Pelajaran PPKN salah satu mata pelajaran yang jarang menjadi favorit siswa. Mungkin karena selama ini anggapan siswa, PPKN adalah pelajaran penuh materi dan hafalan yang menjemukan. Oleh karena itu, sudah menjadi tugas ekstra guru PPKN untuk lebih memutar otak dalam meciptakan pembelajaran yang penuh makna dan menyenangkan.
Padahal sejatinya, PPKN adalah mata pelajaran yang wajib yang menjadi salah satu dasar pembentukan karakter siswa untuk menjadi warga negara yang baik.
Pengalaman saya dalam mengajar, mencoba berbagai model dan strategi pembelajaran adalah suatu keharusan. Ditambah juga diferensiasi pembelajaran yang harus fleksibel. Terkadang ada model yang menyenangkan untuk segolongan siswa, namun tidak begitu cocok untuk golongan siswa yang lain.
Tapi, dari berbagai macam model tersebut, ada satu kata kunci dalam pemilihan model dan strategi pembelajaran yang dimaksud. Kata kunci tersebut adalah penggunaan media TIK.
Siswa kita saat ini adalah siswa generasi Z. Siswa yang merupakan digital native. Mereka lahir dalam dunia yang sudah tergolong dunia digital. Padahal guru-guru yang saat ini mengajar, mayoritas adalah generasi milenial ke bawah. Para migran digital yang lahir dalam dunia analog dan mengalami perubahan digitalisasi.
Maka yang terjadi adalah, bagaimana seorang guru PPKN harus dapat menggabung dan mengkombinasikan pembelajarannya dengan berbagai model dan strategi yang menjadikan TIK sebagai basis pembelajarannya.
Model yang dapat digunakan seperti aplikasi quiz, penanyangan dan pembuatan video, serta pembuatan karya-karya digital lain seperti poster, kanvas, dan slide presentasi.
Materi seperti Hukum, Politik, dan Kewarganegaraan adalah materi yang tidak hanya cukup dengan penjelasan lisan. Oleh karena itu, harus dilakukan praktik secara langsung. Materi hukum misalnya, dilakukan dengan cara simulasi persidangan. Kemudian materi politik, dapat dilakukan dengan praktik simulasi pemilihan umum. Lalu materi kewarganegaraan yang lainnya, dilakukan dengan pengalaman belajar di luar kelas.
Hasilnya sangat luar biasa. PPKN dapat menyampaikan materinya yang cukup membosankan itu dengan lebih bermakna dan menyenangkan. Ditambah lagi, adanya percepatan digitalisasi dengan datangnya wabah Covid-19. Guru yang tadinya hanya setengah-setengah dalam melakukan digitalisasi jadi dengan sedikit terpaksa mempercepat proses digitalisasinya.
Siswa juga yang tadinya agak ogah-ogahan mulai dibiasakan dengan proses digitalisasi. Didasari dengan pondasi natif digital yang sudah menjadi karakter mereka, mempelajari sesuatu yang baru bukanlah hal sulit. Apalagi ternyata setelah dilihat kembali, siswa jauh lebih cepat membiasakan diri dengan digitalisasi dibanding dengan gurunya sendiri.
Begitulah sedikit cerita saya dalam mengajar. Mungkin bukan hal yang terlalu spesial dibanding dengan cerita-cerita luar biasa guru lainnya. Namun hal sederhana ini cukup bermakna bagi saya dan saya pikir layak untuk diceritakan kembali kepada rekan-rekan lain. Semoga bermanfaat.