Saya adalah guru kelas 5 yang mengajar di salah satu SD Negeri di Labuhanbatu Selatan. Materi pelajaran matematika yang diajarkan awal di kelas ini yaitu mengenai pecahan. Pada awalnya saya melihat murid saya merasa kesulitan untuk memahami mengenai pecahan. Mereka kebingungan dengan konsep angka ½ , ¾ , bahkan ketika sudah dibuat gambar lingkaran yang dipotong-potong menjadi beberapa bagian di papan tulis siswa masih juga belum paham konsep mengenai pecahan.
Saya kesulitan memikirkan mengenai media apa yang harus saya gunakan dalam mengaarkan pecahan kepada siswa agar mereka paham konsep pecahan. Ketika sedang duduk santai di rumah sambil makan roti tawar dengan olesan cokelat diatasnya, saya terpikir, mengapa tidak roti ini saja yang saya jadikan media untuk mengajarkan pecahan?
Saya persiapkan sebungkus roti tawar untuk dibawa kesekolah. Keesekokan harinya di sekolah saya bagikan roti tersebut kepada masing-masing siswa. Kemudian saya minta ke siswa untuk memotong roti tersebut dengan penggaris menjadi 2 bagian. “Nah, anak-anak 1 bagian roti yang kalian pegang itu adalah ½ dan 1 bagian lagi juga disebut ½ atau setengah. “ Saya mendengan ada suara beberapa siswa yang mengatakan “ooohhh”. “Kemudian yang ½ bagian tadi, coba potong lagi jadi dua, nah, itu yang dikatakan ¼ “. Setelah belajar mereka dipersilahkan untuk memakan roti tawar yang mereka pegang tersebut. Mereka makan roti itu sambil senyum-senyum.
Siswa sudah mulai memahami tentang konsep pecahan , bahkan sekarang siswa bisa dengan mudah menyelesaikan permasalahan mengenai penjumlahan pecahan.