Pentingnya Refleksi Pembelajaran Menulis Indah di Kelas 1 SD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
A (awal)
Tahun ajaran ini, ada banyak murid baru yang masuk sekolah. Tentunya dengan murid yang baru mengenal lingkungan sekolah dasar. Murid SD, memiliki karakteristik yang polos dan lugu, belum memahami fungsi belajar di sekolah dan apa yang harus mereka hadapi ketika mengalami masalah dalam belajar. Mereka hanya memahami perihal bermain terutama untuk anak kelas rendah.
Pada minggu pertama tahun ajaran baru, saya menjumpai murid murid yang lucu, karena saya ditugaskan menjadi guru kelas 1 . Ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya tentang bagaimana menjelaskan perihal sekolah dan manfaat sekolah untuk kehidupan mereka.
Murid kelas 1 seringkali mempunyai pertanyaan-pertanyaan yang menurut orang dewasa tidak masuk akal.Namun, ini menjadi hal membuat saya senang, karena saya tertantang untuk dapat memahami bagaimana murid mengerti bahasa yang saya sampaikan. Selang beberapa hari, pelajaranpun dimulai. Saya dapat mengenali profil murid saat orientasi sekolah,dan tantangan selanjutnya adalah bagaimana memahami minat dan karakteristik belajar mereka.
Saya mengenal banyak murid yang karakteristiknya sangat luar biasa dan istimewa. Murid dengan kecerdasannya masing-masing menunjukkan keahliannya dan dapat memahami berbagai hal dengan cara mereka sendiri. Diantaranya bernama Rasyid. Dia murid yang suka bermain, bertubuh mungil, dan teman-teman memanggilnya dengan adik. Ketika pelajaran menyanyi, dia terlihat lebih bersemangat, saat olahraga dia aktif dan saat pelajaran tahfidz, dia sangat mudah menghafal. Namun, saat pelajajaran menulis indah dan pengenalan penjumlahan, dia menjadi murid yang pendiam.
T (Tantangan)
Sebagai guru yang memiliki pengalaman 6 tahun mengajar, ini menjadi hal yang baru pertama kali saya temukan, seorang anak yang baru mengenal lingkungan sekolah dan masih mulai mengenal angka, namun ketika belajar menulis indah selalu menangis. Saya merasa ada hal yang perlu didiskusikan karena Rasyid bisa mengikuti pelajaran lain dan sangat bersemangat kecuali belajar Menulis Indah. Dan teman-temannya pun bertanya kenapa Rasyid menangis tiba-tiba, yang membuat suasana menjadi tidak kondusif.
A (Aksi)
Perlahan saya mulai mendekati Rasyid, bertanya bagaimana pembelajaran yang saya sampaikan sebagai bahan refleksi. Dia menjawab singkat, “tidak suka Menulis Indah”. Keesokan harinya, saya mulai bertanya pada Rasyid bagaimana pembelajaran Menulis Indah yang Rasyid inginkan. Dan Rasyid pun mulai bercerita bagaimana pembelajaran yang dia inginkan. Rasyid ingin belajar yang jauh dari teman-temannya. Rasyid tipikal orang yang hanya berfokus mengerjakan kegiatan sendiri, dia sangat mudah terusik dengan temannya. Setelah mendengar responnya, saya pun langsung memberikan tempat duduk yang berbeda dengan temannya dan memberikan pemahaman kepada teman-temannya bahwa Rasyid cara belajarnya berbeda dan mereka pun menyadarinya.
Selain itu, saya juga berdiskusi dengan orang tua Rasyid, perihal pembelajaran dan karakter Rasyid di rumah. Saya simpulkan bahwa Rasyid cenderung merasa Menulis Indah menjadi pembelajaran yang paling sulit. Saya merasa perlu memperbaiki cara belajar saya agar menulis Indah itu hal yang sangat menyenangkan karena berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Saya mulai mencari masalah pembelajaran Menulis Indah yang sesuai dengan anak kelas 1, mulai bertanya kepada rekan guru, saya juga bertanya kepada salah satu komunitas tempat saya banyak belajar juga yakni Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) wilayah Medan.
P (Perubahan)
Saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga ditahun pembelajaran ini. Saya merasa tertantang untuk lebih merdeka dalam proses pembelajaran dan memerdekakan murid dalam proses belajar. Berdasarkan saran yang telah saya peroleh, yakni membaca buku merdeka belajar yang telah diterbitkan oleh KGBN. Saya banyak belajar dan mulai menerapkan pembelajaran yang merdeka belajar.
Rasyid mulai memahami pembelajaran dan dapat mengerjakan pembelajaran dengan cepat, jika dibandingkan dengan sebelumnya. Saya menerapkan pembelajaran dengan cara yang lebih menyenangkan , diantaranya adalah belajar sambil bermain. Saya membedakan tulisan baik dan tulisan tidak baik dengan menyarankan para murid membawa benda-benda kesukaan mereka seperti mainan buah lain sebagainya dan menulis setiap nama buah yang dibawakan.
Pembelajaran pun berjalan menyenangkan dan bermakna.