Praktek Langsung Pengembangan Dokumen 1

SERUNYA PRAKTIK LANGSUNG PENGEMBANGAN DOKUMEN 1

(S. Gustini,S.Pd,M.M)

 Sharing Praktik baik Kepala Sekolah

Sekolah binaan saya berada di wilayah Kabupaten Sidoarjo dengan beragam karakter. Setiap awal tahun pelajaran selalu mengembangkan Dokumen kurikulum sekolah/dokumen 1. Meskipun pengembangan Dokumen 1 ini merupakan kegiatan rutin, namun masih banyak sekolah yang mengembangkan dengan cara copi paste. Banyak sekolah/kepala sekolah kurang memahami bagaimana mengembangkan dokumen 1 ini dengan SOP yang benar. Begitu juga dengan pengembangan dokumen 1 bukan sebagai suatu kebutuhan yang harus sesuai, namun hanya sebagai keperluan administrasi saja.

Banyak hal yang sudah tidak relevan masih tercantum di dalam dokumen 1 yang terbaru. Di awal terasa sangat sulit memotivasi kepala sekolah agar mau mengembangkan dokumen 1 ini secara benar dan sesuai aturan. Berdasar kondisi sekolah yang demikian, maka saya berupaya memahamkan dan menyelaraskan agar pengembangan dolumen 1 ini tidak hanya sekadar kebutuhan administrasi. Dokumen 1 terbentuk agar menjadi petunjuk bagi berjalannya seluruh kegiatan di sekolah selama 1 tahun.

Sasaran adalah kepala sekolah tidak copi paste dokumen 1, namun sudah merasakan arti penting dokumen 1 yang harus dimiliki. Dalam hal ini dokumen 1 memang sangat penting bukan hanya sebatas keperluan administrasi. Namun lebih kepada bagaimana dokumen 1 berfungsi sebagai petunjuk semua kegiatan yang ada di sekolah selama 1 tahun serta sesuai visi-misi sekolah.

Kepala sekolah galau karena belum terbiasa mengembangkan dokumen 1 sesuai dengan aturan/regulasi yang ada, semua masih sekadar copi paste. Belum lagi kemampuan IT kepala sekolah masih banyak yang kurang.

Untuk itu saya perlu melakukan perubahan agar dokumen 1 tersusun melalui SOP yang benar berdasar aturan yang ada.

Saya mulai melakukan perubahan dengan cara praktik langsung kepala sekolah melalui workshop seluruh sekolah binaan (8 sekolah). Di awal pertemuan, kepala sekolah menceritakan bagian mana dari pengembangan dokumen 1 yang belum dipahami. Sebelum kepala sekolah mengembangakan dokumen 1 secara mandiri, mereka mendapatkan sharing praktik baik dari kepala sekolah yang sudah mengembangkan dokumen 1 secara benar sesuai aturan yang berlaku. Sharing diawali oleh Kepala sekolah SMP Negeri 5 Sidoarjo yang memaparkan bagaiamana dokumen 1 disusun di sekolah tersebut. Mengapa SMP Negeri 5 Sidoarjo, karena sekolah ini yang sudah mengembangkan dokumen 1 sesuai dengan aturan dan SOP yang ada.

Setelah pemaparan dari SMP Negeri 5, saya selaku pengawas pembina memberikan penguatan bagaimana mengembangkan dokumen 1 dengan benar. Saya menyediakan aturan ataupun landasan hukum yang berlaku sebagai pedoman untuk pengembangan dokumen 1 ini dengan benar. Saya juga menyertakan instrumen sebagai tuntunan dalam mengembangkan dokumen 1 ini agar sesuai pedoman. Kemudian kepala sekolah langsung mempraktikkan dengan mengembangkan bagian-bagian kerangka dokumen 1.

Setelah kepala sekolah selesai menyusun dokumen 1 tersebut, kemudian satu persatu kepala sekolah mempresentasikan di depan untuk dikritisi bersama-sama. Melalui presentasi dokumen 1 ini disempurnakan dengan berbagai masukan dan saran dari peserta workshop yang lain. Setelah presentasi kepala sekolah langsung merevisi hasil presentasi dan melengkapi hal-hal yang menjadi kekurangan ataupun saran peserta lain. Setelah selesai workshop sudah terbentuk gambaran yang utuh dan dokumen 1 sesuai dengan aturan yang ada.

Melalui sharing dan pendampingan berkelanjutan serta praktik langsung maka kepala sekolah mengembangkan dokumen 1 sesuai regulasi dan tidak lagi copi paste. Kedelapan sekolah binaan ini selesai workshop sudah memiliki dokumen 1 yang sesuai dengan regulasi. Dokumen 1 ini tidak lagi copi paste. Melalui workshop ini memaksa kepala sekolah untuk memperbaiki pola kerja dengan baik.

Kepala sekolah akhirnya merasa puas setelah mampu menyusun dokumen 1 sendiri dengan tidak menyalahi regulasi yang ada. Dokumen 1 sudah tersaji dengan baik dan kepala sekolah merasa puas. Pengalaman ini membuat kepala sekolah tertantang untuk mengembangkan hal baik ini di tahun-tahun mendatang. Kepala sekolah merespon positif kegiatan ini dan sudah merasakan dampak pengembangan dokumen 1 dengan baik, yaitu semua program selaras dengan apa yang dikembangkan dan bisa untuk pedoman pelaksanaan selurih program selama 1 tahun.

Di awal pertemuan, kepala sekolah menceritakan bagian apa dari pengembangan dokumen 1 yang belum dipahami. Kemudian kepala sekolah berbagi praktik baik/sharing dengan sekolah lain dan kepala sekolah langsung praktik pengembangan dokumen 1 sekolah masing-masing

Kepala sekolah menjadi merasa perlu mengembangkan dokumen 1sesuai aturan dan sesuai dengan sekolah masing-masing. Kepala sekolah tidak perlu lagi copi paste, karena pengembangan dokumen 1 yang sesuai aturan adalah bagian yang khas dari sekolah masing-masing.

Kepala sekolah telah memahami bagaimana mengembangkan dokumen 1 dengan baik sesuai regulasi yang ada. Dan yang terpenting bahwa dokumen 1 tidak lagi copi paste, dan sudah menggambarkan keadaan sekolah masing-masing.

Kepala sekolah sangat senang mengembangkan dokumen 1 sesuai aturan dan sesuai dengan sekolah masing-masing, tentunya saya merespon positif juga dan sangat bahagia. Saya dan kepala sekolah sama-sama merasa menjadi satu kesatuan yang melakukan kolaborasi harmonis. Saya sangat senang dan bahagia dengan sikap kepala sekolah yang sudah mengapresiasi kegiatan sharing di dalam workshop serta menghasilkan karya yang selama ini belum sempuran.

Pada momen inilah satu kata kunci “Mengembangkan dokumen 1 dengan benar sesuai regulasi sangatlah berkesan dan sangat menyenangkan” Kebersamaan kepala sekolah membuat pengembangan dokumen 1 tidak terasa sulit” Momen-momen keseruan dalam workshop sangat menginspirasi dan selalu ingin terulang kembali. Kepala sekolah senang dan bahagia, pengawas sekolah pun senang dan bahagia.

Taat azas, mematuhi regulasi yang ada membuat kepala sekolah senang dan bahagia

Setelah melalui praktik langsung pengembangan dokumen 1 ini kepala sekolah menemukan kata kunci:

“oooooo” ternyata begini alur pembuatannya, tanpa copi paste.

Guna pengembangan ke depan, praktik langsung tidak hanya menanamkan kesadaran untuk mematuhi aturan pada pengembangan dokumen 1 saja, namun untuk berbagai macam hal yang ada di sekolah.

Perubahan yang ada setelah kegiatan adalah: Kepala sekolah menjadi lebih percaya diri dengan mengembangkan penyusunan dokumen 1 sesuai landasan hukum yang berlaku, tanpa copi paste.


Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top