Pada awalnya pelajaran pembibitan dan kultur jaringan merupakan pelajaran yang membosankan. Terutama pada saat materi penggunaan alat laboratorium sesuai prosedur. Bahkan dengan menggunakan strategi pembelajaran tutor sebaya, murid tetap sulit memahami konsep penggunaan alat sesuai prosedur. Hal ini terlihat dari semua murid yang merasa jenuh, karena menghafalkan konsep. Mereka hanya diam. Selebihnya mereka akan bercerita dan kelas menjadi riuh.
Ilham adalah salah seorang murid yang super aktif. Dengan karakternya yang suka bercerita. Dia akan berpindah dari satu meja kemeja lainnya sambil menyalakan handphone. Ilham tidak sendiri, namun ada beberapa orang murid yang memiliki karakter hampir sama dengan Ilham. Sehingga bisa dibayangkan betapa riuhnya suasana. Masing-masing dari mereka tidak mau kalah dalam bercerita dan hanya fokus dengan handphone mereka masing-masing. Bahkan yang dijadikan sebagai tutor sebaya ikut bercerita dengan Ilham.
Sebagai guru yang mengajar mata pelajaran tersebut, saya berpikir untuk merubah strategi pembelajaran. Yaitu menggunakan wisata belajar, dimana dalam proses pembelajarannya saya membagikan tiga pos wisata. Seolah sedang melakukan studi wisata, masing-masing murid berkunjung ke pos pembelajaran yang sudah dijaga oleh tiga orang murid termasuk Ilham.
Perubahan yang terjadi sangat luar biasa. Karakter Ilham sebagai seorang pencerita berhasil mencuri perhatian murid yang lain, dengan semangatnya Ilham bercerita didepan teman-temannya tentang materi kelompoknya sambil direkam menggunakan handphone. Murid yang lain menjadi paham dan ingin secara bergantian direkam suaranya. Tanpa disadari, mereka mampu memahami konsep materi yang diajarkan dengan sangat santai. Bahkan rekaman audio dari konsep materi yang dibuat bisa dijadikan proyek murid untuk audio pembelajaran penggunaan alat laboratorium sesuai prosedur.
Dengan melihat kesukaan murid, melihat potensi yang dimiliki murid, saya bisa menggunakan strategi yang tepat. Murid yang tadinya mengganggu dan mempengaruhi teman lain untuk membuat keributan, menjadi teman yang mempengaruhi teman lain untuk belajar. Murid saling bekerjasama dan berkolaborasi. Saya belajar untuk memahami murid-murid saya.