Perkenalkan Saya Nurlina, lahir di Lambanan Desa Sabang subik Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mamasa Provinsi Sulawesi selatan, oleh karena adanya pemekaran wilayah yang walaupun posisinya dan letak geografisnya masih sama namun sekarang berubah menjadi Desa Lambanan Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi barat. Berangkat dari sebuah desa tersebut menuju satu kota yang namanya Kabupaten Majene untuk melaksanakan tugas dan mengabdi sebagai seorang Guru. Berawal dari pengabdian sebagai guru kontrak Nasiona pada tahun 2003 samapai tahun 2007. Dan tahun yang sama saya terangkat jadi Calon Pegawai Negeri Sipil dan masih ditempatkan di sekolah yang ada di Kesamatan Banggae Timur tepatnya di SDN no. 58 Inpres Pangale. Pertama saya diberi amanah oleh kepala sekolah sebagai guru IPS yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan yang saya miliki yaitu Guru Pendidikan Agama Islam. Tapi sebagai sorang guru yang profesional kita harus bisa dan mampu menjalankan tugas yang diamanahkan kepada kita dengan penuh rasa tanggung jawab yang sesuai dengan amanah yang diberikan oleh Bapak kepala sekolah.
Dan pada Tahun 2008 akhirnya saya diberi tugas dan tanggungjawab sebagai Guru Pendidikan agama Islam yang sesuai dengan latar belakang pendidikan yang saya miliki dan menjalaninya sampai sekarang. Namun terkadang saya harus mengisi kelas yang kosong karena adanya guru kelas yang berhalangan hadir dan mengajarkan pelajaran Tema Dan Matematika dengan tidak meninggalkan tugas utama saya sebagai guru PAI.
Saya mengajar di sebuah sekolah Dasar Negeri yang letaknya berada di Kelurahan Lembang Kecamatan Banggae Timur Kabupaten majene Provinsi Sulawesi Barat tepatnnya di SDN No. 58 Inpres Pangale yang berada di Jalan Lettu Muhammad Yamin Nomor 38 Kelurahan Lembang Kecamatan Banggae Timur Kabupaten Majene dan tetap mengajar mata pelajaran pendidikan Agama Islam.
Sebagai guru Pendidikan Agama Islam saya sangat berharap bahwa disetiap semua kelas yang saya masuki pada jam pelajaran saya semua murid-murid bisa mengikuti pelajaran saya dengan kondisi yang menyenangkan dan kondusif, dan itu menjadi impian semuag guru yang mengajar di sekolah yang kami tempati. Dimana dalam proses pembelajaran mulai dari kegiatan awal sampai berakhirnya jam pelajaran disetiap harinya. Dan saya sangat yakin bahwa harapanitu akan berjalan sesuai dengan harapan semua guru kelas dan guru mata pelajaran yang ada di sekolah kami.
Namun seiring berjalannya waktu dan semakin berkembangnya teknologi diera milenial ini dimana hamper semua anak-anak memiliki yang namanya HP android, teknologi inilah yang sangat banyak membawa pengaruh buruk bagi anak murid kami yang walaupun masih ada pengaruh yang positif. Dengan teknologi yang semakin canggih saat ini akan banyak membawa dampak negating bagi muri-murid kami karena kurangnya bimbingan dari orang tua. Salah satu dampak negatinya adalah kurangnya akhlak dan rasa sopanyang terhadap sesame bahkan terhadap guru sekalipun. Hal seperti inilah dapat menjerumuskan anak-anak bangsa khususnya bagi generasi pelanjut bangsa ini. Salah satu contoh disetiap kelas yang saya masuki murid saya banyak yang tidak berdo’a ketika akan dimulai pembelajaran, ada yang masih asik cerita dengan teman sebangkunya, ada yang masih mondar mandir, bahkan ada yang makan pada saat pembelajaran sedang berlangsung.
Dengan keadaan dan kondisi seperti ini bagaimana mungkin pembelajaran akan berjalan dengan baik dan aman, walaupun tidak semua berbuat yang demikian tapi siswa akan gagal focus dengan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Dan efektifnya suatu pembelajaran adalah kelas yang didalanya adalah siswa yang memiliki tanggungjawab penuh terhadap tugasnya.
Mengahadapi kelas yang seperti ini membuat saya mencari beberapa cara untu membuat suasana yang menyenangkan supaya kondisi kelas kondusif, mulai dari menyanyi bersama dan itu memang membuat situasi aman. Tapi hanya sesaat dan setelah itu kembali lagi kesuasana yang tidak diharapkan. Dan saya pun mulai mencari cara lain dengan memanggi satu persatu siswa dan menanyakan tentang ketidak nyaman belajar Pendidikan agama Islam. Tapi merkka semua suka dan senang belajar dengan mata pelajaran yang saya ajarkan, dan akhirnya saya mulai mencari cara bagaiman supaya proses pembelajaran berjalan dengan kondusif. Maka saya mulai berinteraksi dengan murid bahwa pembelajaran akan bisa b erlangsung kondusif dan siswa bisa focus belajar tanpa adanya gangguan siswa lain yang dengan kesepakatan antara guru dengan murid.
Dan akhirnya kami sepakat yaitu mulai dengan cara guru membagikan kertas kertas kecil kepada seluruh peserta didik dan mengajukan pertanyaan kepada siswa apakah baik ketika guru sudah berada dalam kelas dan siswa rebut dengan seenaknya ? apakah makan dikelas pada saat sedanga belajar merupakan hal yang baik kita lakukan?, apakah sopan keluar masuk kelas tanpa seizin dengan guru yang ada dalam kelas? Dan pertanyan-pertanyaan lain Akhirnya muncul Ide saya untuk menanyakan kepada siswa bagaimana kalau kita membuat semacam perjanjian agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan selama belajar Pendidikan Agama Islam, dengan spontan siswa menyetujui. Untuk membuat kesepakatan dipersilahkan kepada semua siswa untuk menuliskan dikertas yang sudah dibagikan hal-hal yang sebaiknya dilakukan dalam kelas dan tidak boleh dilakukan dalam kelas?, Dengan antusias semua siswa menuliskan jawabannya sesuai yang dia pikirkan.
Stelah itu siswa mengumpulkan lembaran kertas yang sudah diisi dan guru pun mulai mengklasifikasikan jawaban-jawaban yang kemungkinan sama dan dijadikan satu. Mereka merasa sangat senang dengan yang dikakukan karena merasa dirinya diperhatikan dan dilibatkan dalam menentukan kesepakatan., Maka kesepakatan pun sudah disetujui dengan membubukan tandatangan setiap siswa sebagai bukti bahwa ini adalah kesepakatan bersama, bukan guru yang menentukan sendiri tapi siswapun terlibat secara langsung.
Dan Alhamdulillah dengan adanya kesepakatan yang telah dibuat bersama menjadikan siswa memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi dan menyadari bahwa apa yang telah disepakati bersama pantang untuk dilanggar. Dan mulai saat itu disetiap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang masuk, MURID-MURID mulai melakukan kegiatan yang sesuai dengan arahan dari guru, meski masih ada yang kerap kali melanggar tapi setelah diingatkan mereka kembali pada posisi tempat duduknya, dan melakukan kembali aktivitasnya.
Dan yang paling berkesan adalah ketika saya belum ada jadwal jam pelajaran Agama, saya hanya lewat depan kelas terkadang saya malah dipanggil dan disuruh masuk dikelasnya untuk belajar Agama, saya memberi senyuman dan berkata bahwa saya ada jam mengajar dikelas lain.
Dan yang membuat saya kagum dan merasa senang adalah setiap masuk dalam kelas mereka hal yang pertama yang mereka minta supaya kesepakatan kelas tetap berjalan dan terkadang mereka sendiri yang menawarkan supaya yang melanggar kesepakat diberi sanksi sesuai kesepakatan yang dilanggar.
Dan mulai saat itu pembelajaran pun bisa berjalan aman dengan suasana kelas yang kondusif dan tertib mulai dari guru masuk kelas, berdo’a bersama sampai akhir pembelajaran pada jam pelajaran Agama. Dan harapan saya pada jam pelajaran apapun yang masuk di kelas disetiap harinya siswa pun akan tetap konsisten dengan kesepakatan yang ada. Dari pelajaran ini saya biasa menyimpulkan bahwa pelibatan siswa dalam kelas sangat mempengaruhi suasana dalam kelas terutama dalam proses pembelajaran dan siswa pun merasa bertanggungjawab atas segala yang dilakukan dalam kelas. Dan ternyata ketika kita melakukan sesuatu hal yang baru dalam kelas intinya harus melibatkan langsung murid-muridnya. Terima kasih.