The Power Of Afirmasi Positif: 15 Menit “Mengikat” Perhatian Siswa

Diam, menunduk, dan bicara saat ditanya saja, itulah sebagian besar sikap murid di kelas saat pertemuan pertama. Entah karena takut dengan saya atau memang belum merasa nyaman dengan saya karena baru pertama kali mengajar mereka di kelas XI. Jujur saja, saya lebih suka jika suasana kelas riuh dengan tanya jawab dan banyaknya langkah saya yang tercatat pada jam kesehatan yang melingkar di pergelangan tangan kiri saya. Kenapa? karena dalam setiap pertemuan, saya sering memberi kegiatan yang melibatkan semua murid untuk berkolaborasi sehingga mereka pasti akan sibuk saling berdiskusi. Saat murid sibuk dengan kegiatannya, saya akan berkeliling mengunjungi tiap kelompok untuk menanyakan progress dan terkadang turut dalam diskusi yang mereka lakukan.

Terinspirasi dari buku Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan karya Bobbi De Porter yang pernah saya baca beberapa tahun silam mengenai AMBAK, murid akan lebih mudah menyerap fakta, konsep, prosedur dan prinsip sebuah ilmu jika disajikan dengan cara yang menyenangkan dan berkesan. Pola tersebut terangkum dalam konsep AMBAK  (Apa Manfaatnya Bagiku). Guru berperan sangat penting dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan tersebut. Sebagai pengajar mata pelajaran Kimia dengan berbagai kompleksitas materinya, saya berharap murid saya bisa tetap antusias dalam proses pembelajaran. Saya juga berharap murid dapat mengambil manfaat ilmu pengetahuan Kimia bagi kehidupan sehari-hari dan juga mampu menumbuhkan sikap belajar positif seperti disiplin, pantang menyerah, kolaborasi  dan kejujuran.

Untuk mencapai harapan sikap belajar positif, saya melakukan identifikasi awal melalui observasi saat sesi tanya jawab kelas di awal pelajaran dan survei melalui isian form untuk mengidentifikasi hambatan yang dimiliki murid. Setelah melakukan survei awal ditemukan sebuah tantangan, ternyata sebagian besar murid merasa bahwa Kimia itu sulit dan mereka tidak memahami sebagian besar materi yang didapatkan di kelas sebelumnya sehingga kekhawatiran tersebut muncul kembali saat memasuki kelas 11 dengan materi yang semakin kompleks dan juga pengajar yang baru mereka kenal. Berdasarkan jawaban dari survei, saya menyimpulkan bahwa murid butuh dipahami kebutuhannya akan suasana kelas yang kondusif dan pemberian afirmasi positif di awal pembelajaran. Sepertinya langkah awal yang harus saya lakukan adalah mengubah mindset atau pola pikir dari “Kimia itu sulit” menjadi “Kimia itu mudah dan menyenangkan”. Untuk bisa menyajikan pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan, saya berharap bisa menumbuhkan komunikasi efektif dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk memastikan penyampaian informasi sampai dengan sebaik mungkin. Komunikasi efektif ini bukan hanya antara guru dan murid, tapi juga antara murid dan murid.

Merujuk pada konsep Non-Violent Communication (NVC) yang dikemukakan oleh Dr. Marshall B. Rosenberg, seorang psikolog, penulis, guru, dan ahli komunikasi asal Amerika, ada 4 Strategi Komunikasi yang bisa dilakukan untuk mencapai komunikasi efektif, yaitu:

1. Observasi keadaan (mengamati apa yang terjadi)

2. Perasaan/emosi (berusaha mengerti apa yang mereka rasakan)

3. Kebutuhan (mencoba mengetahui apa yang mereka butuhkan)

4. Permintaan (mengakomodir permintaan mereka)

Saya mulai menerapkan strategi NVC pada pembelajaran di kelas terutama di setiap awal pembelajaran untuk memastikan kami (saya dan murid) mampu membangun hubungan emosional yang baik selama pembelajaran, sehingga seberat atau sekompleks apapun materi yang dipelajari, murid tetap merasa antusias. Ke-empat strategi tersebut secara sederhana saya praktikkan dalam dua kegiatan, yaitu:

1. Stimulasi.

Mengawali pembelajaran dengan memberi pertanyaan seputar keseharian murid (diluar konteks pembelajaran Kimia). Kegiatan ini dilakukan maksimal 15 menit saja untuk “mengikat” perhatian murid.

Berikut beberapa contoh pertanyaan yang pernah saya ajukan sebagai stimulus:

– “Kamu terlihat bersemangat sekali pagi ini, sarapan apa hari ini?” (ditanya secara acak ke beberapa murid)

– “Bekal apa yang kamu bawa untuk makan siang hari ini?”. biasanya lanjutkan dengan, “Kamu sudah berterima kasih ke Ibu mu belum?”. Pertanyaan berlanjut ke murid lain secara acak.

– “Coba kamu beri afirmasi positif salah satu teman sekelasmu pagi ini”. Biasanya saya akan memberi contoh awal, misal “Halo Bima, kamu semakin hari terlihat bersemangat saat pelajaran Kimia”. Bima akan melanjutkan memberi afirmasi positif kepada murid lain dan seterusnya. Pertanyaan ini bisa dilanjutkan dengan “Bisa kamu ungkapkan kenapa kamu terlihat semakin bersemangat akhir-akhir ini?” dan seterusnya.

Kegiatan sederhana tersebut sebagai cara untuk memahami keadaan dan perasaan murid. Murid merasa diperhatikan bukan hanya dari sisi pengetahuan saja. Hubungan emosional positif sangat mudah terjalin dengan kegiatan tersebut.

2. Afirmasi Positif 

Afirmasi adalah kalimat yang ditujukan untuk mempengaruhi pikiran sadar, sehingga pada gilirannya akan berdampak pada perilaku, pola pikir, kebiasaan dan lingkungan. Sikap guru di kelas secara tidak langsung berperan dalam membentuk kebiasaan dan pola pikir murid yang secara umum masih membutuhkan external motivation dalam proses menumbuhkan sikap belajar yang positif.

Setelah mendapat perhatian seluruh murid, saya memulai kegiatan pembelajaran dengan rasa senang dan murid juga akan merasa nyaman memulai pembelajaran apapun bentuk kegiatan yang akan kami lakukan. Ada momen dimana murid menemui kesulitan memahami materi atau mengkonstruksi suatu informasi pada saat pembelajaran. Hal tersebut sangat wajar dan disinilah tugas saya sebagai guru untuk memberi motivasi supaya ritme dan antusiasme kelas tidak turun. Cara sederhana yang saya lakukan adalah memberi arahan dan diakhiri dengan memberi afirmasi positif seperti:

– “Mudah kan?”

– “Nah, kamu bisa. Coba bantu temanmu”

– “Tenang saja, ini akan mudah kok materinya”

– “Bagaimana? Sudah bisa kita lanjutkan ke level selanjutnya?”  

Langkah sederhana yang saya coba tersebut ternyata mampu menciptakan suasana kelas yang sangat kondusif. Bahkan dengan kompleksitas materi yang murid pelajari, tanpa mereka sadari mampu dipahami dengan cukup baik. Untuk mengetahui apa yang murid rasakan sesuai dengan apa yang saya rasakan, dalam setiap bulan atau setiap akhir materi, murid akan melakukan refleksi terkait pengalaman belajar mereka dalam kurun waktu tertentu.

Menutup tulisan ini, berikut refleksi dari beberapa murid menjelang akhir semester:

Perasaan saya selama mengikuti pelajaran Kimia pada bulan July – Oktober…karena…

“Senang, karena di dalam pelajaran Kimia sekarang ini walaupun sulit terasa lebih mudah dan pembelajarannya pun dilakukan secara bertahap dan perlahan selain itu juga selain itu pada pembelajaran ini diutamakan sikap dan kejujuran” (Bunga A, kelas 11-A)

“Senang, karena masih diberi kesempatan untuk belajar, dan mengeksplor kemampuan” (Tipta, kelas 11-B)

“Senang karena saya merasa bahwa Kimia itu tidak sesulit yang dibayangkan” (Ni’mah, kelas 11-A)

Hal yang paling saya sukai saat belajar Kimia adalah…

“Suasana pembelajaran menyenangkan” (Muammar, kelas 11-A)

“Penjelasan dari Bu Santi mudah dipahami. Trus suasana kelasnya juga mendukung. Jadi asyik belajar kimia :)” (Rahma, kelas 11-C)

“Saat pembelajaran dan pemaparan tentang hal yang baik dan buruk mengenai di luar pelajaran tentang sikap dan kesopanan dan lain-lain” (Bunga A, kelas 11-A)

“Bu Santi asik dan suka bercanda saat mengajar namun serius, penjelasan lebih muda dipahami, boleh bekerjasama dengan teman saat latihan biasa” (Jahrotul, kelas 11-C)

“Mengisi teka teki, dan saat akan belajar materi baru Bu Krisanti bilang ” ini mudah nak” (Anggi,  kelas 11-C)

Perubahan yang saya rasakan selama belajar Kimia sejak awal semester hingga saat ini adalah…

“Saya jadi semangat pada saat ada pelajaran Kimia karena terkadang pada awal pelajaran diselipi kata-kata motivasi dari guru yang mengubah mindset saya” (Laila, kelas 11-A)

“Jadi tau tentang banyak hal” (Yohanes, kelas 11-C)

“Saya merasa kemampuan saya bertambah atau dalam artian saya lebih mengerti dengan materi” (Citra, kelas 11-B)

“Saya dapat merasakan bahwa pelajaran Chemistry tidak sesulit yang saya pikirkan” (Aulya,  kelas 11-C)

“Seru, karena membuat banyak rasa ingin tahu” (Juwita, kelas 11-B)

“Awalnya saya kira Kimia itu sangat susah dan sangat tidak saya sukai tapi perlahan saya suka dengan pelajaran Kimia” (Dhiya, kelas 11-A)

“Perubahan yang saya rasakan adalah saya mulai berani untuk mencoba menjawab pertanyaan guru walaupun salah dan mulai berani bertanya kepada guru ketika tidak memahami materi. Pada awal semester saya belum berani untuk bertanya” (Jihan A,  kelas 11-B)

Selain ilmu pengetahuan, hal lain yang saya dapatkan selama proses pembelajaran adalah…

“Dapat menghargai waktu” (Pinola,kelas  11-B)

”Motivasi dan semangat” (Naufal, kelas 11-B)

“Perjuangan dan tidak boleh mudah menyerah saat melakukan sesuatu” (Herland, kelas 11-B)

“Selalu mengerjakan semaksimal mungkin dan menikmati prosesnya dan mendapatkan banyak motivasi belajar” (Dinda, kelas 11-C)

“Kesabaran untuk menyelesaikan suatu soal yang diberikan, ketelitian, menghargai proses, dan tentunya menghargai dan menerima nilai yang kurang memuaskan, dll” (Agnesia, kelas 11-C)

“Semakin saya belajar kimia saya semakin mengetahui dan mensyukuri ternyata Tuhan telah menciptakan segala sesuatu dengan luar biasa” (Juwita, kelas 11-B)

“Ilmu lain yang disampaikan guru sebelum pelajaran dimulai” (Nindia, kelas 11-B)

“Motivasi untuk membangkitkan semangat belajar, serta motivasi yang berasal dari pengalaman ibu guru” (Naila, kelas 11-B)

Hal yang memotivasi saya untuk bisa senang belajar Kimia adalah…

” Mengetahui kalau pelajaran kimia itu menyenangkan” (Herland, kelas 11-B)

“Saya terus berpikiran bahwa Kimia itu menyenangkan😇” (Rahma, kelas 11-C)

“Selalu berfikir positif bahwa Kimia itu mudah” (Dzaki, kelas 11-A)

“Semakin cepat bisa, semakin cepat pula membantu orang lain (dalam pelajaran Kimia)” (Tasya, kelas 11-C)

“Diberi pesan positif dari guru” (Retno, kelas 11-C)

”Guru yg mengasikan dan yang mudah memahami” (Alfeus, kelas 11-C)

“Karena dengan belajar Kimia lebih mengetahui tentang konsep kehidupan sains, dan juga terdapat pemahaman baru yang menimbulkan banyak pertanyaan, dan saya memiliki minat untuk cari tahu hal itu” (Juwita, kelas 11-B)

“Bu Santi said “Kimia itu mudah”. Lebih baik cuma mengerjakan 5 soal dari 10 soal dan kalian paham, daripada dapat mengerjakan ke10 soal nya namun kalian tidak paham” (Jahrotul, kelas 11-C)

“Kunci dari kehidupan yang sehat dan bahagia adalah hubungan yang baik” (Robert J. Waldinger).

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top