TANTANGAN PEMBELAJARAN UNTUK MEMBANGKITKAN “KASMARAN” BELAJAR
Trisno Widodo , Pengawas SMP Kota Bogor
Konsep belajar saat ini dapat dikatakan suatu proses kegiatan siswa dari belum tahu menjadi tahu yang difasilitasi oleh guru. Porsi belajar dalam proses pembelajaran lebih banyak pada siswa dan cenderung sepertinya merupakan kewajiban siswa saja. Tuntutan belajar lebih pada siswanya, sehingga belajar dapat dirasakan sebagai beban . Belajar selama ini masih berfokus pada siswanya. Dan belajarnya dengan konsep seragam maksudnya sama seluruh Indonesia.
Belajar saat ini belum dirancang sebagai kegiatan mandiri. Apabila dilihat dari peran guru masih sentral dan cenderung dalam proses mengajar melakukan hal “menyuapi siswa “ . Siswa tidak didorong untuk makan sendiri dengan bahan ajar yang dibutuhkan dan sukai dalam proses pembelajaran. Ditambah lagi, buku-buku paket sebagai bahan ajar lebih bersifat teks dan harus selalu didampingi guru. Hal ini senada dengan yang disampaikan Iwan Syahril Dirjen GTK Kemendikbud dalam paparan tentang Arah Pendidikan di Indonesia, perlu adanya perubahan paradigma pendidikan, termasuk disajikan dengan buku-buku pegangan siswa menarik dan menantang yang dapat mendorong siswa belajar mandiri.
Awal :
Apabila dikaitkan dengan masa yang akan datang, konsep belajar harus berubah. Sebenarnya yang harus belajar adalah siswa-guru-orang tua. Belajar itu berbagi, ketiga unsur ini harus bersinergi dan saling terkait. Siswa belajar mandiri, tidak disuapi guru belajar mandiri. Siswa didorong belajar dengan akses internet dengan mengoptimalkan gawai siswa. Siswa mendapatkan bahan ajar yang visual, menarik dan menantang. Guru harus terus belajar dan menyiapkan bahan ajar untuk siswa yang menarik dan menantang. Begitu pula orang tua harus belajar dan dapat berpartisipasi membantu siswa dalam belajar dirumah.
Tantangan :
Apa yang harus dilakukan agar membangkitkan kasmaran belajar ? Kita harus melakukan sesuatu pada siswa dengan program belajar mandiri. Program belajar mandiri merupakan tantangan, karena siswa dengan belajar mandiri akan mempelajari lebih dalam . Dan guru dengan program belajar mandiri akan mencari bahan sebagai bahan ajar yang menarik dan menantang. Guru akan belajar lagi tentang berbagai Informasi Tehnologi, belajar tentang platform dan medium ajar lainnya dari internet. Orang tua akan belajar juga tentang IT dan membaca buku-buku tentang tehnologi agar dapat mengimbangi IT yang dikuasai putra-putrinya.
Prinsif belajar mandiri siswa harus dilibatkan dalam mencari tema dan kebutuhan belajar. Dalam belajar mandiri guru melakukan pendampingan dan lebih fokus pada pembinaan karakter siswa. Belajar mandiri harus ada pendampingan. Hal ini guru selain sebagai pendidik, telah berganti peran menjadi pelatih, teman bercerita dan motivator. Konsep kasmaran belajar ini akan melahirkan konsep belajar untuk belajar, belajar untuk kehidupan dan belajar secara mandiri.
Aksi :
Proses belajar siswa yang baik berasal dari pengalaman nyata atau langsung yang sesuai dengan kebutuhan. Ini sesuai dengan beberapa pendapat ahli. Belajar dari pengalaman langsung akan dapat membangkitkan berfikir fikir kritis dan dapat mengembangkan ide-ide untuk hidup. Bagi siswa di desa maupun di kota harus diarahkan belajar dari alam atau dari alam sekitarnya. Apabila di kembangkan terus-menerus, belajar akan dapat melahirkan keinginan dari diri siswa sesuai dengan kebutuhan yang diinginkannya.
Pengalaman saya menjadi guru harus dapat menjadi pembelajar yang sesungguhnya karena belajar harus dilakukan sepanjang hayat. Agar siswa melakukan yang sesungguhnya, didorong untuk menjadi seorang yang merdeka belajar. Menjadikan belajar merupakan kebutuhannya dan komitmennya, sehingga belajar dapat selalu dilakukan untuk mengatasi permasalahan dan membantu permnasalahan orang lain. Dengan belajar akan dapat mandiri dalam cara, sehingga mempunyai banyak cara dalam hidupnya untuk mencari kebutuhan hidup .
Belajar juga akan membuat pembelajar selalu melakukan refleksi untuk umpan balik . Dengan refleksi akan selalu memperbaiki diri dan mawas diri , jika memenghadapi permasalahannya. Bila ada suatu kegagalan akan belajar dari kegagalannya untuk melangkah ke hal yang lebih baik.
Disaat masa pandemi , siswa diarahkan untuk belajar mandiri yang baik. Guru tidak hanya memberikan tugas-tugas lewat WhatsApp tanpa diberitahu cara belajarnya. Guru harus belajarmemakai aplikasi ajar daring yang bervariasi. Guru harus bisa membuat konten yang menarik dan menantang, sehingga siswa tetap semangat dan semakin semangat bila guru melakukan “inovasi pembelajaran daring ” yang dapat memprovokasi belajar siswanya.
Sebagai pengawas , saat ini saya terus giat belajar dan memberikan contoh yang baik pada kepala sekolah dan guru-guru sekolah binaan. Melakukan coaching terhadap guru dan kepala sekolah untuk terus meningkatkan potensi dan kompetensi diri dan sekolahnya melakukan inovasi pembelajaran yang baik bagi siswanya.
Siswa dalam belajar, karena dari pengalaman langsung akan cepat mengerti, selanjutnya akan menumbuhkan kesenangan dalam belajar. Lama-kelamaan dengan belajar yang menyenangkan, akan mengakibatkan cinta belajar atau kasmaran belajar. Belajar tidak perlu diseragamkan, sehingga siswa dapat memilih sendiri hal apa yang dipelajari sesuai dengan kebutuhan bakat dan minatnya, Dan memang menurut para ahli pembelajaran, siswa mempunyai tipe belajar dan tingkat kecerdasan yang bervariasi, sehingga belajar diharus harus diseragamkan.
Dalam konsep belajar, kedudukan guru-siswa-orang tua adalah sejajar. Hal ini jika semua komponen adalah pembelajar yang melakukan pembelajaran, sehingga timbul semangat siswa berkembang terus dan akan belajar terus-menerus , sampai muncul pandangan belajar adalah kebutuhan untuk hidup yang berdampak kasmaran belajar.
Perubahan :
Kasmaran belajar siswa dapat tumbuh dengan inovasi dan eksplorasi dari para gurunya. Guru harus meningkatkan kompetensinya dan mengubah mainset antara lain : pembelajaran implementasi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), guru sebagai fasilitator dan perannya yang semakin terbuka sebagai pelatih, temancerita dan motivator, belajar IT dan selalu menjadikan siswa menarik karena selalu ada hal-hal baru. Konsep sekolah sebagai lembaga social dan pusat pendidikan dalam membentuk kebudayaan harus dapat mengubah mainset pendidikan. Sekolah saat ini diberikan beban tujuan yang berat dalam mendidik dan menyiapkan siswa sebagai generasi penerus. Sekolah harus dapat menyiapkan sumber daya guru yang siap menghadapi tantangan abad 21. Perubahan kurikulum harus terus dilakukan agar dapat menyiapkan perangkat untuk mendidik generasi yang mandiri dan siap bersaing dengan Negara-negara lainnya. Kurikulum yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat harus disempurnakan secara terus-menerus.