Awal situasi PG-TK Ar Rahmah Pepelegi berlokasi di desa Pepelegi kecamatan Waru kabupaten Sidoarjo propinsi Jawa Timur. Pada saat ini jumlah jumlah gurunya ada 2 guru PG, dan 10 guru TK. Pada bulan April 2021 sekolah kami terpilih menjadi salah satu Sekolah Penggerak Angkatan kesatu jenjang PAUD. Dengan terpilihnya menjadi sekolah penggerak maka saya sebagai kepala sekolah berkewajiban untuk mengeimplementasikan kurikulum merdeka di sekolah yang saya pimpin. Sebelum kurikulum merdeka kami implementasikan, kami melakukan beberap persiapan, di antaranya: melakukan pelatihan kurikum merdeka (yang waktu itu masih bernama kurikulum sekolah penggerak) bagi kepala sekolah, satu guru kelompok TK A, satu guru kelompok TK B dan pengawas sekolah selam 10 hari. Hasil dari pelatihan kami imbaskan kepada semua guru-guru melalui in house training (IHT) selama 8 hari. Setelah IHT, guru-guru diharapkan dapat menerapkan merdeka belajar kepada anak didiknya. Penyusunann rencana pembelajaran dan pelaksanaannya, harus disesuaikan dengan karakter sekolah, karakter dan kebutuhan anak didik. Sosialisasi kepada orang tua juga dilaksanakan, karena pada beberapa kegiatan pembelajaran diperlukan keterlibatan orang tua. |
Tantangan : Penerapan merdeka belajar di sekolah kami tidak semudah yang direncanakan. Ada beberapa tantangan yang kami hadapi dalam menerapkan merdeka belajar. Salah satunya adalah adanya beberapa guru yang belum melaksanakan merdeka belajar. Dari hasil observasi dan supervisi, guru-guru yang belum menerapkan merdeka belajar dikarenakan beberapa hal, yaitu (1) guru yang memang belum memahami apa itu merdeka belajar, dan (2) guru yang enggan berubah dari gaya belajar model lama. Guru yang enggan berubah ini, mereka sudah merasa nyaman dengan kebiasaan lama, yaitu membuat perencanaan dan melaksanan pembelajar tanpa memperhatikan kebutuhan siswa. Agar guru dapat menerapkan merdeka belajar secara optimal. |
Langkah yang dilakukan Ada beberapa Langkah yang kami lakukan dalam mengahadapi tantangan tersebut. Pertama kami memetakan potensi sekolah, khususnya potensi gurunya. Dari hasil supervisi dan evaluasi diketahui guru-guru yang sudah dan yang belum melaksanakan merdeka belajar. Dari hasil refleksi diketahui penyebab mengapa belum melaksanakan merdeka belajar. Dengan melakukan diskusi dengan teman-teman sejawat diperoleh umpan balik. Langkah yang kedua, kita melakukan analisis kebutuhan guru dalam menerapkan merdeka belajar. Guru-guru membutuhkan penguatan apa saja, agar dapat melaksanakan merdeka belajar. Langkah ketiga, membuat jadwal kegiatan penguatan kompetensi guru. Kagiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat, bersamaan dengan kegiatan kelompok kerja guru secara intern. Kegiatannya penguatannya dapat berupa bedah buku, workshop, nonton bareng webinar/rekaman youtube, tutor teman sejawat, dan lain-lain. Dan Langkah yang keempat dengan melakukan refleksi. Refleksi ini dilakukan oleh guru sendiri setiap hari setelah kegiatan pembelajaran, dan setiap pekan sekali refleksi dilakukan bersama teman-teman guru yang lain, melalui forum obrolan santai di hari Jumat sepulang anak-anak sekolah. |
Perubahan yang terjadi /Dampak : Awal dilakukan penguatan, hasilnya belum optimal. Hal ini dikarenakan materi/topik penguatan yang didiskusikan/dibahas terlalu banyak. Sehingga guru belum tuntas memahami, berpindah pada topik lain. Oleh karena itu untuk selanjutnya, topik/materi penguatan dipilih yang menjadi prioritas kebutuhan, dan didiskusikan sampai tuntas. Peran tutor sebaya juga ditingkatkan. Setelah berjalan lima bulan, kegiatan penguatan guru baru dapat dirasakan perubahan hasilnya. Beberapa perubahan yang dapat dirasakan adalah sebagai berikut: Kemampuan guru menerapkan merdeka belajar meningkat (jumlah guru yang menerapkan merdeka belajar bertambah) Terjadi kerja sama /kolaborasi yang lebih baik di antara sesama guru Meningkatnya budaya belajar dan budaya refleksi Hampir setiap hari Jumat guru-guru belajar bersama tentang topik yang sedang dibutuhkan.Setoap selesai melakukan kegiatan pembelajaran maupun kegaiatan lainnya, guru melakukan refleksi dan umpan balik Anak-anak lebih bersemangat dalam pembelajaran. Perhatian dan keterlibatan orang tua dalam kegiatan sekolah juga meningkat Kesimpulan: Menggerakkan guru lebih efektif jika dilakukan dengan cara memberikan penguatan sesuai sesuai dengan yang dibutuhkan oleh guru tersebut. Foto kegiatan bedah buku |