Tingkatkan Interaksi Peserta Didik Dengan Pembelajaran Vibal (Viral Issue Based Learning) Dan mentimeter.com

Oleh : Sholahuddin Al Ayubi

Kondisi awal pandemi lalu menuntut semua pihak untuk cepat beradaptasi. Interaksi secara langsung berganti menjadi interaksi tatap maya. Pemanfaatan media digital menjadi keniscayaan. Pada satu sisi mendorong percepatan industry 4.0 dan society 5.0 diterapkan semua kalangan, tidak terkecuali pada dunia pendidikan. Namun di sisi lain, perbedaan kecepatan dalam beradapatasi menjadi kendala dalam transisi budaya.

Kondisi umum dimana peserta didik mengalami kejenuhan dalam mengikuti proses belajar-mengajar tatap maya berdampak pada kegalauan orang tua dalam melakukan pendampingan. Tak jarang ditemukan laporan orang tua yang merisaukan bentuk pelarian kejenuhan anaknya dalam belajar dengan mengakses situs-situs dan aplikasi-aplikasi digital yang kurang mendidik. Rendahnya interaksi peserta didik selama KBM tatap maya juga berdampak pada meningkatnya tingkat stres para pendidik. Butuh terobosan dalam menyikapi kondisi ketidakmampuan ini.

Dr. Resthie Rachmanta Putri, M.Epid. mengatakan bahwa secara psikologis, usia remaja 10–17 tahun pada dasarnya sedang dalam tahap senang meniru dan mengikuti hal-hal yang dianggap keren atau menantang. Issue yang viral di dunia maya akan cepat menjadi perhatian remaja. Hal ini jika tidak mendapat pendampingan yang layak, dikhawatirkan akan menimbulkan dampak buruk bagi remaja dalam meresponnya.

Bertolak dari pendapat di atas, penulis mencoba merumuskan suatu model pembelajaran yang mengintegrasikan ketertarikan anak menjadi sarana pemantik pembelajaran. Model ini dinamai VIBaL (Viral Issue Based Learning) yang bermakna pembelajaran berbasi isu-isu yang sedang viral di kalangan remaja. Dengan menghadirkan pembelajaran yang kontekstual, diharapkan minat dan peran serta peserta didik optimal terekspresikan karena adanya ikatan emosional dengan konsern mereka di kehidupan sehari-hari.

Melalui Model Pembelajaran VIBaL, guru mengajak peran serta peserta didik untuk mencoba secara bijak merespon informasi-informasi viral yang sedang menjadi perbincangan publik, khususnya kalangan remaja. Prasyarat suksesnya model ini terletak pada kekuatan pemahaman konsep materi. Dengan pemahaman tersebut, peserrta didik diajak berkolaborasi merespon isu-isu viral yang menjadi konsern rekan sebayanya, baik secara nasional maupun internasional. Pembelajaran akhirnya menjadikan implementasi pribadi sebagai target utama. Guru harus menuntun siswa2 menguatkan Budi pekerti yang menjadi nilai-nilai luhur bangsa dalam kehidupan sehari-hari. Menghamba pada siswa dengan memberi mereka ruang bermain agar bisa menunjukkan kemampuannya merespon isu-isu viral secara ilmiah. Sejalan dgn nilai dan peran guru bahwa pendidik haruslah kolaboratif dan senantiasa berpihak pada murid sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya.

Sebagai pemantik interaksi peserta didik, penulis mengkombinasikan Model Pembelajaran VIBaL dengan platform Mentimeter. Metimeter.com adalah platform semisal google form dan kahoot, berfungsi sebagai alat bantu saat presentasi, termasuk saat pembelajaran. Aplikasi yang digunakan audiens/siswa agar dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan. Diantara fungsinya adalah : membuat quiz, polling, voting, brainstorming sebelum dan atau disela-sela presentasi, tanya-jawab, refleksi diri, dan lain sebagainya.

Kombinasi media Mentimeter.com dan Zoom berfungsi diantaranya : 1) menstimulus emosi siswa agar terpacu secara optimal saat pembelajar; 2) menciptakan pembelajaran yang interaktif; 3) memberi ruang peran serta siswa selaku subjek pembelajaran; 4) membantu siswa mengorganisasikan pengetahuannya; 5) membantu siswa memahami materi; 6) menghadirkan pembelajaran yang riil sesuai dengan pengalaman yang dialami siswa.

Berdasarkan hasil refleksi di akhir pembelajaran baik secara lisan maupun olahan data, serta berdasarkan jurnal kolaborator, dapat disimpulkan ada peningkatan kualitas belajar dengan model pembelajara VIBaL dan media Mentimeter.com. Meskipun masih ada siswa yang belum terlihat aktif, sehingga perlu pendekatan khusus sesuai kebutuhannya. Berdasarkan uji efektifitas menggunakan Skala Likert, didapat hasil sebagai berikut : tingkat kemudahan siswa dalam memahami pembelajaran sekita 79%, untuk indikator efektifitas penggunaan model VIBaL terhadap materi yang diajarkan sebesar 87%, dan dicapai 80% tingkat keaktifan siswa selama pembelajaran.. Sebagai catatan perbaikan, perlu dikembangkan lagi Model VIBaL dengan menggunakan varian media dan atau pendekatan yang berbeda. Bahkan tidak menutup kemungkinan jika model ini diterapkan pada projek penguatan pelajar Pancasila. Diharapkan kemerdekaan siswa dalam belajar yang sesuai kodratnya dapat lebih maksimal tercapai.

Laporan kegiatan ini dapat diakses di link : https://youtu.be/b2-sjGmO2jk

Proses penggalian wawasan peserta didik terhadap materi yang akan diajarkan
Diskusi isu viral terpilih untuk kemudian dijadikan sebagai landasan penguasaan materi

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top