Kampus Pemimpin Merdeka (KPM) menggelar perayaan atas berhasilnya program belajar satu tahun, “Pengembangan SMP Prawira: Transformasi Menuju Sekolah Merdeka Belajar” pada Sabtu (25/06/2022) secara hybrid.
Sari Prastiwi sebagai pendamping belajar dari pihak KPM, mengatakan, SMP Prawira berhasil melakukan berbagai perubahan ke arah yang lebih baik. Sebelumnya, SMP ini belum bisa memanajemen SDM dan fasilitas dengan efektif, hingga berujung pada menurunnya jumlah murid dari tahun ke tahun, ungkapnya.
“Melalui program pengembangan dari KPM, SMP Prawira kini telah mengembangkan program sekolah secara mandiri, mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, mengadakan pameran karya, jumlah partisipasi murid yang meningkat, dan beberapa guru juga telah membagikan inspirasinya ke ribuan guru di Temu Pendidik Nusantara VIII pada November 2021,” jelas Sari.
Adapun level pengembangan yang ditargetkan para program ini yakni menjadi sekolah yang bergembira, berempati, bermakna, dan berdaya. Pada tahapan bergembira yang telah tercapai, kata Sari, SMP Prawira sudah mampu menciptakan motivasi internal murid untuk datang ke sekolah dengan sukacita.
Pada sesi terakhir perayaan belajar, yakni “Suara Anak”, terdapat lima murid yang berbagi pengalaman sukacita itu. Diantaranya ada Juwita Nengsih dan Talia, murid kelas 8. Keduanya menyampaikan pelajaran yang menurutnya paling menyenangkan saat semester satu, yaitu ketika belajar bencana alam.
“Kami belajar bencana alam selama empat pekan. Dari pemahaman materi, latihan soal kontekstual, hingga membuat karya sesuai minat kami. Karena kami suka menggambar, ide awal kami adalah karya gambar bencana alam. Lalu ada masukan dari Pak Bagus, guru kami, untuk menggambar yang bisa bergerak atau stop motion agar lebih jelas dan menarik,” terang Talia.
Talia mengatakan, dirinya dan Juwita sangat menikmati proses belajarnya. Pasalnya, tugas yang ia kerjakan sesuai dengan minat mereka. Begitu pula dengan teman-temannya yang dapat membuat karya sesuai dengan keinginan masing-masing.
“Bersama Pak Bagus, kami mengaplikasikan materi dengan memanfaatkan teknologi. Selain itu, yang kami lakukan sesuai dengan minat kami sehingga kami tidak bosan atau terbebani untuk menghasilkan karya. Alhamdulillah, video stop motion kami dipamerkan di pameran karya Temu Pendidik Nusantara VIII tahun 2021,” ungkap Talia.
Dihubungi terpisah, Rizqy Rahmat Hani, ketua KPM, berharap, banyak sekolah yang bisa terinspirasi dari SMP Prawira. Di sekolah ini, kini mulai bertumbuh jumlah murid yang gemar belajar bahkan orang tua yang aktif memotivasi anaknya untuk belajar, tuturnya. (YMH)