Sebagai guru sejarah, saya memiliki tujuan agar peserta didik tidak hanya memahami tentang kejadian/peristiwa sejarah dimasa lampau, akan tetapi diharapkan peserta didik juga ikut merasakan nuansa heroik sehingga melahirkan semangat nasionalisme dan patriotisme dalam diri peserta didik.
Melalui pembelajaran sejarah kisah-kisah atau peristiwa sejarah yang pernah terjadi di masa lampau kiranya dapat menjadi motivasi, inspirasi dan tentunya hal terpenting adalah menambah rasa nasionalisme atau cinta terhadap tanah air.
Pembelajaran sejarah disekolah tidak hanya sebatas hapalan semata, perlunya kesadaran akan ensensial nilai-nilai kepatriotisme yang harus dimiliki oleh peserta didik.
Dalam proses belajar sejarah, kebanyakan peserta didik merasa sudah cukup belajar dengan hanya membaca dan mengafal, sehingga hanya terfokus pada hasil nilai dan sebatas ranah pemahaman saja, dengan demikian tujuan pembelajaran sejarah yang diharapkan kurang tercapai.
Peserta didik dalam hal ini perlu menggali lebih dalam nilai-nilai esensial penting dalam pembelajaran sejarah sehingga dapat membangun semangat nasionalisme dan patriotimse dalam diri peserta didik.
Dari permasalahan tersebut, sebagai guru sejarah saya mulai mencari alternatif pembelajaran sejarah yang tidak hanya memberikan pengetahuan semata, akan tetapi memberi pengalaman bermakna bagi peserta didik dan tentunya memberikan penguatan rasa nasionalisme dan patriotisme dalam diri peserta didik, sehingga tujuan pembelajaran sejarah yang diharapkan tercapai.
Dengan menggunakan sumber primer (sumber tangan pertama) sebagai sumber belajar sejarah, peserta didik dapat belajar secara langsung dan masuk kedalam nuansa peristiwa yang terjadi dimasa lampau, sehingga nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme dapat dirasakan oleh peserta didik.
Penggunaan sumber primer dalam pembelajaran sejarah dilakukan dengan berkunjung ke museum terdekat, mengunjungi sisa-sisa bangunan bersejarah, dan memawancarai langsung veteran pelaku saski sejarah, hal tersebut dapat memberikan pengalam yang bermakna dalam diri peserta didik.
Penggunaan sumber primer dalam pembelajaran sejarah, memberikan nuansa belajar peserta didik lebih hidup. Dengan melihat secara langsung tempat-tempat, sisa-sisa peningglan masa lampau, dan jejak-jejak sejarah baik berupa kebendaan, maupun sumber lisan secara langsung dengan mengunjungi museum, tempat-tempat peninggalan sejarah, ataupun mewawancarai saksi peristiwa sejarah dimasa lampau, memberikan pengalan berharga bagi peserta didik.
Peserta didik sangat antusias dan semangat sehingga nilai-nilai patriotime dan nasionalisme dalam diri peserta didik dapat dirasakan karena siswa seakan diajak masuk dalam dimensi peristiwa sejarah tersebut. Peserta didik tidak hanya sebatas memahami materi pelajaran akan tetapi dapat memicu semangat nasionalisme, sehingga tujuan pembelajaran sejarah yaitu memberikan pembelajaran yang bermakna (memberikan nilai patriotis dan nasionalis) dapat terwujud.