Tantangan Menjadi Penggerak Perubahan

Bagaimana kami…?

Kita adalah “masyarakat timur”, masyarakat dengan keunikan kulturnya. Kita cenderung mematuhi orang yang kita tuakan atas dasar penghormatan. Disaat para senior melakukan pembelajaran “apa adanya”, maka secara keteladanan hal tersebut menghambat kemauan guru muda untuk berkembang. Tak sedikit perubahan kemajuan dianggap sesuatu yang memberatkan. Maka beberapa guru junior, dengan segala idealisme pedagogiknya hanya berhenti sebagai sebuah teori. Sebagian besar guru melaksanakan pembelajaran berjalan konvensional. Meski sebagian kecil guru tetap melaksanakan kemampuan pedagogiknya, tapi dampak pembelajaran belum dirasakan mayoritas siswa.

Tantangan Kami !

Secara kebijakan lembaga, pimpinan kami memulai dengan “kesepakatan lembaga”, semua kebijakan dirumuskan bersama, dilaksnakan dengan transparan, selalu memotivasi dan mendampingi peningkatan kwalitas pembelajaran, memandu merefleksikan proses dan mengevaluasi proses secara bersama serta menyusun perbaikan proses secara bersama dengan berkala. Tapi pembelajaran dalam kelas adalah mutlak tergantung guru dalam kelas. Selama mindset guru tidak berubah, maka perubahan adalah sesuatu keniscayaan.

Sebagian guru senior merasa dan bersikap bahwa sudah bukan saatnya mereka belajar, sudah terbatas faktor usia, sehingga mengajar hanya mengisi waktu masa tua menunggu masa pensiun. Pengembalian semangat juang guru senior bahwa “menjadi guru harus mencontohkan belajar sepanjang hayat” menjadi hal yang sangat penting. Sebagian besar guru produktif merasa nyaman dengan aktifitas rutinitas mengajar sehari hari, tanpa perlu merasa harus berubah, “toh siswa kita dari segi kemampuan sulit untuk berkembang” kata mereka. Pemahaman guru akan profil siswa dan mindset bahwa anak membawa potensi awal yang menjadi modal belajar merupakan suatu yang penting. Hanya sedikit guru yang prihatin dengan kondisi pembelajaran selama ini dan merasa perlu untuk berbuat memperbaiki kondisi saat ini. Perlu usaha untuk memfasilitasi sebuah kegiatan yang  memupuk semangat guru yang prihatin dan merasa perlu berubah untuk melakukan perubahan, mendampingi proses perubahan dan memfasilitasi merefleksikan proses serta memotivasi untuk membagikan praktik baik yang mereka lakukan.

Aksi Kami !

Saya mengikuti program Pendidikan Penggerak Merdeka Belajar (PPMB) Kampus Cikal, Kampus Merdeka dan Praktik Penulisan Praktik Pemlajaran di Guruberbagi.org.

Dengan program ini melalui Praktik Gerak PPMB Level 0, narasumber memberikan usaha pemahaman kepada guru tentang Merdeka Belajar, topik pilihan melalui polling mayoritas guru menghendaki topik Kesepakatan Kelas Merdeka Belajar. Berdasar analisis setelah pelaksanaan kegiatan, didapati :

  • 100 % guru sepakat bisa menentukan guru ideal berdasar contoh video praktik pembelajaran. Secara naluri mereka paham sebagai guru, mereka harus menyelenggarakan proses mengajar yang ideal
  • Terkait perlunya pelaksanaan kurikulum Merdeka Belajar, 68,75 % menyatakan sangat perlu, 31,25 menyatakan cukup perlu dan 6,25 menyatakn tidak perlu.
  • Pemahaman guru tentang topik Kesepakatan Kelas, 18,75 % sangat paham, 68,75 % cukup paham dan 12,50 % kurang paham
  • Refleksi peserta atas materi kurikulum Merdeka Belajar, 21,35 % sangat paham, 62,50 % cukup paham dan 6,25 % kurang paham
  • Pernyataan guru untuk melaksanakan Kesepakatan Kelas Merdeka Belajar, 25,00% guru akan memulai kesepakatan kelas dengan pendekatan utama berdasar profil siswa, 75,00 % memulai kesepakatan kelas dengan pendekatan utama berdasar proses pembelajaran dan 18,75 memulai kesepakatan kelas dengan pendekatan utama berdasar refleksi dan evaluasi pembelajaran

Setelah Praktik Gerak PPMB Level 0, narasumber mengajak semua guru untuk melaksanakan praktik baik Merdeka Belajar berupa penerapan Kesepakatan Kelas Merdeka Belajar. Kemudian narasumber mempersilahkan 2 perwakilan guru untuk Berbagi Praktik Baik pada Praktik Gerak PPMB Level 1. Pada sesi ini narasumber beralih sebagai fasilitator dan 2 wakil guru bertindak sebagai narasumber. Berdasar analisis setelah pelaksanaan kegiatan Praktik Gerak PPMB Level 1, didapati  :

  • Keterkaitan cerita praktik baik 2 narasumber dengan praktik guru, 100 % guru menyatakan sesuai
  • Refleksi guru terhadap dampak penerapan Kesepakatan Kelas Merdeka Belajar pada perbaikan pengelolaan pembelajaran dalam kelas, 61,11 % sangat berdampak, 38,89 cukup berdampak dan 0,00 % tidak berdampak
  • Rekomendasi untuk perlunya usaha pendampingan pada perbaikan pelaksanaan praktik baik Kesepakatan Kelas Merdeka Belajar, 100% guru menyatakan sangat perlu perbaikan.

Berdasar dua kegiatan diatas dirumuskan bersama beberapa rekomendasi untuk bergerak berdampak, yakni :

  1. Membuat Grup WA diskusi praktik baik pembelajaran
  2. Menciptakan beberapa forum diskusi langsung pada setiap kesempatan
  3. Pemupukan semangat, pendampingan proses perubahan dan memfasilitasi merefleksian proses serta memfasilitasi forum untuk membagikan praktik baik yang mereka lakukan

Perubahan Kami !

Dengan Pendidikan Penggerak Merdeka Belajar (PPMB) yang Kepala sekolah ikuti, diseminasi program dan diskusi dengan guru, maka disepakati ada program pendampingan kepada guru senior untuk penguasaan teknologi guna perbaikan proses pembelajaran.

Berdasar Praktik Gerak PPMB Level 0, sebagian besar guru menyatakan bahwa terjadi miskonsepsi sebelumnya tentang kepakatan kelas dan selesai acara tercerahkan, diantaranya :

  • Peraturan dibuat sekolah untuk ditaati seluruh siswa, berubah pada usaha merumuskan bersama oleh sekolah dan aspirasi siswa
  • Siswa baik adalah siswa yang patuh peraturan, berubah pada upaya anak melaksanakan kesepakatan kelas berdasar pemahaman akan konsekwensi ketika tidak dilaksanakan berdasar contoh faktual konsekwensi tindakan dimasa depan
  • Pelanggaran peraturan harus ada tindakan punishmen, berubah pada upaya refleksi terhadap pelanggaran dan upaya perbaikan

Berdasar Praktik Gerak PPMB Level 1 sesi berbagi praktik baik Kesepakatan Kelas Merdeka Belajar, sebagian besar guru menyatakan bahwa terjadi perbaikan pengelolaan kelas sehingga sangat berdampak pada peningkatan kwalitas pembelaran. Dan semua guru sepakat untuk terus melaksanakan kesepakatan kelas dengan selalu memperbaiki proses pelaksanaannya.

Berdasar rekomendasi bersama, telah dibuat grup What’s App (WA) untuk forum diskusi peningkatan kwalitas pembelajaran. Semua anggota grup berhak membagikan praktik baik atau segala materi tentang pembelajaran dan semua anggota berhak memberikan pendapatnya untuk menanggapi bahan diskusi. Untuk dampak grup, tentunya harus dilaksanakan dalam kurun waktu yang cukup untuk dilakukan refleksi, evaluasi dan rekomendasi.

Dengan beberapa aksi diatas, kami berharap kami akan bergerak sebagai sebuah komunitas untuk berdampak.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top