TIPS MENGAJAK REKAN BERBAGI PRAKTIK BAIK
Saat saya mengikuti program PPMB di JSMB ada satu proses dimana saya harus melakukan praktik gerak level 1. Pada praktik gerak level 1 ini saya diharuskan mengajak rekan untuk berbagi praktik baik, sayapun sangat semangat untuk segera mengajak rekan untuk membagikan praktik baiknya.
Namun ternyata sangat sulit untuk mengajak rekan untuk berbagi praktik baik, berbagai alasan dilontarkan oleh rekan saya. Dari mulai alasan tidak ada waktu, bingung, bahkan ada yang terang-terangan mengatakan malas.
Namun tentu tidak ada yang tidak mungkin ketika kita terus berusaha. Pada tulisan ini saya ingin berbagi pengalaman bagaimana saya mengajak seorang rekan hingga berhasil melakukan kegiatan berbagi praktik baik. Harapannya langkah-langkah yang pernah saya lakukan ini bisa menginspirasi bagi rekan-rekan yang ingin menngajak orang lain untuk berbagi praktik baiknya.
Seperti yang saya sampaikan di awal, bahwa tidak semudah yang dibayangkan untuk mengajak rekan-rekan untuk berbagi praktik. Pada saat saya mengajak rekan berbagi praktik baik, awalnya mereka menolak dengan berbagai alasan, mulai dengan alasan tidak bisa, belum pernah, tidak ada waktu, takut salah, bahkan ada yang terang-terangan mengatakan malas.
Tantangan lain yang saya hadapi adalah karena ini pengalaman pertama saya untuk mengajak rekan untuk berbagi praktik baik, masih bingung juga cara yang tepat untuk mengajak orang lain agar mau berbagi praktik baiknya tanpa banyak penolakan dan alasan.
Demi tercapainya tujuan saya di praktik gerak level 1 ini, akhirnya saya melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Selalu menyimak WA grup dan telegram, untuk membaca arahan dari para pembimbing di program PPMB, dan membaca komentar atau pengalaman dari teman-teman pada program ini.
Dalam kegiatan ini saya mendapatkan banyak ilmu dan semangat untuk bisa melakukan praktik baik level 1.
2. Mengikuti seluruh kegiatan yang diadakan oleh team PPMB, termasuk kegiatan webinar pengarahan praktik gerak level 1.
3. Mempelajari langkah-langkah yang harus dilakukan di praktk gerak level 1 melalui modul dan webinar.
Modul dan webinar membuat langkah saya semakin jelas untuk bergerak dan menggerakkan rekan.
4. Mencoba mempraktikkan setiap arahan dari modul dan pembimbing.
5. Mengadakan challenge menulis praktik baik untuk para guru.
Pada suatu waktu di sebuah rapat koordinasi mingguan, saya bercoba berbagi praktik baik dengan menggunakan konsep ATAP, di akhir rapat saya bertanya, apakah dengan konsep ATAP ini bapak dan ibu lebih mudah untuk menceritakan atau menulis praktik baik yang pernah dialami di kelas? Rekan-rekan saya menjawab iya, sangat memudahkan. Sehingga setelah itu saya membuat challenge untuk para rekan untuk menuliskan praktik baiknya dengan konsep ATAP
6. Mengajak rekan guru yang merespon challenge untuk berbincang lebih mendalam tentang pengalaman praktik baiknya.
Dari sekian banyak guru, memang hanya sedikit satu saja yang merespon challenge yang saya buat, namun saya tidak patah semangat, segera saya melakukan komunikasi intens dengan rekan guru yang merespon challenge saya.
7. Mendengarkan harapan dan keresahan rekan guru yang merespon challenge
Setelah saya berbincang dengan rekan guru, ternyata dia memiliki pengalaman yang cukup menarik, namun dia bingung untuk menuliskannya, apalagi untuk berbagi dan berbicara di depan umum. Tidak percaya diri dan takut salah menjadi alasannya.
8. Meyakinkan dan memberi dukungan pada rekan
Setelah saya mendengarkan harapan dan keresahan rekan, saya meyakinkan bahwa cerita dia sangat menarik dan harus dibagikan ke rekan guru lainnya, saya juga meyakinkan bahwa dia bisa melakukan itu dan saya akan membantu sampai acara selesai.
9. Membantu rekan menuliskan pengalamannya
Karena rekan guru bingung untuk memulai tulisannya, saya membantu untuk membuat sebuah tulisan dengan judul “Guru Percaya, Murid Bicara”. Awalnya saya membantu menulis satu paragraph, kemudian saya meminta rekan untuk melanjutkan tulisan itu sesuai dengan pengalamannya. Di akhir kami melakukan pengecekan dan editing bersama-sama, hingga menjadi sebuah tulisan praktik baik.
10. Merencanakan praktik gerak level 1
Dalam kegiatan praktik gerak level 1 ini, saya mencoba menjadi fasilitator untuk membantu dan mendukung rekan untuk mau berbagi praktik baik yang sudah dituliskannya. Setelah tulisan jadi, saya merencanakan untuk membuat sesi berbagi praktik baik untuk rekan. Rekan sangat ragu karena tidak berani berbicara di depan umum, sehingga saya berfikir dan menemukan cara, yaitu dengan cara kuliah whatsapp, saya menawarkan rekan saya untuk berbagi praktik baiknya melalui WA grup yang akan dibuat khusus untuk sesi dia berbagi. Rekan guru ini setuju dan sangat bahagia.
Maka langkah selanjutnya kami mulai membuat flayer untuk kegiatan berbagi praktik baik, share flayer ke berbagai grup whatsapp, serta membuat grup khusus untuk kegiatan ini.
Selain tulisan saya juga meminta rekan untuk membuat voice note tentang praktik baiknya ini, sehingga saat kegiatan berlangsung, selain tulisan, ada juga rekaman suara yang bisa disimak oleh para peserta.
11. Mendampingi hingga selesai
Tiba saatnya kegiatan berbagi praktik baik melalui grup WA yang sudah dibuat sebelumnya. Alhamdulillah kegiatan ini dihadiri tidak hanya peserta dari Bandung, tetapi juga hadir dari Banten dan Kalimantan, tentunya rekan saya sangat senang. Selain itu kegiatan berjalan sangat lancer dan mendapatkan respon yang sangat baik dari para peserta. Peserta sangat antusias, dan aktif, namun tetap tertib sesuai dengan kesepakatan awal. Begitu serunya kegiatan berlangsung, hingga peserta meminta tambahan waktu untuk berdiskusi, dari waktu yang telah ditentukan. Di akhir sesi para peserta diminta membuat umpan balik, dan umpan baliknya luar biasa sangat menarik. Sehingga pada kegiatan ini rekan guru sangat senang, dan ingin mencoba berbagi praktik baik secara offline.
12. Memberikan apresiasi
Setelah kegiatan selesai, saya memberikan apresiasi kepada rekan atas keberhasilannya dalam berbagi praktik baik. Namun sebaliknya, rekan sangat berterima kasih, dan meminta saya untuk kembali membantu membuat tulisan dari praktik baiknya yang lain. Kebahagiaaan rekan saya juga terlihat dari keinginannya berbagi praktik baik di forum offline, padahal sebelumnya dia sangat tidak percaya diri.
13. Melakukan tindak lanjut
Karena rekan menginginkan berbagi praktik baik secara offline, maka saya memfasilitasi rekan guru ini untuk berbagi di sesi rapat mingguan. Selain harapan rekan guru ini tercapai, ternyata sesi ini menghadirkan calon penggerak kembali, dimana ada seorang guru, yang tiba-tiba mengirimkan sebuah praktik baiknya kepada saya via WA, dan dia menyampaikan harapannya untuk bisa berbagi seperti rekan guru yang sebelumnya.
Dari pengalaman ini, saya bisa mengambil pelajaran, bahwa mengajak orang lain untuk bergerak memang tidak mudah, namun bukan tidak mungkin atau tidak bisa. Saya juga belajar bahwa agar kita bisa mengajar orang lain untuk bergerak, sebelumnya kita harus belajar, bergerak atau memberi contoh, baru kemudian mengajak orang lain. Selain itu, kita juga harus mempelajari terlebih dahulu harapan, keresahan, dan cara yang tepat untuk membantu orang lain untuk bergerak sesuai dengan kapasitasnya. Setelah ada orang yang berminat, segera kita beri dukungan dan bantuan sesuai dengan kapasitasnya. Seperti halnya yang saya lakukan kepada rekan saya, dia tidak berani bicara di depan umum, maka saya ajak dia bercerita di WA grup saja, dengagn ini rekan saya menjadi lebih percaya diri, bahkan menjadi berani untuk berbagi dengan rekan lainnya secara offline. Saya berharap pengalaman yang saya bagikan ini, bisa menginspirasi rekan-rekan lain untuk terus mengajak bergerak.