  5. Merencanakan personal yang akan dilibatkan dalam penelitian yakni dengan  teman mahasiswa.
  6. Merancang tes formatif.
  7. Pelaksanaan
  8. Guru melakukan apersepsi dan motivasi
  9. guru membentuk kelompok belajar yang heterogen  yakni tanpa memandang agama, ras, suku, maupum jenis kelamin.
  10. Guru menyajikan materi pokok yang akan menjadi pembahasan kelompok belajar siswa
  11. guru memfasilitasi proses pembelajaran Problem Based Learning ( PBL).
  12. Pengamatan

Guru melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran baik dalam kelompok maupun secara keseluruhan. Observasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah ditetapkan sekaligus mengetahui sejauh mana tidakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki. Peneliti juga dapat melihat kurangnya motivasi siswa dalam belajar matematika sewaktu pembelajaran berlangsung.

  • Tahap refleksi

       Tahapan refleksi dilakukan dengan mempertimbangkan pedoman mengajar yang dilakukan serta melihat kesesuaian yang dicapai dengan yang diinginkan dalam pembelajaran yang pada akhirnya ditemukan kelebihan dan kekurangan dimana jika ditemukan kekurangan maka akan dilaksankan tindakan perbaikan pada siklus II.

       Setelah siklus I dijalankan dan hasil yang dicapai belum sesui dengann yang diharapkan, maka akan dilakukan kembali tahap-tahap diatas. Pelaksanaan siklus II dilakukan setelah melakukan perbaikan-perbaikan pada rencana pembelajaran dan tindakan yang akan dilakukan dengan urutan-urutan seperti yang dilaksanakan pada siklus I.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

          Selama dalam pembelajaran Pecahan , peneliti menemukan beberapa kelemahan pada pelaksanaan siklus I, adapun kelemahan itu antara lain : 1) Ada sebagian siswa yang masih takut untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya didepan kelas. Karena kurangnya kesempatan yang diberikan guru untuk bertanya atau mengemukakan pendapat, 2) Hanya sebagian siswa yang yang mampu menguasai langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPP, Karena selama ini guru hanya menggunakan metode konvensional, sehingga siswa masih belum terbiasa dengan model pembelajaran baru. 3) Kebanyakan dari siswa lebih banyak bercerita dengan teman sebangkunya daripada menyelesaikan tugas kelompoknya. Karena guru masih kurang terampil dalam mengelola kelas.

Tabel 4.14 Rekapitulasi motivasi belajar siswa siklus I dan siklus II

Kode SiswaSiklus I Pertemuan 1Siklus I Pertemuan 2Siklus II Pertemuan 1Siklus II Pertemuan 2Keterangan 
0159,3771,8778,1281,25Meningkat 
0256,2556,257578,12Meningkat 
0362,562,578,1281,25Meningkat 
0456,2556,257578,12Meningkat 
0559,3759,3778,1281,25Meningkat 
0665,6278,1284,5787,5Meningkat 
077587,590,6293,75Meningkat 
0843,7543,7568,7568,75Tidak Meningkat 
0981,2590,6293,7596,87Meningkat 
1059,3771,8778,1281,25Meningkat 
1156,2562,57578,12Meningkat 
1243,7543,757575Tidak Meningkat 
1359,3768,7578,1281,25Termotivasi 
1443,7543,757575Tidak Meningkat 
15505071,8775Meningkat 
1659,377578,1281,25Meningkat 
1759,3759,377578,12Meningkat 
1846,8759,3771,8775Meningkat 
1959,3771,8778,1281,25Meningkat 
2062,571,8781,2584,57Meningkat 
2156,2568,757578,12Meningkat 
2265,6281,2587,590,62Meningkat 
2365,6278,1284,5787,5Meningkat 
2462,578,1284,5787,5Meningkat 
2562,571,8784,5787,5Meningkat 
2656,2568,7581,2584,57Meningkat 
2753,1271,8778,1281,25Meningkat 
28505068,7571,87Meningkat 
2956,2556,2571,8775Meningkat 
3062,581,2581,2584,57Meningkat 
3181,2590,6293,7593,75Meningkat 
32505071,8775Meningkat 
3362,581,2581,2584,57Meningkat 
3478,1284,5790,6293,75Meningkat 
3559,3771,8778,1281,25Meningkat 
3662,581,2584,5787,5Meningkat 

Dari tabel di atas dapat di gambarkan hasil keseluruhan dalam bentuk grafik 4.4 di bawah ini:

Grafik 4.4 Perbandingan rekapitulasi motivasi belajar siswa

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

       Berdasarkan penelitian yang disajikan pada BAB IV maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

  1. Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ).
  2. Model pembelajaran Kooperatif Problem Based Learning ( PBL ) sangat tepat digunakan pada mata pelajaran Matematika khususnya dalam Materi pokok Pecahan.
  3. Secara garis besar model pembelajaran Kooperatif Problem Based Learning ( PBL ) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal itu tampak dari persentase hasil Angket Motivasi Belajar siswa pada kondidsi awal terlihat meningkat  dari 53,52 % menjadi 83,16 % pada kondisi akhir.

       Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

  1. Disarankan kepada guru untuk menggunakan model pembelajaran Kooperatif Problem Based Learning ( PBL ) pada mata pelajaran Matematika untuk meningkatkan motivasi belajar para siswa.
  2. Disarankan kepada kepala sekolah untuk mengembangkan atau melatih para guru untuk terampil menggunakan berbagai metode pembelajaran terutama metode pembelajaran Kooperatif Problem Based Learning ( PBL ).

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bahri, Syaiful. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka cipta.

Dewi, Rosmala. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Pasca sarjana Unimed.

Dimyati, Mujiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung:Bumi Aksara.

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Media Persada

Kurniasih. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kata Pena.

Murniati, Endyah. 2008. Kesiapan Belajar Matematika di Sekolah Dasar. Surabaya: SIC

Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Aswajaya Pressindo.

Nurhadi, dkk. 2009. Pembelejaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negri Malang.

Nurulwati. (2000). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan

ModelPembelajaran.(online).http://tricepti4042.blogspot.com/Diakses 23-03-2016.

Saleh, Marhamah. 2013. Strategi Pembelajaran Fiqh dengan Problem Based Learning. Jurnal Ilmiah Didaktika. Vol. XIV No.I. Agustus 2013

Sanjaya,Wina. 2012. Strategi Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Sardiman. 2011. Interaksi Motivasi dan Belajar Mengajar. Jakarta: Putra utama Offset.

Sohimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Arruzz media.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Suyanto. 2009. Metodologi dan aplikasi. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, edisi 4. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Uno, Hamzah. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Wisudawati, Asih. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top