Assalamualaikum warahmatullahi wabbarakatuh 🙏 pendidikan pada situasi bencana memiliki tujuan menjelaskan dasar pemikiran pendidikan sebagai respon pertama dalam menyediakan perlindungan mengidentifikasi alasan alasan mengapa masyarakat perlu memprioritaskan pendidikan dalam situasi bencana, melihat kondisi Indonesia saat ini peta indeks risiko bencana dan ancamannya ada 30 profinsi memiliki risiko tinggi dan 3 profinsi berisiko sedang, khususnya di daerah kami Sulawesi tengah kota palu Parigi Donggala Sigi adalah potensi rentan terjadinya bencana sehingga dampak gempa bumi dan bencana lainnya di sektor pendidikan sangatlah banyak seperti sistem pendidikan runtuh, sekolah bangunan dan fasilitas pendidikan hancur, kegiatan belajar mengajar terganggu, kehilangan bahan bahan mengajar/belajar dan rekreasi.
Dampak bencana terhadap anak dimulai dari dampak fisik seperti kematian, luka-luka,cacat dampak pendidikan seperti putus sekolah, kehilangan dokumen, kualitas menurun, sedangkan dampak ekonomis / fisik seperti kehilangan mata pencaharian, rehabilitasi, rekonstruksi dan dampak psikososial seperti kemampuan belajar menurun, semangat menurun,dan trauma.
Saya merasa terpanggil tersentuh hati nurani saya apa yang harus saya lakukan untuk melakukan perubahan agar semua bisa tau bagaimana cara melindungi diri dari bencana bagaimana melihat kondisi yang aman dari bencana bagaimana berbuat untuk orang banyak,pilu sedih merintih hati saya melihat korban jiwa reruntuhan tembok hancur tanpa meninggalkan sedikitpun asa dan rasa , saya bagian dari masyarakat ingin berbagi pengalaman pengetahuan tentang pendidikan merdeka belajar bagaimana cara mengajar agar kita merasa aman merasa merdeka dari segala hal yang membuat dada kita sesak ,saya mulai mengikuti perkembangan zaman melihat menonton mengikuti pelatihan dan sedikit demi sedikit mempunyai pengalaman pengetahuan tentang pendidikan aman bencana bagaimana penanggulangan nya ,mulai dari mengidentifikasi risiko bencana , mengkomunikasikan risiko bencana dan melakukan perubahan terhadap pembelajaran anak dimulai dari sosialisasi langsung saat terjadinya bencana kemudian di literasi kan di setiap awal pembelajaran dan pembentukan tim siaga di sekolah maupun di masyarakat dan lingkungan keluarga penentuan titik kumpul di tempat yang lebih mudah di jangkau dan aman untuk di tempati berkumpul bersama stelah itu menentukan jalur evakuasi jalan yang mana lebih aman di jangkau menuju titik kumpul setelah itu menolong korban luka-luka dan menghubungi pihak terkait dan keluarga siswa maupun orang tua.
Pendidikan dalam situasi bencana penyediaan sebuah kesempatan pendidikan berkualitas yang memenuhi kebutuhan perlindungan fisik, psikososial, perkembangan dan kognitif dari anak-anak yang terkena dampak situasi bencana,yang dapat menopang hidup dan menyelamatkan jiwa.
Pendidikan penting sebagai respon kemanusiaan awal kerena pendidikan adalah hak fundamental bagi semua hak anak anak dan pelajar lainnya seringkali ditiadakan, penting untuk perkembangan yang sehat yang dapat membantu remaja mengatasi dampak dari situasi krisis,dapat menciptakan suasana normal untuk anak anak dan komunitasnya,sebagai sarana yang penting untuk mempromosikan toleransi dan resolusi konflik dan rekontruksi sosial.
Konsekuensinya jika pendidikan dalam situasi bencana tidak dilakukan bisa berimbas ke dampak psikososial meningkat dengan kurangnya ruang amandan kesempatan untuk berada dengan anak-anak lainnya,anak-anak lebih rentan terhadap perdagangan anak, pekerja anak, pelecehan seksual, pernikahan dini,anak terabaikan dan rentan terhadap bahaya dan eksploitasi anak,hak anak untuk pendidikan terabaikan, kebutuhan kognitif dan perkembangan anak juga terabaikan, kemungkinan melibatkan diri dalam kegiatan tidak aman meningkat.
Strategi untuk menyediakan pendidikan di situasi bencana yaitu guru berpatisipasi aktif dalam memprioritaskan dan merencanakan kegiatan pendidikan, memobilisasi sumber daya lokal untuk memperkuat akses terhadap pendidikan berkualitas merdeka belajar, tanggungjawab untuk memenuhi hak atas pendidikan, memikul peran sebagai pemimpin merdeka belajar berkomunikasi berkolaborasi dengan pemangku kepentingan pendidikan lain , menjamin keselamatan dan keamanan semua peserta didik guru dan tenaga kependidikan.