Station Rotation: Model Pembelajaran Yang Merdeka Belajar

Station Rotation: Model Pembelajaran yang Merdeka Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang dapat diukur baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan yang terjadi membutuhkan waktu tertentu sehingga untuk mengukur belajar,kita dapat membandingkan setiap orang dalam rentang waktu tertentu. Ada pula yang mendefinisikan belajar sebagai suatu hasil dari pengalaman siswa, meskipun batasan dalam perubahan tingkah laku akibat pengalaman ini sulit untuk didefinisikan. Dalam menunjang keberhasilan sebuah proses pembelajaran, membutuhkan model pembelajaran yang tepat agar proses tersebut dapat dikatakan berhasil. Selama ini, model pembelajaran yang digunakan sebatas pada PBL, PjBL dan inkuiri, padahal dengan perkembangan jaman yang semakin pesat, model pembelajaran juga ikut berkembang. Salah satu model pemeblajaran yang dapat digunakan oleh guru yaitu model pembelajaran Station Rotation Blended Learning.

Perkenalan penulis dengan model pembelajaran ini diawali saat penulis dinyatakan lulus dan lolos sebagai calon guru penggerak (CGP) angkatan 7 tahun 2022 ini. Saat dinyatakan lulus dan lolos seleksi administrasi dan esai banyak teman dalam komunitas menyampaikan selamat, baik secara pribadi maupun di grup WA. Banyak support yang diberikan teman menambah semangat bagi penulis untuk terus mencoba agar lulus dan lolos ditahapan berikutnya. Ada satu chat yang sangat menarik bagi penulis saat salah satu anggota komunitas yang juga seorang pengawas SMK yang menawarkan jasanya jika ingin berkonsultasi terkait tahapan kedua di CGP tersebut. Akhirnya secara pribadi saya mencoba menghubungi beliau, namun ternyata beliau yang menghubungi saya terlebih dahulu. Dari pembicaraan ini, beliau menyatakan jika ingin lulus dan lolos, coba gunakan model pembelajaran Station rotation (SR) karena merdeka belajar ada didalamnya. Perasaan saya saat mendengar nama model itu adalah kaget, karena jujur saja saya baru mendengar model pembelajaran itu, tidak tahu sintaksnya bagaimana, teorinya seperti apa dan segala sesuatu yang terkait dengan model SR ini. Jawaban pengawas tersebut hanya satu, “Silahkan cari sendiri jawaban dari pertanyaan ibu!”.

Pernyataan beliau itu menjadi cmbuk bagi saya untuk semangat mencari informasi terkait informasi model pembelajaran SR ini. Saya mulai mencari informasi di google. Setelah gambaran umum saya miliki, maka saya perdalam teori tersebut dengan membaca beberapa jurnal dan video pembelajaran SR ini. Saya kembali bingung karena antara teori dengan praktik di beberapa video pembelajaran tidak sesuai (saya mencari video pembelajaran SR ini yang dilakukan di Indonesia dan luar negeri). Hal ini membuat saya kembali menghubungi beliau untuk konsultasi dan mencari jawaban mana yang benar. Akhirnya setelah dirasa cukup memiliki pegangan, saya memberanikan diri menggunakan model pembelajaran ini untuk penilaian simulasi mengajar di penilaian tahap kedua CGP.

Persiapan yang saya lakukan yaitu dimulai dengan membuat RPP dan media lain yang mendukung penampilan mengajar saya nantinya. RPP yang diminta hanya satu (1) lembar sehingga hanya memuat identitas, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian. Media yang saya buat yaitu PPt dan tulisan untuk setiap station (pos). Latihan simulasi mengajar saya lakukan untuk meningkatkan kemampuan memanajemen waktu karena saat ujian hanya diberi waktu 10 menit saja. Saya juga melakukan cara untuk dapat mengingat dengan cepat dan benar langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan penilaian simulasi mengajar dilakukan pada Senin, 4 Juli 2022 pukul 11.30-12.00 WIB. Alhamdulillah kegiatan tersebut berjalan dengan lancer dan saat sesi tanya jawab terkait teori model pembelajaran yang digunakan, saya merasa mampu menjawabnya dengan baik.

Pemahaman tentang model pembelajaran ini juga saya bagikan kepada teman dalam satu komunitas yang juga sama-sama lulus dan lolos seleksi CGP, sehingga kami bias belajar bersama dan juga berbagi ilmu bersama. Model pembelajaran ini begitu mencerminkan merdeka belajar. Ditahap pendahuluan, kita melakukan pre-test untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Tahapan kegiatan inti, adanya differensiasi konten dan proses karena setiap anak dalam kelompok berbeda akan mengawali pembelajaran pada station yang berbeda. Kegiatan ini diakhiri dengan post-test untuk mengetahui perkembangan kemampuan kognitif siswa.

Model pembelajaran ini juga saya gunakan untuk mengikuti seleksi calon guru honorer di salah satu sekolah negeri di Jember minggu lalu. Penguji terkesan dengan model pembelajaran yang digunakan karena mencerminkan merdeka belajar dan beliau juga tertarik dengan asesmen diagnostic yang dilakukan pada awal pembelajaran. Model pembelajaran ini mengantarkan saya menjadi guru honorer untuk mata pelajaran biologi di sekolah tersebut mengalahkan 30 peserta lainnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top