Perencanaan Proyek Pembelajaran

Tepatnya di desa Dihit, Kecamatana Simeulue Tengah, Kabupaten Simeulue, saya mengajar pelajaran Fisika pada sebuah sekolah SMA Negeri 2 Simeulue Tengah. Nama saya Syarifah Suniati, S.Pd,M.PFis. Mengawali pagi ini dikelas 10 IPS dengan materi pembelajaran tentang Gerak Lurus. Tujuan pembelajaran adalah menjelaskan besaran-besaran Fisika pada gerak GLB dan GLBB, menghitung besaran-besaran Fisika pada GLB dan GLBB, menganalisis besaran-besaran Fisika pada gerak GLB dan GLBB, melakukan percobaan pada gerak lurus, dan memprenstasikan percobaan gerak lurus. Melihat kondisi kelas sudah rapi dan bersih, dengan penuh semangat 45, saya memulai pembelajaran dengan diawali doa.

Pada saat saya menyampaikan beberapa tujuan pembelajaran kepada peserta didik saya,  timbul sebuah pertanyaan dari seorang murid.

“Bu, dalam melakukan percobaan gerak lurus, apakah bisa kita lakukan didalam kelas? Karena Laboratotium IPA yang ada disekolah masih dalam keadaan rusak dan tidak pernah digunakan.”

“Lalu saat persentasi apakah kita persentasi pakai laptop atau Infocus, bu? Sedangkan kami tidak memiliki laptop dan tidak pernah pegang laptop, bu.”

Saya memberikan apresiasi kepada murid yang telah berani bertanya. “Wah, terima kasih sudah memberikan pertanyaan yang baik.”

Dari pertanyaan tersebut saya kembali menceritakan kepada murid, bahwa praktikum Fisika itu tidak hanya bisa dilakukan di dalam ruang laboratorium, namun di dalam kelas dan juga di tempat yang lapang kita bisa melakukannya.

Kemudian kita mulai membuka buku pembelajaran yang jumlahnya memang sangatlah minim dari jumlah murid, setelah mendapatkan halaman materi yang akan di pelajari, maka kami berusaha untuk membahas tentang peralatan yang akan digunakan.

“Nah, sekarang bagaimana menurut anak-anak tentang praktikum yang akan kita lakukan ini? Mari kita mendiskusikan bersama bagaimana teknik pelaksanaanya.” Saya berusaha untuk melibatkan murid saya dalam mengambil sebuah keputusan. Mulai dari tempat pelaksaannya, bagaimana cara mereka akan melakukan presentasi dengan tanpa menggunakan alat digital. 

Kemudian saya membagikan membagikan duduk murid secara berkelompok. Pembagian kelompok yang saya lakukan adalah dengan menunjukkan terlebih dahulu ketua kelompok sebanyak 4 orang yang kemudian saya memberikan setiap murid memilih kertas yang telah berisikan nomor kelompok. Hal ini membuat murid-murid merasa senang, dikarena pembagian anggota kelompok yang menurut mereka cukup adil dan juga transparansi. Namun, ada juga yang merasa bahwa kelompoknya itu terdiri dari murid yang bodoh.

Dengan penuh senyuman saya berusaha untuk menjelaskan kepada murid, dimana saya menekankan kepada murid saya, bahwa tidak ada yang namanya anak pintar dan anak yang bodoh. Yang ada hanya kita ini semua anak yang sedang belajar. Jadi semuanya  akan terus belajar dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mau menjadi mau, dari salah menjadi benar, kuncinya dalah mau bekerja keras.

Setelah pembagian kelompok selesai, kemudia murid saya arahkan untuk melakukan diskusi tentang proyek apa yang akan mereka lakukan? Karena berdasarkan dari tujuan pembelajaran yang telah saya jelaskan kemudian saya mengarahkan pembelajaran kepada kehidupan sehari hari tentang materi Gerak.

Setelah saya menjelaskan, murid mulai mendiskusikan praktikum apa yang akan mereka lakukan yang sesuai dengan materi Gerak. Alhasil diluar pemikiran saya ternyata keempat kelompok dapat melakukan praktikum yang berbeda-beda. Dan mereka juga menggunakan alat–alat praktikum sederhana yang ada dalam lingkungan sekitarnya. Seperti menggunakan mobil-mobilan yang mereka pinjam pada anak salah satu guru disekolah yang digunakan untuk mengukur kecepatan mobil dengan jarak yang berbeda. Ada kelompok yang menggunakan kelereng yang dilepaskan pada lintasan lurus dan lintasan yang lurus berubah beraturan.

Kemudian setelah mereka menyelesaikan melakukan praktikum, mereka menyelesaikan praktikumnya dengan kerja kelompok dirumah. Setelah mereka melakukan analisa data, pada pertemuaan selanjutnya mereka melakukan persentasi akan hasil kerja kelompoknya. Awalnya mereka yang bertanya, bagaiman cara mereka mempresentasikan hasil kerja mereka? Akhirnya mereka menggunakan kertas manila untuk menuliskan dan menempelkan gambar yang diambil pada saat mereka melakukan praktikum.

Disini saya dapat melihat, bahwa sangat banyak perubahan menuju kata luar  biasa yang digapai oleh murid saya. Perubahan yang terlihat salah satunya adalah

  1. Mereka yang awalnya merasa belajar Fisika itu sangat sulit, sekarang menjadi salah satu pelajaran yang mereka sukai. Padahal mereka bukan dari jurusan IPA.
  2. Murid merasa percaya diri dengan hasil praktikum yang dikerjakan, terbukti dari hasil karya yang merasa perlihatkan didepan kelas
  3. Murid saya akhirnya dapat menyelesaikan sendiri permasalahan yang tadinya di tanyakan oleh salah satu temannya, tentang bagaimana cara mereka mempersentasikan hasil karyanya, sedangkan mereka tidak bisa menggunakan laptop. Dan akhirnya mereka mengambil inisiatif dengan menempelakan hasil karyanya di atas kertas manila.

Perlu melibatkan murid dalam melakukan proses pembelajaran agar tujuan yang diharapkan tersampaikan dengan baik. Perubahan yang terlihat dari peserta didik. Mereka lebih kreatif melakukan pembelajaran. Mereka mulai dapat menyelesaikan sendiri permasalahan yang mereka hadapi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top