Peningkatan Kompetensi Pedagogik Dalam Menyusun Rpp Merdeka Belajar Melalui Supervisi Akademik Dengan Pendekatan Kolaboratif Di Smpn 5 Lamongan

(AWAL)  Sebagai Pengawas Pembina memiliki keinginan agar guru-guru di SMPN 5 Lamongan Jawa Timur dapat menyusun RPP Merdeka Belajar yaitu RPP yang dapat memudahkan guru dalam proses pembelajaran dan pencapaian tujuan belajar murid.

(JUDUL) Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru dalam menyusun RPP Merdeka Belajar melalui Supervisi Akademik dengan pendekatan kolaboratif di SMPN 5 Lamongan Jawa Timur

(AWAL)  Saya sebagai Pengawas melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dalam menyusun RPP merdeka belajar, dengan tujuan agar guru SMPN 5 Lamongan Jawa Timur dapat menyusun RPP yang dapat memudahkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam pencapaian tujuan belajar murid.

(TANTANGAN) Dalam pelaksanaan supervise akademik guru dalam menyusun RPP mengalami beberapa permasalahan antara lain :1) Sebagian guru masih acuh tak acuh dalam merancang strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan murid. 2) Sebagian guru masih melupakan kebutuhan murid dan tujuan belajar yang ingin dicapai  dan masih memikirkan bagaimana menyelesaikan materi dan pencapaian nilai daripada intervensi pengajaran yang tepat bagi murid.

(AKSI) Untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru khususnya dalam menyusun RPP Merdeka Belajar, RPP yang berorientasi pada murid, RPP yang memperhatikan profil murid melalui Superviasi Akademik dengan Pendekatan Kolaboratif dari Pengawas Sekolah.

            Supervisi Akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru untuk mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Glickman (Sagala, 2008:8) Pengembangan kemampuan dalam kontek ini tidak hanya ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru melainkan juga pada peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness), atau motivasi (motivation) guru , sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru kualitas pembelajaran akan meningkat. 

Pembelajaran dikatakan berkualitas apabila peserta didik melakukan aktifitas belajar yang mengembangkan berfikir kritis, kreatif, inovatif dan menyenangkan serta mencapai hasil belajar yang optimal sehingga peserta didik mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan memiliki rasa keingintahuan lebih lanjut

            Pendekatan Kolaboratif  adalah cara pendekatan yang mamadukan cara pendekatan direktif dan non direktif menjadi cara pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun guru bersama-sama sepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Pendekatan ini didasarkan pada psikologi kognitif. Psikologi kognitif beranggapan bahwa belajar adalah hasil paduan antara kegiatan individu dengan lingkungan pada gilirannya nanti berpengaruh dalam pembentukan aktifitas pribadi.

Perilaku supervisor dalam pendekatan ini adalah :

1) Presenting: mencoba mencocokkan persepsinya dengan guru tentang bidang-bidang pembelajaran yang perlu ditingkatkan.

2) Clarifying : Supervisor bertanya kepada guru mengenai permasalahan yang dihadapi.

3) Listening : Supervisor mendengarkan dengan seksama terhadap   persepsi guru.

4) Problem solving  : saling memberi masukan tentang alternatif tindakan yang dapat diambil untuk meningkatkan pembelajaran 

5) Negotiating : Supervisor dan guru membahas dan memilih alternativ tindakan hingga dicapai kesepakatan.

            Glickman (1981) sebagaimana dikutip Sahertian (2008 : 44 ) menyatakan bahwa ada satu paradigma untuk memilah-milah guru dalam 4 (empat) prototipe guru. Setiap guru memiliki dua kemampuan dasar yaitu : berfikir abstrak dan memiliki komitmen serta kepedulian .

Keempat tipe tersebut  adalah : 

  1. Guru acuh tak acuh atau guru tidak bermutuyaitu guru yang memiliki komitmen dan kepedulian  serta berfikir abstraknya rendah. Pelaksanaan pendekatan supervisi akademiknya  menggunakan pendekatan direktif (langsung).
  2. Guru Unfocused Worker / guru yang terlalu sibuk yaitu guru yang memiliki komitmen tinggi  yaitu antusias, enerjik, penuh cita-cita, pekerja keras,tapi  kemampuan berfikir abstraknya rendah yaitu suka bingung menghadapi masalah, kecil hati, kurang mampu bertindak realistis,kurang mampu menemukan dan menganalisis masalah. Pelaksanaan pendekatan supervisi akademiknya menggunakan pendekatan kolaboratif.
  3. Guru Analytical Observer / Guru Tukang Kritikyaitu guru yamg memiliki komitmen rendah yaitu ide-ide bagus yang dikemukakan sering tidak terwujut, enggan menyediakan waktu dan energi untuk melaksanakan ide-idenya . Berabstraksi tinggi  yaitu dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang , dapat mengembangkan berbagai alternatif pemecahan, dapat memilih alternatif terbaik dan berfikir secara bertahap(step by step). Pelaksanaan pendekatan supervisi akademiknya  dengan pendekatan kolaboratif.
  4. Guru Profesional yaitu guru yang berkomitmen tinggi yaitu antusias, enerjik, penuh dengan cita-cita dan keinginan yang baik, pekerja keras, tidak segan melakukan pekerjaan sekolah di rumah. Guru profesional memiliki abstraksi tinggi yaitu dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang, dapat mengembangkan berbagai alternatif pemecahan ,dapat memilih alternatif terbaik, dan berfikir secara bertahap (step by step). Pelaksanan pendekatan supervisi akademiknya  dengan menggunakan pendekatan non direktif.

                Akhirnya saya mencoba mengidentifikasi masalahnya dengan pendekatan kolaboratif dengan cara mencocokkan, mengklarifikasi masalah  guru, mendengarkan, saling memberi masukan tentang alternative tindakan yang dapat diambil untuk meningkatkan pembelajaran, bersama memilih alternative tindakan hingga dicapai kesepakatan. Dengan pendekatan tersebut guru prototype acuh tak acuh, sangat sibuk, tukang kritik dapat menyadari perlunya menyusun desain strategi belajar. Merancang strategi pembelajaran diperlukan alur berfikir yang sistematis yang berupa alat bantu berfikir yang menghubungkan keterkaitan antara elemen-elemen pembelajaran yang dinamakan Kanvas RPP Merdeka Belajar. Saya ajak guru membahas dan mengisi elemen-elemen yang ada yaitu Profil Murid, Tujuan Pembelajaran, Bukti Fisik dan Asesmennya, Strategi dan Cakupan Belajar. Selanjutnya hasil pengisian kanvas RPP dimasukkan ke dalam format RPP/Modul Ajar dan siap digunakan melaksakan pembelajaran yang efektif yang dapat meningkatkan berfikir kritis murid, inovatif, menyenangkan dan murid mampu memecahkan masalah yang dihadapi.

Langkah-langkah kegiatan supervisi akademik

dengan pendekatan kolaboratif

NoUraian KegiatanPengelolaan
WaktuGuru
1Kegiatan awal  
 a. Mempresentasikan /mencocokkan persepsinya dengan guru tentang bidang pembelajaran yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan    (presenting) b. Mendengarkan dengan seksama persepsi guru tentang bidang pembelajaran yang perlu ditingkatkan (listening) c. Membentuk kelompok      10 ‘      Klasikal
2Kegiatan Inti  
 Menjelaskan permasalahan yang dihadapi guru SMP Negeri 5 Lamongan tentang menyusun RPP Merdeka Belajar (clarifying)        Link RPP MB     () b. Masing-masing kelompok mendiskusikan  dan menyusun RPP Merdeka Belajar dengan pembinaan pengawas sekolah c. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok lain menanggapinya yaitu masing-masing kelompok saling memberi masukan tentang alur berfikir keterkaitan antara elemen –elemen pembelajaran dalam menyusun RPP (problem solving) d. Menarik kesimpulan terhadap hasil kerja kelompok/membahas dan memilih alternatif tindakan hingga dicapai kesepakatan (negosiating)            60’Klasikal         Kelompok     Kelompok             Klasikal        
3Kegiatan Akhir  
 a. Melakukan refleksi diri atas jalannya kerja kelompok b. Pengembangan materi/ membuat rangkuman (pengayaan) c. Memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah    10’Klasikal   Klasikal   Individu

Dengan melaksanakan supervise akademik dengan pendekatan kolaboratif  semua guru (baik  guru tipe a. yaitu guru acuh tak acuh, guru tipe b. yaitu  guru terlalu sibuk, guru tipe c.yaitu  guru tukang kritik maupun guru tipe d. yaitu guru professional) dapat menyusun RPP dengan memperhatikan profil murid dan dapat menentukan strategi belajar dalam pencapaian tujuan belajar murid.

(PERUBAHAN) Setelah kegiatan supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif dalam menyusun RPP Merdeka Belajar, guru semakin sadar bahwa pelaksanaan pembelajaran yang efektif yang dapat mencapai tujuan belajar, ditentukan strategi pembelajaran yang tepat dan untuk merancang strategi pembelajaran yang tepat diperlukan alat bantu berfikir yang menghubungkan keterkaitan elemen-elemen pembelajaran yang dinamakan Kanvas RPP Merdeka Belajar. Guru merasa senang dapat membuat RPP yang dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar murid.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top