Program Pojok Membaca

Tulisan ini terkait dengan Kepemimpinan Manajerial dengan topik Budaya Sekolah, sebagai wujud nyata praktik baik mengembangkan dan mengkomunikasikan visi menjadi budaya sekolah yang memfasilitasi warga sekolah agar lebih berkomitmen dalam mendukung murid merdeka belajar.

Kualitas pendidikan sangat berperan penting dalam menghasilkan SDM yang baik, SDM yang baik ataupun kualitas pendidikan yang baik tidak semata hanya dilihat dari prestasi yang dihasilkan siswa, namun juga dari berhasilnya penerapan budaya sekolah kepada siswa. Sehingga nantinya SDM yang dihasilkan tidak hanya berprestasi namun juga karakter siswa seperti sikap dan akhlak yang baik.

Budaya sekolah menjadi salah satu penentu dalam menciptakan kualitas pendidikan yang baik, karena dengan adanya budaya sekolah yang baik maka diharapka SDM yang dihasilkan tentunya akan baik. Tidak hanya baik dari segi prestasi, namun juga dari segi karakter siswa. SDM yang baiklah yang menjadi salah satu bentuk berhasil atau tidaknya sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang baik. Pembelajaran yang baik hanya dapat berlangsung pada sekolah yang memiliki kultur positif. Kultur sekolah yang sehat dan positif berkaitan erat dengan motivasi dan prestasi siswa serta produktivitas dan kepuasan guru.

Sebagai Kepala Sekolah saya berkeinginan kuat agar peserta didik dapat menjalankan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan antuasias terhadap perkembangan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini sebagai wujud nyata perwujudan visi dan misi sekolah.

Dalam perjalanan pembelajaran di sekolah, sering kali ditemui keluhan bapak ibu guru pengajar, bahwa pengetahuan siswa sangat kurang utamanya dikaitkan dengan pengetahuan umum. Hal ini diyakini baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses pembelajaran dan bimbingan. Sehingga proses pembelajaran seringkali terhambat karena peserta didik ‘malas’ mengikuti pembelajaran karena pengetahuan awal mereka sangat kurang.

Saya pun mendisukusikan hal tersebut dengan bapak ibu guru pengajar, bagaimana solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut. Melalui proses diskusi yang panjang akhirnya didapatkan kesepakatan bersama untuk mengadakan Program Pojok Membaca. Dimana pada setiap ruang-ruang terbuka di sekolah maupun di sekitar kelas akan diberikan rak ataupun tempat khusus yang berisikan berbagai macam buku, mulai dari buku bertema agama, bertema umum, bertema pengetahuan, dan sebagainya. Nantinya setiap peserta didik diberikan waktu 15 menit sebelum memulai pembelajaran setiap harinya untuk membaca buku-buku tersebut. Selain waktu khusus tersebut, siswa juga bisa membaca di waktu istirahat maupun sepulang sekolah sesuai dengan minatnya masing-masing.

Alhamdulilllah selang beberapa minggu Program Pojok Membaca dilaksanakan, mulai terdengan kabar yang menggembirakan dari bapak ibu guru pengajar. Secara umum peserta didik sudah mulai bersemangat dalam memulai pembelajaran. Seringkali peserta didik bertanya banyak hal yang mereka belum fahami. Kemampuan peserta didik untuk menghubungkan pengetahuan umum dengan pengetahuan mata pelajaran juga sudah mulai bertambah. Sehingga mereka menjadi bersemangat mengikuit pembelajaran dan bimbingan. Pada akhirnya Progam Pojok Membaca ini menjadi budaya sekolah yang menumbuhkan minat membaca pada peserta didik.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top