Sebagaimana pelajaran bahasa pada umumya, pelajaran Bahasa Inggris di SMA juga harus mencakup keterampilan berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis. Salah satu aspek bahasa yang juga dipelajari adalah struktur bahasa. Struktur bahasa adalah hal yang dianggap penting dalam pelajaran Bahasa Inggris. Namun sayang, buku siswa maupun buku referensi guru yang tersedia di sekolah hanya menitik-beratkan pada kegiatan pembahasan materi dan pengerjaan soal latihan. Seperti pada materi yang tentang Future Tenses yang harus saya sampaikan kepada siswa kelas 10.
Selain itu, saya mendapati bahwa siswa di kelas saya memiliki kemampuan, gaya belajar, serta minat yang berbeda. Mereka juga menunjukkan ketertarikan pada penggunaan internet melalui gawai dan laptop sebagai salah satu sumber belajar. Saya sudah dapat membayangkan bahwa jika saya hanya mengikuti kegiatan yang tersedia di buku saja maka pelajaran Bahasa Inggris akan terasa membosankan. Siswa akan kehilangan motivasi untuk belajar. Hal ini tentu saja tidak saya inginkan. Saya ingin mereka memiliki rasa ingin tahu serta senang belajar di kelas saya.
Tantangan yang saya hadapi adalah bagaimana mendisain pembelajaran yang menyenangkan sekaligus bermakna bagi mereka. Menyenangkan berarti kegiatan pembelajaran dapat menarik siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahu serta keterampilan sesuai dengan minat mereka. Bermakna berarti kegiatan pembelajaran tersebut haruslah mengarah pada ketercapaian kompetensi belajar yang diharapkan. Lalu, apakah ada pembelajaran yang menyenangkan sekaligus bermakna?
Tidaklah mudah bagi seorang guru yang berpengalaman sekalipun untuk mendisain kegiatan pembelajaran seperti ini. Seringkali guru terjebak dalam konsep menyenangkan saja. Pada tipe pembelajaran seperti ini yang terpenting adalah siswa senang. Konsep belajar yang mengusung konsep menyenangkan saja akan membuat siswa tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya, kegiatan pembelajaran yang hanya mengedepankan ketercapaian kompetensi siswa seringkali tidak mempedulikan apakah siswa tertarik untuk belajar dan merasa memiliki proses belajar itu. Oleh karena itu, guru biasanya akan fokus pada kegiatan yang membuat siswa memahami materi yang diberikan serta dapat mempersiapkan diri untuk mengikuti tes.
Menghadapi tantangan tersebut, saya memastikan diri saya untuk menguasai konsep Future Tenses serta kompetensi yang diharapkan oleh kurikulum. Setelah itu saya mencari tahu bagiamana saya bisa merancang pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Saya mencari sumber belajar dari internet dan juga mengikuti pelatihan-pelatihan daring yang ditawarkan oleh berbagai lembaga yang menyediakan pelatihan untuk guru Bahasa Inggris seperti British Council atau lembaga bahasa dari universitas di Indonesia maupun luar negeri. Dari pelatihan ini saya mendapatkan beberapa ide yang saya yakin dapat membuat materi mengenai Future Tenses ini menyenangkan.
Pilihan saya jatuh pada sebuah laman di internet bernama Story Jumper. Story Jumper adalah sebuah laman yang menyediakan fitur bagi penggunanya untuk membuat buku digital. Sebelum saya menggunakan aplikasi ini di kelas, saya meluangkan waktu untuk mempelajari dan mencobanya terlebih dahulu. Saya ingin memastikan bahwa saya menguasai aplikasi tersebut dan melakukan evaluasi untuk mengukur potensi dan kendala yang mungkin dihadapi siswa saya. Akhirnya saya sampai pada kesimpulan bahwa saya akan mencobanya. Saya kemudian merancang rencana pelaksanaan pembelajaran yang menjabarkan bagaimana saya menggunakan aplikasi tersebut untuk mengajarkan materi struktur bahasa Future Tenses.
Saya menggunakan konsep pembelajaran inkuiri terbimbing. Saya meminta siswa untuk menuliskan apa yang mereka ketahui mengenai konsep Future Tenses dan memberikan contoh di kertas kecil dan menempelkannya di papan tulis. Kemudian, saya bersama siswa mendiskusikan apa yang telah mereka ketahui. Tahap ini penting karena saya dapat mengidentifikasi kebutuhan siswa. Saya dapat menentukan kemampuan yang telah mereka miliki dan menentukan kemampuan yang menjadi tujuan pembejajaran. Setelah itu saya meminta siswa untuk menuliskan apa yang ingin mereka ketahui dan pelajari dai materi Future Tenses. Tahap ini juga diperlukan untuk melatih rasa ingin tahu siswa.
Saya kemudian menyediakan beberapa sumber belajar agar siswa dapat melakukan eksplorasi terhadap konsep Future Tenses. Saya menyediakan penjelasan materi dalam bentuk video, presentasi power point serta bukubahasa Inggris. Saya juga menyediakan diri saya sebagai salah satu sumber belajar dengan memberikan penjelasan. Selain itu, saya juga memberikan keleluasaan bagi siswa untuk mencari sumber lain dengan menggunakan internet. Setelah melalui tahapan ini, saya membagi siswa ke dalam kelompok. Di dalam kelompok, saya meminta mereka untuk mendiskusikan penemuan mereka terhadap konsep Future Tenses dari hasil eksplorasi yang mereka lakukan. Mereka juga saya minta untuk memastikan bahwa mereka dapat menjawab pertanyaan yang mereka ajukan sebelumnya. Kemudian saya minta mereka melakukan presentasi yang ditanggapi oleh kelompok lain. Kemudian saya memberikan tanggapan serta penguatan terhadap konsep yang telah mereka temukan.
Saya kemudian memperkenalkan aplikasi Story Jumper kepada siswa dan memberikan proyek kepada mereka untuk membuat cerita tentang tempat yang ingin mereka kunjungi. Proyek tersebut diberi nama The Country/Place I Will Visit. Siswa kemudian menggali informasi mengenai negara atau tempat menarik minat mereka dan ingin kunjungi. Hal ini saya lakukan untuk mengakomodir minat siswa. Setelah itu mereka membuat draft cerita dan saya mengeceknya. Mereka kemudian memperbaiki draft cerita mereka dan membuat buku digital menggunakan Story Jumper.
Layaknya seperti membuat buku, siswa memulai dengan membuat halaman judul. Setelah itu siswa menuliskan cerita pada setiap halaman dengan menggunakan kalimat dalam bentuk Future Tenses. Yang menarik dari aplikasi ini adalah siswa dapat memilih bentuk Avatar dengan pakaian dan aksesoris yang sesuai dengan keinginan mereka. Mereka juga dapat mengunggah gambar dan foto yang dapat menunjang cerita mereka. Saya melakukan penilaian mulai dari siswa saat siswa melakukan eksplorasi terhadap konsep sampai siswa dapat menghasilkan sebuah buku digital pada aplikasi Story Jumper.
Kesulitan yang dihadapi siswa pada penggunaan aplikasi ini adalah tidak stabilnya koneksi internet. Selain itu aplikasi ini hanya dapat dioperasikan dengan lebih baik menggunakan laptop. Namun demikian, kesulitan ini tidak menyurutkan semangat siswa untuk menyelesaikan proyek tersebut. Mereka dapat menemukan cara untuk mengatasi kesulitan mereka dan menyelesaikan proyek ini dengan baik.
Dari pembelajaran ini, saya melihat bahwa siswa menunjukkan ketertarikan dalam belajar. Hasil penilaian juga membuktikan bahwa mereka mampu mencapai kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran. Mereka tidak saja dapat memahami konsep namun mengaplikasikan sesuai dengan konteks dan menciptakan karya tulis sederhana dalam bentuk buku digital. Kegiatan pembelajaran ini juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengekspresikan minat mereka dengan memilih negara atau tempat yang menarik bagi mereka. Kegiatan belajar ini juga meningkatkan kemampuan literasi digital siswa karena siswa dapat memanfaatkan teknologi untuk mencari informasi serta mengoperasikan aplikasi yang tersedia. Struktur bahasa tidak lagi menjadi materi yang membosankan untuk dipelajari. Yang terpenting adalah guru harus mau untuk terus menerus belajar dan mengikuti perkembangan zaman agar dapat merancang pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa