Awal mula turunnya minat belajar dibarengi dengan turunnya hasil belajar kognitif murid terhadap IPA kemudian saya melakukan analisis kebutuhan murid melalui angket untuk mengidentifikasi gaya belajar dan minat murid. Disini saya menganalisis angket gaya belajar dan angket minat yang sudah saya bagikan sebelumnya kepada murid untuk diisi dengan jujur dan digunakan untuk mengetahui presentase gaya belajar dan minat belajar murid terhadap IPA di Kelas VII serta ide ini muncul juga tak lepas dari banyak membaca referensi buku dan jurnal. Dari kasus ini, saya sebagai guru bertanggung jawab atas permasalahan yang dihadapi murid dan berpikir untuk memilih media dan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan gaya belajar dan kebutuhan murid sehingga nantinya diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar murid. Saya sempat mengalami keresahan apakah nantinya model dan media yang digunakan akan cocok untuk murid karena persiapan guru dan murid yang cukup lama sehingga sebelum menemukan pembelajaran yang cocok ini saya sempat menerapkan beberapa model dan strategi pembelajaran lain yang memfasilitasi gaya belajar visual murid. Akhirnya pilihan terakhir saya adalah komik SSI karena dapat membuka dialog diskusi dan suasana kelas lebih hidup daripada hanya sekedar membuat mind mapping saja. Ternyata komik saja tidak cukup karena perlu adanya materi yang dikaitkan dengan isu social ilmiah agar siswa melek terhadap sains sehingga akan meningkatkan keterampilan proses sains (KPS). Diharapkan nantinya berdampak pada peningkatan prestasi belajar dan minat belajar siswa akan bertahan lebih lama.
Hambatannya adalah murid lambat diajak berpikir cepat sehingga mereka membutuhkan waktu cukup lama untuk memahami dan menjawab pertanyaan dalam LKPD terkait cerita dalam komik. Solusinya adalah siswa harus sudah siap untuk belajar. Hal ini dapat dilakukan dengan mengawali membaca komik terlebih dahulu pada minggu sebelumnya. Selain itu, pada saat pembuatan komik butuh waktu cukup lama. Pengalaman ini merupakan hal yang seru bagi saya ketika menghadapi kendala tersebut, saya tidak menyangka jika metode windows shopping dengan komik SSI dapat mengaktifkan diskusi hampir semua murid dan respons murid cukup positif terhadap pembelajaran.
Cerita dialog di komik mendorong murid terampil bercerita baik dalam diskusi kelompok kecil/asal atau saat berdiskusi dengan kelompok lain saat kunjungan. Model Pembelajaran PBL dengan metode windows shopping menggunakan komik berbasis SSI dilakukan selama tiga kali pertemuan dan setiap pertemuan menghabiskan waktu 3JP. Langkah-langkah setiap pertemuan menggunakan sintaks model PBL yang didalamnya dimasukkan metode windows shopping yaitu (1) Orientasi murid pada masalah dengan menampilkan fenomena alam, (2) mengorganisasikan untuk belajar (3) membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada fase ini, murid dalam kelompoknya berdiskusi menyiapkan karya untuk windows shopping dengan cara :
- Mengubah laporan hasil diskusi di LKPD dalam bentuk naskah drama sesuai dengan topik
- Hasil penyelesaian naskah drama ditulis dalam selembar kertas karton (dalam kegiatan ini guru memberikan bimbingan seperlunya)
- Hasil laporan diskusi tiap kelompok kemudian dipajang di dinding kelas, kegiatan ini ibaratnya membuka toko/ panggung di mall sedangkan hasil naskah drama dibawa oleh penjaga toko (siswa yang akan memerankan tokoh dalam drama)
- Masing-masing kelompok dilakukan pembagian tugas, ada 2/3 orang anggota kelompok mempunyai tugas sebagai penjaga toko/pemeran drama dan lainnya berjalan-jalan untuk mengunjungi toko kelompok lain (sebagai penonton yang bertugas memahami dan mencatat isi drama).
- Peserta yang bertugas sebagai penjaga toko diharapkan mampu memberi penjelasan lewat dialog drama kepada anggota kelompok lain yang berkunjung dan membutuhkan penjelasan terkait penyelesaian tugas yang dipajang.
- Aktivitas dialog dalam drama dinyatakan selesai maka bagi anggota kelompok yang bertugas berkunjung pada kelompok lain berhak mendapat penjelasan, memberi masukkan dan melakukan koreksi terhadap pekerjaan kelompok yang dikunjunginya. Kelompok yang berkunjung mencatat pekerjaan kelompok yang dikunjungi dan murid sebagai pengunjung memberikan reward bintang sebagai ungkapan rasa terima kasih ketika penjelasan yang diberikan oleh para penjaga toko memuaskan.
- Ketika pengunjung/penonton sudah puas terhadap penampilan dan penjelasan dari penjaga toko/pemeran tokoh drama maka dapat berpindah ke kelompok/ ke toko lain sesuai dengan yang dilakukan sebelumnya saat kunjungan pertama
- Jika putaran pertama selesai bisa dilanjut putaran kedua dan ketiga yaitu berganti peran dan menyesuaikan dengan waktu yang ditentukan. Setelah waktu yang telah ditentukan selesai, masing-masing anggota yang berkeliling diminta untuk kembali ke kelompok asal, dan anggota kelompok bertukar informasi berdasarkan hasil kunjungan yang telah dilakukan.
(5) menganalisis dan mengevaluasi proses penyelesaian masalah. Perbedaan dari setiap pertemuan adalah media pembelajaran yang digunakan dan sub topik yang berbeda pada materi yang sama. Pertemuan pertama menggunakan media poster, pertemuan kedua menggunakan mind mapping, dan pertemuan ketiga menggunakan pentas drama agar terdapat variasi. Persamaannya adalah sama-sama menggunakan model PBL, metode windows shopping, dan bahan ajar komik berbasis SSI.
Pelajaran yang dapat diambil adalah jika guru dan murid mau berusaha sungguh-sungguh, termotivasi untuk belajar dan yakin akan kemampuannya maka akan berhasil tujuan pembelajaran yang diharapkan. Komentar dari murid terhadap pembelajaran adalah mereka suka membaca komik karena penuh gambar berwarna dan dialog sesuai dengan bahasa mereka. Selain itu keseruan saat pentas drama dan membuat poster sederhana dimana murid memiliki peran masing-masing. Kedepannya saya ingin mengembangkan kemampuan murid berliterasi sains menjadi sebuah pembiasaan yang akan saya wujudkan dalam klub bermain sains dengan memanfaatkan pojok bermakna dalam menerapkan kurikulum merdeka.