Prokes (Proyek Kebun Siswa) Adalah Program Peningkatan Kompetensi Sosial Emosional Pada Siswa

Diberi kepercayaan beberapa waktu lalu untuk memimpin suatu sekolah negeri yang bernama SDN. 106167 Lantasan Baru di kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, memberikan sedikit rasa ragu di hati. Saya ragu dengan kemampuan saya ditambah lagi image yang beredar di lingkungan kami bahwa sekolah itu rusak berat karena Kepala Sekolah Lama tidak dapat maksimal menjalankan tugas dikarenakan penyakit diabetes yanng diderita, hingga meninggal dunia. Awalnya saya tidak berharap ditempatkan di sekolah tersebut, ditambah lagi jarak yang jauh antar sekolah dan tempat tinggal membuat saya maju mundur untuk menerima amanat tersebut. Tapi setelah berpikir panjang, dengan tekad sebagai ibadah dan belajar, saya menerima amanat tersebut.

Pertama menginjakkan kaki disekolah tersebut, dalam hati saya bergumam “MasyaAllah, saya harus bisa, sekali layar terkembang pantang surut pulang”. Sekolah itu begitu memprihatinkan, rumput setinggi lutut, suasana sekolah tampak gelap karena pohon sekitar sekolah tidak terawat, pintu dan jendela yang rusak dan keropos, meja dan bangku siswa banyak patah. asbes yang bocor. Kemudian saya masuk keruang perpustakaan, dengan debu yang tebal, buku yang masih didalam kotak belum tersusun, rak buku yang centang prenang menambah kesan bahwa partisipasi guru serta rasa memiliki guru terhadap sekolah sangat rendah. Kenyataan lain yang cukup memprihatinkan adalah jumlah murid sedikit yang berarti penerimaan dana bantuan BOS (Bantuan Operasional Sekolah) juga sedikit. Hal ini menambah kegalauan hati saya pada saat itu.

Tapi saya ingat apa yang saya pelajari di pendidikan guru penggerak, yaitu metode “Mindfulness” untuk melatih ketenangan, fokus dan meredakan perasaan negatif yang saya rasakan saat itu. Saya mengajak guru berbincang santai, berjalan kesekeliling sekolah, untuk mengetahui permasalahan yang ada disekolah. Saya juga ingin tau harapan mereka akan kehadiran saya kedepannya. Setelah saya mendengar informasi dari guru-guru ditambah dengan metode “Mindfulness” yang saya lakukan, akhirnya saya dapat fokus dan tenang, saya berpikir bahwa pasti ada hal positif dari sekolah ini yang dapat saya kembangkan, Saya kemudian melihat bahwa sekolah itu cukup luas, sangat baik untuk tempat anak bermain, letaknya dipedalaman membuat udaranya segar, saya bisa menjual ini untuk menarik minat masyarakat menyekolahkan anaknya ke sekolah saya. Karena lingkungan yang sehat serta ruang bermain yang cukup merupakan potensi sekolah yang cukup sulit didapat akhir-akhir ini.

 Kemudian dengan “modal lingkungan” yang dimiliki sekolah membuat saya mendapatkan ide untuk menggunakan “modal lingkungan” dengan tersedianya lahan memadai untuk membuat program yang bernama Prokes (Proyek Kebun Siswa). Program ini adalah program yang diinisiasi oleh saya sebagai kepala sekolah beserta seluruh guru. Program ini merupakan pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta  didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Metode proyek merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan anak dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara berkelompok”. “Proyek berkebun siswa” merupakan suatu proyek untuk siswa dalam menanam tumbuhan tertentu di lahan sekolah yang tersedia untuk menghasilkan tanaman yang berguna. Karena sekolah kami mempunyai lahan yang cukup, proyek berkebun ini menggunakan media tanah. Proyek berkebun ini dimulai dengan  Perencanaan tindakan. Perencanaan tindakan dilakukan dengan diskusi bersama guru dan mengundang beberapa perwakilan orang tua untuk mendiskusikan mengenai tujuan, mekanisme pelaksanaan program,dan dampaknya kepada siswa. Kemudian Pelaksanaan kegiatan “proyek berkebun”. Kami menempatkan siswa dalam 2 kelompok. Stiap kelompok menanam tanaman sayuran yang mereka pilih sendiri. Setiap kelompok mendapat seorang guru sebagai pendamping. Guru yang bertugas sebagai pendamping merupakan guru yang punya pengetahuan mendalam tentang pertanian, karena latar belakang guru sebagai petani. Penanaman sayuran dimulai dari pembersihan lahan, pemilihan bibit yang baik, perawatan, hingga panen. Selanjutnya kegiatan ini akan diobservasi secara berkala oleh kepala sekolah dan orang tua siswa, dan guru yang ditugaskan untuk itu. Setelah itu juga dilanjutkan dengan pelaporan kegiatan “proyek berkebun”. yang dilaksanakan oleh murid setiap kelompok bersama guru pendamping. Selanjutnya yang terakhir adalah kegiatan evaluasi serta monitoring kegiatan “proyek Berkebun siswa”.

Tidak diragukan lagi banyak sekali manfaat yang diperoleh dari program PROKES (Proyek Kebun Siswa) ini, baik bagi peserta didik juga bagi guru. Prokes ini selain dapat digunakan guru sebagai materi pelajaran juga dapat digunakan untuk menumbuhkan kompetensi sosial emosional siswa, Manfaat program ini bagi siswa antara lain

  • PROKES ini dapat digunakan guru sebagai media atau bahan pelajaran untuk peserta didik, melalui PROKES ini, guru dapat mengajarkan siswa mengenai cara hidup tumbuhan, siklus hidup dari tumbuhan, bentuk intervensi manusia dalam tumbuh kembang tanaman, dll
  • PROKES ini dapat digunakan guru sebagai sarana assesment bagi siswa
  • PROKES ini dapat menumbuhkan keterampilan kolaborasi siswa
  • PROKES ini dapat menumbuhkan sikap disiplin pada siswa
  • PROKES ini dapat menanamkan rasa tanggung jawab pada siswa
  • PROKES ini meningkatkan daya analisis siswa dalam memecahkan permasalahan
  • PROKES ini meningkatkan kemampuan komunikasi siswa
  • PROKES ini dapat digunakan guru untuk menanamkan rasa cinta siswa terhadap lingkungan sejak dini.
  • PROKES ini juga menanamkan semangat kewirausahaan bagi siswa, karena hasil dari kebun yang mereka tanam dan usahakan sendiri dapat mereka gunakan untuk kebutuhan mereka sendiri, bahkan ada yang dapat mereka jual.

Banyak sekali dampak positif dari program ini bagi murid. untuk sekolah yang tidak mempunyai lahan sebagai media penanaman, dapat menggunakan media tanam yang lain seperti sabut kelapa, batang pakis, sekam padi, spons, dll, atau dapat menanam secara hidroponik.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top