Snake And Ladder Game

Pembelajaran matematika merupakan upaya untuk meningkatkan daya nalar murid, meningkatkan kecerdasan murid, dan mengubah sikap positifnya. Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah hingga perguruan tinggi. Tujuan dari pendidikan matematika adalah untuk mempersiapkan murid agar dapat menghadapi segala bentuk perubahan dan terampil dalam menyikapinya. Dalam memecahkan masalah atau mengomunikasikan gagasan pada pembelajaran matematika murid dilatih untuk berpikir secara sistematis, logis, kritis, dan kreatif. Namun pada kenyataannya, banyak orang yang menilai bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan tidak mudah dikuasai.

Pembelajaran matematika tidak hanya mengembangkan kefasihan murid dari segi kognitifnya saja tetapi juga melakukan berbagai aktivitas untuk mengembangkan keterampilan proses dan sikapnya. Aktivitas yang dilakukan dan nilai-nilai yang dibentuk dalam pembelajaran matematika membuat murid merasa berarti di kelas dan memicu terbentuknya rasa percaya diri. Akan tetapi di sekolah, guru-guru sering mengajarkan mata pelajaran matematika dengan strategi yang cenderung membosankan. Murid hanya dipaparkan materi pelajaran kemudian disuruh menghafalkan. Belajar dengan menghafal tanpa menerapkan gaya belajar penemuan atau belajar dengan metode learning by doing membuat murid kurang memiliki nilai-nilai keterampilan dan sikap.

Pada proses pembelajaran matematika di kelas percaya diri mayoritas murid kelas V SD Negeri 74 Singkawang kurang terlihat. Saat guru meminta murid menjawab pertanyaan hanya 2-3 yang aktif mengangkat tangan. Beberapa murid yang lain berekspresi ragu-ragu saat menjawab pertanyaan guru. Murid sering merasa malu juga takut untuk mengangkat tangan ketika diminta menjawab pertanyaan guru dan sering merasa tidak yakin bahwa jawabannya benar ketika mengerjakan soal. Kondisi ini menunjukkan bahwa mayoritas murid kelas V SD Negeri 74 Singkawang kurang percaya diri. Kurangnya sikap percaya diri murid kelas V SD Negeri 74 Singkawang dikarenakan aktivitas pembelajaran yang dilakukan kurang memberi kebebasan kepada murid untuk ikut terlibat aktif dalam pembelajaran. Partisipasi murid dalam pembelajaran masih kurang. Pembelajaran menekankan pada transfer ilmu dari guru kepada murid. Murid belum mendapat kesempatan untuk menemukan sendiri konsep pelajaran yang sedang dipelajari. Pemilihan media yang tepat diharapkan dapat mengoptimalkan pembelajaran di kelas. Salah satu media pembelajaran alternatif adalah dengan media Snake and Ladder (Ular Tangga).

Permainan ular tangga (snake and ladder game) merupakan salah satu media pembelajaran yang memungkinkan murid untuk aktif, kreatif dan memotivasi murid untuk tertarik dalam pembelajaran. Pengembangan permainan ular tangga ini dilengkapi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab murid, sehingga murid bisa belajar sambil bermain dengan menyenangkan. Media Snake and Ladder (Ular Tangga) merupakan media yang memfasilitasi murid untuk terlibat secara aktif dalam setiap proses pembelajaran. Keterlibatan murid ini akan mendorong mereka untuk mengembangkan konsep diri yang positif dan memicu terbentuknya rasa percaya diri. Terdapat perbedaan kepercayaan diri murid antara yang mendapatkan perlakuan pembelajaran matematika dengan media Snake and Ladder (Ular Tangga) dengan murid yang tidak diberi perlakuan pembelajaran dengan media Snake and Ladder (Ular Tangga) pada siswa kelas V SD Negeri 74 Singkawang, Kalimantan Barat.

Dengan menggunakan media pembelajaran Snake and Ladder (ular tangga) ini dapat menciptakan kondisi yang menyenangkan bagi murid. Selain itu permainan ini dapat dikembangkan untuk membantu penguasaan murid terhadap aspek perkembangannya. Penerapan permainan sebagai media pembelajaran melibatkan murid dalam proses pengalaman dan sekaligus menghayati tantangan, mendapat inspirasi, terdorong untuk kreatif dan berinteraksi dalam kegiatan dengan sesama murid yang melakukan permainan ini.

Snake and Ladder atau lebih dikenal dengan permainan ular tangga ini merupakan permainan tradisional yang menggunakan dadu untuk menentukkan berapa langkah yang harus dijalani bidak di atas papan. Permainan ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan oleh dua orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak di gambar sejumlah tangga dan ular yang menghubungkannya dengan kotak lain.

Saya berharap dengan praktik baik yang saya bagikan ini, rekan guru yang lain akan termotivasi juga untuk selalu inovatif dan kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi murid. Sehingga, paradigma akan pelajaran matematika yang selama ini menjadi momok yang menakutkan bagi murid, bisa ,menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan disukai murid. Selalu semangat buat rekan guru hebat. Terus Belajar, Bergerak, dan Bermakna. Salam Merdeka Belajar.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top