“Perubahan karakter Anak menjadi baik karena Guru Memahami Latar Belakang dan Penyebabnya”
Konsep Merdeka Belajar dapat dimaknai sebagai kemerdekaan berpikir dan bertindak dalam wilayah pendidikan,terutama wilayah pembelajaran yang inti tugas seorang guru.Ketika kebebasan diartikan sebagai kebebasan guru dalam berpikir,bagaimana cara pembelajaran yang baik dan menarik,solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan yang muncul,metode dan pendekatan yang tepat dalam proses pembelajaran,pembelajaran stategi yang baik tepat,serta keluaran siswa sesuai dengan yang diharapkan baik dari segi sikap ,pengetahuan,dan keterampilan serta banyaknya pemikiran laininya yang dapat menjadi pendorong peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia Guru harus mampu mengimplementasikannya dalam pembelajaran yang dihadapi.
Salah satunya peranan Guru adalah membentuk dan menanamkan karakter pada siswa .Dimana Pendidikan Karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang agar memiliki karakter atau akhlaq,yang hasilnya dapat kita lihat dalam tindakan nyata,yaitu berupa tingkah laku yang baik,seperti jujur,bertanggung jawab,kerja keras,menghormati orang lain dan sebagainya.
Saat pembelajaran akan berlangsung di awal semester ada salah satu siswa kami kelas V ( lima ) yang dianggap siswa paling nakal,suka usil,mengganggu temannya dan selalu menimbulkan perkelahian di kelas.
Sebelum saya mengetahui kondisi keluargnya, anak tersebut selain nakal juga malas ke Sekolah,waktu itu hampir setiap minggu dia tidak datang ke sekolah,dan ketika datang pasti dia membuat masalah di kelas.tiada hari tanpa namanya disebut sebagai pelakunya,terbesik dalam hati rasa kasihan terhadap anak tersebut.
Waktu itu saya sebagai Gurunya berinisiatif mencari tahu latar belakang keluarganya dengan mewawancarai teman dan tetangganya yang ada di sekolah namun respon mereka negatif karena mengatakan bahwa “anak tersebut memang nakal”.Tapi saya sangat penasaran ,akhirnya saya memberanikan diri berkunjung langsung ke rumahnya dengan penuh semangat dan harapan.Dan ketika di sana saya hanya bertemu dengan kakaknya,saat itu saya hati-hati dalam berbincang santai, dan ternyata anak tersebut sejak bayi sudah ditinggalkan oleh orang tua ( ayah dan ibunya).dan saat itulah akhirnya kami sadar ternyata karakter seseorang dapat dipengaruhi oleh latar belakang keluarga dan kehidupan pribadi
Alhamdulillah memasuki bulan ke dua awal semster anak tersebut mulai berubah ,dan selalu ingin tampil di depan temannya.dan ketika saya tidak datang ke sekolah dia selalu bertanya kepada teman “Mengapa Ibu Guru hari ini tidak datang ?”. ( seolah-olah dia mencari orang tuanya) dan saat itu anak yang dulunya nakal dan malas,sekarang justru dia yang paling sering menolong temannya,sering meminpin doa, dan mempunyai bakat komedian,serta dia yang menjadi pemimpin dikelas
Setelah selesainya kunjungan dari rumah anak tersebut.Saya memulai hari demi hari membimbing,mendidik dan mengarahkan serta menuntun semua siswa seperti anak kandung saya sendiri,karena anak yang tadinya dikatakan nakal dan malas sesungguhnya dia membutuhkan kasih sayang dan perhatian.
Dalam kelas saya sering menyebut siswa dengan sebutan ,”Ayo Nak ganteng/cantik dan sholeh/sholeha, ataukah anak ‘macca na mapatoku’ (pandai dan rajin )”.dan saya sering menyiapkan air minum dos dalam kelas .Sehingga terwujud suasana dalam kelas bagaikan rumah mereka sendiri,karena terkadang anak tersebut, sering secara tidak sadar memanggil saya sebagai sebutan mama ketika ada yang ingin di sampaikan tentang pembelajaran.
Akhirnya saya menemukan sebuah jawaban bahwa kita tidak boleh mencap seorang anak itu nakal sebelum berusaha mencari tahu dulu apa penyebab dia bersikap seperti itu. Sehingga Perubahan karakter menjadi baik dapat terwujud karena Kita sebagai Guru memahami murid dengan cara mencari tahu latar belakang kehidupannya dia. Maka dengan dasar itu kita secara perlahan membentuk generasi yang cerdas dan berkarkter sesuai profil pelajar Pancasila.