Sosiorama Untuk Belajar Keputusan Bersama

SOSIORAMA UNTUK BELAJAR KEPUTUSAN BERSAMA

Oleh : Muhammad Dwiansyah Damanik

5 sepetember 2022 yang lalu kami kelas IV-C SD N CIBEUREUM 1 Kota Bogor (Guru dan Murid) bersama akan mempelajari pelajaran Pendidikan Pancasila murid saya berjumlah 37 orang, kami mempelajari materi Keputusan Bersama, kami sepakat untuk belajar mengenai konsep keputusan bersama, hak dan kewajiban para anggota yang bermusyawarah dan tatakrama dalam bermusyawarah. Namun ternyata tak berjalan seperti apa yang saya harapkan, hingga akhir diskusi, saya masih banyak melihat anak-anak yang diam saat saya memberian pertanyaan pemantik. Ketika saya tanyakan mereka banyak yang belum meahami terkait tatacara melakukan diskusi yang menghasilkan keputusan bersama dan mereka masih takut dalam menyampaikan pendapatnya.

Dikarenakan banyak yang kebingungan saya mencoba mencari cara agar dapat menjelasakan materi keputusan bersama dengan mudah dipahami melalui menyampaikan sebuah cerita mengenai diskusi kecil dalam pertemanan di lingkungan rumah saat mau mengadakan liburan bersama. Setiap anak ternyata memiliki pengalaman pada keluarganya, sahabatnya maupun teman di kelas yang bisa dikoneksikan dengan pembelajaran pendidikan pancasila mengenai materi keputusan bersama. Setiap anak diberikan tantangan untuk menceritakan dalam bentuk tulisan teks percakapan mengenai pengalamannya yang pernah melakukan keputusan bersama. Setelah itu saya meminta perwakilan dari kelas untuk menceritakan pengalamanya mengenai keputusan bersama. Setelah perwakilan dari kelas menceritakan pengalamanya dalam bentuk teks percakapan, saya menantang mereka membuat sebuah kelompok untuk membuat kegiatan sosiodrama.

Mereka secara mandiri mencari dan membentuk kelompok. Setelah itu saya tanyakan kira-kira setelah kita memiliki kelompok kita mau apa, mereka menjawab mau membuat cerita/teks percakapan di kelompok. Saya jelaskan dan beri tantangan untuk mereka membuat sebuah kegiatan drama pada kelompok itu dengan cerita yang nantinya mereka buat dan putuskan di kelompok masing-masing. Pada diskusi kami akhirnya diputuskan waktu 1 minggu untuk mereka menyusun segala yang dibutuhkan agar dapat berjalan dengan baik. Lalu dilanjut dengan menyampaikan judul dan cerita garis besar yang mereka pilih pada setiap kelompok. Ini adalah awal bagi mereka untuk bekerja kelompok diluar jam sekolah, saya mendapat banyak protes juga dari orang tua (karena pada kelas 1 semester 2 mereka belajar dirumah sampai kelas 4 baru PTM 100%), namun saya jelaskan bahwa kegiatan kerja kelompok ini adalah aksi nyata mereka mengamalkan konsep keputusan bersama, Bersyukurnya dipahami.

Sampailah pada hari yang dinantikan oleh kami bersama baik murid, guru dan orang tua, kami antusias, saya sebagai guru antusias ingin melihat bagaimana proses perkembangan dari tantangan yang murid saya sedang lakukan, bagi murid mungkin mereka dalam perasaan yang berdebar karena akan tampil bagaikan pemain opera/drama yang pernah mereka saksikan atau orang-orang yang mereka idolakan takkalah antusias para orang tua yang ingin melihat anaknya pentas di depan kelas. Siang itu sebelum kami memulai penampilan-penampilan dari berbagai kelompok dan berbagai cerita didalamnya, ada pertanyaan dan permintaan dari murid-murid “Bapak kita nanti tampilnya di panggung atau bagaimana pak?”, saya balas dengan pertanyaan “Kalau mau pentas di panggung, kita harus buat panggung menggunakan apa dikelas dan siapa yang akan membuatnya?” mereka serentak menjawab “Pakai meja saja pak kita susun sampai jadi panggung”. Dari sini saya jawab “oke kalau begitu yuk kita buat sama sama”.  Panggung pun sudah ada dan kita mulai kegiatan dengan berdoa dan bermain tes fokus terlebih dahulu setelah itu saya minta murid dikelas ketua kelompoknya membuat nama kelompok pada kerta selembar lalu di buat menjadi bola dan dilemparkan kedepan kelas yang sudah menjadi panggung, hal ini kami lakukan untuk menentukan urutan penampilan dari setiap kelompok yang akan pentas drama yang telah mereka persiapkan 1 minggu sebelumnya. Penampilan pun di awali dengan kelompok ceria (saksikan pada link ini: https://youtu.be/M4im8R4gtC8) dan dilanjukan oleh kelompok-kelompok selanjutnya ada 6 kelompok yang tampil pada kegiatan sosiodrama kali ini.

Penampilan berjalan sampai selsai dan di sambut dengan bel istirahat. pada saat jam istirahat di kelas IV-C kami biasa mengawalinya dengan kegiatan makan bersama dan biasanya selalu terjadi percakapan yang menarik dari yang curhat sampai yang bercerita tentang kegiatan mereka di rumah dan terkadang ada yang masih ingin membahas mengenai pembelajaran-pembelajaran yang sedang dipelajari. Setelah makan siang dan mereka bermain sampai waktu istirahat selsai kita lanjutkan pembelajaran dengan melakukan refleksi kegaitan drama tersebut. Tentunya saya memulai dengan pertanyaan pemantik agar mereka mau mencertiakan perasaan dan mereka bisa bercerita mengenai apa yang kiranya sudah bagus dan perlu dipelajari lagi dari pementasan tadi, barulah saya coba untuk menghubungkan pementasan drama ini dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari ini yaitu Keputusan Bersama.

Sebagai guru saya merasa pentingnya kita memiliki beragam cara untuk kita berikan pada anak agar anak bahagia dalam pilihan caranya. Anak murid saya sebenarnya belajar mengenai keputusan bersama secara langsung saat mereka menjadi kelompok dan mereka mulai diskusi dan menentukan akan membuat cerita apa dan apa saja sarana yang mereka perlukan untuk mencapai keberhasilan yang mereka telah tentukan. Kesan dalam diri saya adalah ketika mereka akhirnya dapat menerapkan tatacara dan tatakrama dalam mengambil keputusan bersama diaplikasikan dalam proses belajar seperti bicara bergantian menghargai teman ketika berbicara dan saling memberikan pendapat apabila ada masalah ini senada dengan kesepakatan kelas kami yang awalnya masih banyak yang tidak menerapkanya.

Pembelajaran ini sederhana dan mungkin sudah banyak yang melakukan tapi yang menjadi pertanyaan pada diri saya adalah apakah sudah kita memanusiakan hubungan dengan anak didik kita, sudahkah kita memandu anak-anak untuk menghubungkan pembelajaran dengan kebutuhan hidupnya kelak diluar kelas agar mereka menjadi pribadi yang bermanfaat. Hingga hari ini murid kelas IV-C selalu semangat dan antusias dalam menerima tantangan yang kami pilih disetiap pembelajaran. saya selau berharap bahwa mereka masuk kelas seperti kita berada ditaman penuh bunga yang indah dan membuat kita nyaman untuk berada disana.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top