SMP Pinoh Selatan 1 terletak di Desa Nanga Pintas, Kecamatan Pinoh Selatan, Kabupaten Melawi, tepat di Jantung Pulau Kalimantan, Provinsi Kalimantan Barat. Sekolah ini berada di daerah terpencil tanpa listrik dan sinyal internet. Hingga tahun 2015 kondisinya sangat memprihatinkan, dengan lingkungan yang tidak terawat dan sumber air tidak tersedia. Kami hanya memiliki 4 guru negeri dan 11 orang guru honorer.
Berdasarkan observasi diketahui bahwa 90% siswa di SMPN 1 Pinoh Selatan berasal dari kalangan ekonomi di bawah rata-rata. Sebagian besar orang tua bekerja sebagai petani dari pagi hingga sore hari. Faktor pendidikan siswa sering terabaikan. Jarak antara sekolah dan rumah siswa juga tergolong jauh. Hal ini berimplikasi pada rendahnya perhatian siswa terhadap kualitas pendidikan.
Pada tahun 2015 kami memulai pengembangan ekosistem sekolah dengan Pendekatan Education For Sustainable Development (ESD). Pendekatan ini di dasari pada tiga prinsip yaitu Lingkungan, Sosial dan Ekonomi yang seimbang.
Kolaborasi, integrasi dan inovasi dalam pencapaian program yang kami lakukan dari 2015 hingga 2021 dengan semua pihak dari pemerintah desa, pemerintah daerah, legislatif dan Yayasan WWF Indonesia. Peningkatan kesadaran siswa dirasakan sangat signifikan. Seiring dengan kesadaran yang semakin meningkat secara tidak langsung prestasi siswa juga semakin bertambah.
Pada tahun 2018 sekolah dengan 188 siswa dan 15 orang guru ini meraih juara pertama sekolah sehat tingkat provinsi Kalimantan Barat. Pada tahun 2019 saya juga menerima undangan mengikuti World Education Environment Congres di Thailand yang merupakan kerjasama dengan Yayasan WWF Indonesia. Sekolah ini juga dari sekolah yang tertinggal bisa menjadi sekolah model bagi daerah lain di Kalbar.
Pada tahun 2019 sekolah ini semakin berbenah dengan terus mengembangkan kemampuan siswa terutama di bidang literasi. Penggunaan TIK dalam sistem penilaian juga sudah di rencanakan. Tapi semua program ini tenggelam seirang dengan hadirnya pandemi covid pada awal tahun 2020. Pandemi mematikan semua sistem yang ada di sekolah. Kami merasa kebingungan dengan keadaan yang ada dikarenakan minimnya infrastruktur di daerah kami. Kondisi penuh ketidakpastiaan kami rasakan selama kurang lebih 2 bulan. Ketakutan yang berlebihan sangat berefek pada mental siswa, guru dan orang tua. Untuk itu perlu melakukan perubahan terhadap sistem pembelajaran yang ada di sekolah.
Perencanaan yang baik merupakan modal utama bagi kami dalam melangkah. Prinsip yang saya pegang selama ini adalah semangat, pengetahuan dan ide. Prinsip ini juga menjadi dasar dalam pengambilan keputusan di sekolah. Semangat agar maju dan berkembang. Terus belajar dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan ide segar untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Ketiga prinsip ini terus saya tularkan kepada rekan rekan di sekolah.
Setelah melalui diskusi dengan para pihak kami memutuskan untuk mengatur ulang kegiatan yang ada di sekolah. Pendekatan Education For Sustainable Development (ESD) Kembali kami lakukan untuk memetakan segala potensi yang kami miliki, berikut ini hasil Pemetaan ESD yang kami lakukan .
- Lingkungan Dari aspek lingkungan kami merasakan situasi sekolah yang selama ini telah kami rawat dengan sistem kolaborasi dengan siswa tidak bisa berjalan. Kami berusaha membenahi lingkungan ini dengan melibatkan siswa secara bergantian untuk bisa hadir di sekolah dan membenahi lingkungan yang ada. Sebagai salah satu solusi pada pembelajaran prakarya kami menekankan kepada siswa untuk membenahi pot pot yang ada disekolah. Kemudian siswa menanami kembali dengan sayur sayuran, buah serta membenahi lingkungan sekolah.
- Kondisi sosial guru, siswa dan orang tua masih tidak stabil dikarenakan kondisi covid yang masih terus mengganggu. Kami berinisiatif mengadakan pertemuan rutin dengan orang tua untuk bisa berkomunikasi secara bergiliran dan terbatas. Dalam pembelajaran juga kami berkomunikasi dengan orang tua terkait kebutuhan mereka. Dari hasil pemetaan di lapangan ternyata beberapa Desa di sekitar sekolah sudah melakukan pemasangan jaringan internet. Tentu saja ini merupakan berkah di tengah pandemi. Kami berinisiatif untuk membuat grup whats up dan mulai melatih guru untuk menggunakan akun belajar.id untuk memudahkan dalam pembelajaran daring. Kami juga Mendorong penggunaan tehnologi dalam sistem penilaian siswa. Kemudian untuk meningkatkan literasi kami membuat program Buku Diary siswa. Selama masa covid juga kami menemukan banyak siswa yang memiliki kekurangan dalam kemampuan literasi dan numerasi dasar. Kami berinisiatif membuat program Matematika Plus dan Bahasa Indonesia Plus untuk membantu siswa yang kekurangan.
- Kondisi ekonomi yang rontok dikarenakan covid turut memperparah keadaan orang tua dan siswa. Efeknya Siswa terpaksa bekerja untuk membantu orang tua. Kami berinisitif untuk sementara siswa kami bebaskan mengggunakan pakaian bebas ke sekolah, dan tidak ada pengadaan seragam olahraga untuk tahun 2020.
Untuk mengetahui tentang bagaimana tata cara terbaik dalam mengatasi pembelajaran daring, saya juga berinisiatif menambah ilmu dengan banyak belajar di masa pandemi. Dalam waktu beberapa bulan saya mengikuti kegiatan Google Master Trainer. Ini menjadi modal bagi saya untuk berbagi bersama guru dan siswa.
Pada awal tahun pelajaran 2020/2021 kondisi sudah lebih membaik, kami memulai kegiatan belajar dari rumah dengan segala usaha. Pada awalnya kami memulai pembelajaran dengan melakukan visitiasi ke rumah siswa, tetapi dikarenakan kendala jumlah siswa yang banyak dan guru yang sedikit kami merasakan ini bukanlah solusi yang tepat.
Pembelajaran daring juga sulit untuk di lakukan karena keterbatasan akses internet. Untuk menutupi kekurangan belajar siswa kami berinisiatif membuat Bahan Ajar berupa LKS. Bahan ajar ini kami titipkan kepada guru guru pada masing masing desa agar memudahkan siswa dalam megambil dan mengembalikan tugas. Kagiatan ini berlangsung selama 6 bulan. Kami melakukan evaluasi selama 2 minggu sekali untuk memastikan semua siswa mengerjakan dan mengumpulkan tugas yang kami berikan.
Pada awal tahun 2021 kami sudah mulai melakukan pembelajaran tatap muka terbatas. Siswa masuk ke sekolah selama 2 hari dalam satu minggu secara bergantian. Pembelajaran mulai efektif kami lakukan.Pembenahan lingkungan sekolah kami lakukan dengan prinsip ESD yang telah kami rancang. Ada beberapa praktik baik yang kami lakukan agar siswa kembali termotivasi bersekolah yaitu :
- Pembelajaran Prakarya berbasis lingkungan sekitar. Pada pelajaran prakarya kami memberikan projek plan kepada siswa untuk merawat lingkungan dan mengisi lahan lahan kosong dengan tanaman sayur yang bermanfaat bagi dirinya dan sekolah. Program ini akan di evaluasi pada PTS dan PAS tahun pelajaran ini.
- Penggunaan CBT Offline pada PTS,Ujian Sekolah dan PAS Tahun 2021. Perubahan sosial yang akibat pandemi kami manfaatkan dengan berkomunikasi dengan orangtua dalam pemanfaatan TIK di sekolah. Pembelajaran menggunakan TIK semakin kami kuatkan dan kami terus mencari ide baru untuk pembelajaran secara offline. Setelah mengikuti beberapa pelatihan saya berinisiatif untuk menggunakan candy cbt dalam sistem penilaian di sekolah. Siswa bisa mengerjakan ulangan dan Latihan secara offline dengan menggunakan lab komputer ataupun gawainya masing masing. Siswa menjadi sangat tertarik dan mereka semakin familiar dengan kehadiran teknologi di sekolah.
- Pengumuman Ujian dan Pembagian SKL Secara Online. Kami juga berinovasi pada akhir tahun pelajaran 2020/2021 kami mengumumkan hasil ujian dan membagikan surat keterangan lulus sementara dengan sistem online. Tentu saja ini merupakan keistimewaan bagi siswa siswa kami yang berada di desa. Dengan penuh semangat mereka dan orangtua menggunakan fasilitas internet desa untuk mengetahui pengumuman tersebut.
- Melaksanakan PPDB Online. Dengan berbagai pertimbangan tadi kami memutuskan menggunakan moda online dalam PPDB 2021. Ini tentu sangat istimewa bagi kami. Pada awalnya banyak pihak yang merasa keberatan, tapi kami merasa ini akan menjadi tantangan bagi masyarakat yang ingin menyekolahkan anaknya di SMPN 1 Pinoh Selatan. Tanpa di sangka ternyata PPDB ini berjalan sukses dengan masuk nya 61 orang siswa baru yang data sudah melalui sistem online.
- Program Diary Siswa. Untuk meningkatkan pemahaman siswa kami juga memulai program Diary Siswa. Program ini berupa buku gerakan literasi sekolah, siswa kami minta utntuk menuliskan aktvitas nya sehari hari di dalam buku diary nya. Harapan kami dengan ini siswa dapat meningkatkan kemampuan literasinya.
- Program Matematika Plus dan Bahasa Indonesia Plus. Untuk mengatasai learning loss kami memetakan kemampuan dasar siswa yang ada di sekolah . Ternyata ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam membaca, berhitung dan memahami pembelajaran. Dari ini muncul program Matematika Plus dan Bahasa Indonesia Plus untuk mengakomodir siswa yang mengalami permasalahan. Program ini adalah program tambahan bagi siswa yang kurang dalam literasi dan numerasi. Program ini pendampingan khusus bagi siswa tersebut agar bisa fokus pada membaca dan berhitung.
Program program yang kami lakukan juga sangat terasa berdampak pada siswa pada Asesment Nasional Berbasis Komputer. Siswa siswa kami sudah sangat terbiasa menggunakan laptop dalam penilaian sehingga memudahkan mereka dalam pengoperasian laptop. Semangat siswa dalam berkegiatan juga Kembali normal terbukti dengan kembali aktifnya para siswa dalam perlombaan di sekolah dan luar sekolah. Pada tahun 2021 juga saya sering berbagi praktik praktik baik kepada banyak sekolah terkait akun pembelajaran dan penggunaan CBT dalam penilaian secara offline.
Dari evaluasi yang kami lakukan ada beberapa kekurangan yang menjadi bahan evaluasi kami yaitu :
- Untuk meningkatkan kemampuan siswa kami perlu menyediakan akses listrik dan internet disekolah
- Peningkatan kapasitas guru harus lebih sering dilakukan.
- Pelibatan orang tua dalam pembelajaran akan menjadi prioritas kami kedepannya.
Tindak lanjut dari program ini, harapan kami kedepan bisa terus menguatkan teknologi dalam pembelajaran teruatama yang bersifat offline. Dari hasil buku diary siswa kami berharap pada akhir tahun ini akan bisa terkumpul sejumlah tulisan siswa dan bisa kami bukukan. Kemudian kami juga berkoordinasi dengan pihak desa untuk pemasangan internet di sekolah yang bisa menunjang sistem pembelajaran di kelas.
Kesimpulan dari cerita ini adalah pembangunan berkelanjutan di lingkungan pendidikan harus berkolaborasi dengan semua pihak, diperlukan komunikasi yang efektif. Perlu pemetaan berbasis ESD yang baik agar sistem pembelajaran di sekolah bisa menyesuaikan dengan kondisi lingkungan, sosial dan ekonomi siswa.
Dengan segala keterbatasan yang kami miliki, kami sekolah yang berada di kampung tentu saja memiliki keinginan yang sama dengan sekolah yang ada di kota. Kami yakin kekurangan bukanlah penghalang. Banyak sisi positif yang bisa kami kelola, sehingga bisa menjadi kelebihan kami dan menjadi inspirasi bagi semua. Dimasa depan kami ingin terus belajar, berbagi, dan berkolaborasi dengan semua pihak. kami berharap praktik praktik baik bisa semakin banyak di lakukan agar kualitas pendidikan bisa semakin kita tingkatkan.