SMAN 1 Giri berdasarkan tata wilayah kota Banyuwangi, terletak di zona Pendidikan dan Organisasi Dinas Pemerintah (OPD). Wilayah menguntungkan itu, memdudahkan pemanfaatan lingkungan sekitar menjadi sumber belajar dalam mendukung pembelajaran di sekolah. Sebagai guru saya berupaya memanfaatkan keunggulan aset-aset sekolah dan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar yang bermanfaat dalam mendukung kegiatan belajar, terutama pembelajaran biologi. Sebagai guru biologi yang senantiasa mempelajari makhluk hidup dan kehidupannya, seringkali berhubungan dengan alam dan lingkungan tempat makhluk hidup tinggal dan mendapatkan pengaruh dari ekosistemnya. Maka sebagai guru biologi mau-mau tidak mau harus berhubungan dengan alam dan berkecimpung dengan alam, terutama dalam memperkuat dalam mempelajari teori biologi yang ada di buku. Sebagai guru biologi saya adalah satu guru yang tidak melulu menggunakan buku, karena belajar itu tidak terbatas ruang dan waktu. Seperti prinsip Ki Hajar Dewantara bahwa beliau mengatakan dimana-mana itu sekolah, semua orang adalah guru. Ki Hajar Dewantara juga menyampaikan tri pusat Pendidikan terdiri dari sekolah, keluarga dan masyarkat. Prinsip dari KHD tersebut menjadi latar belakang saya untuk memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam mendukung pembelajaran ko-kurikuler biologi. Pembelajaran kokurikuler adalah pembelajaran yang mendukung pembelajaran intrakurikuler, dimana pembelajaran tersebut bisa memperluas wawasan siswa dalam mengeskplor materi yang ada di pembelajaran intrakurikuler. Pembelajaran ko-kurikuler adalah pembelajaran yang memiliki konektivitas pembelajaran dengan pembelajaran lain, sehingga akan memberikan dampak kepada siswa dalam memperluas pengetahuannya. Sebagai guru saya memiliki tanggung jawab penuh dalam melakukan proses pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran. Pembelajaran dengan materi-materi abstrak akan lebih mudah dikontekstualkan menjadi pembelajaran yang konkrit. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dapat dipraktikkan di kehidupan sehari-hari. Pembelajaran kontekstual dengan memanfaatkan sumber belajar di lingkungan sekitar seperti DLH, pada materi lingkungan akan memberikan kondisi nyata, bahwa ada Sebagian orang masih ada orang yang peduli lingkungan. DLH memberikan contoh nyata bagaimana pemerintah mengatasi masalah lingkungan dalam mengurangi pencemaran. Seperti kita tahu, bahwa masalah lingkungan adalah masa global maka generasi muda atau siswa saya saya harus memiliki wawasan dan karaker peduli lingkungan. Sebagai generasi penerus bangsa, siswa saya harus tahu bahwa sampah itu harus ditangani dan dikurangi agar tidak semakin luas terjadi penumpukkan sampah dan bisa menyebabkan pencemaran atau polusi. Jika polusi dimana-dimana akan mempengaruhi makhluk hidup di dalamnya, sehingga manusianya akan rentan tertular penyakit dan menyebabkan sumber penyakit di lingkungan yang terjadi pencemaran.
Pelaksanaan outing class dengan melakukan observasi di DLH adalah hal yang tidak mudah, karena dalam pelaksanaannya siswa hanya melakukan observasi sampai selesai dalam mengikuti pembelajaran dari pihak DLH. Outing class ini dilakukan sehari dalam pembelajaran sehingga akan menyita waktu pembelajaran dari mata pelajaran lainnya. Tantangan yang saya hadapi adalah berkoordinasi dengan pihak DLH dan kesediaan waktu dalam melaksanakan pembelajaran materi lingkungan oleh pihak DLH sebagai narasumber. Sehingga penyusunan jadwal observasi harus menyesuaikan pihak DLH sebagai narasumbernya. Tantangan berikutnya adalah berkoordinasi dengan wali kelas dan guru mata pelajaran yang mata pelajarannya ditinggalkan karena melaksanakan observasi di DLH. Koordinasi tersebut dilakukan agar pada saat pembelajaran di kelas yang melaksanakan observasi, guru mata pelajaran tersebut bisa mendampingi siswa observasi di DLH atau melakukan kegiatan lain yang mendukung pembelajaran pada hari itu. Pengelolaan pembelajaran di DLH ini memerlukan waktu dan tenaga ekstra untuk mengelolanya, karena pembelajaran di luar class (outing class). Untuk mengatasi tantangan tersebut, maka saya sebagai fasilitator terus melakukan koordinasi dan sosialisasi dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Yang tidak kalah pentingnya adalah selalu sigap dalam pengambilan keputusan, agar dalam menghadapi dilema-dilema yang ditemukan dalam proses pembelajaran yang dapat menghambat dalam pelaksanaan tersebut segera mendapatkan solusinya.
Aksi pelaksanaan yang akan dilaksanakan dengan mengidentifikasi permasalahan yang ditemui dalam pembelajaran di kelas. Identifikasi dilakukan selama melaksanakan pembelajaran sebelumnya dan curah pendapat yang dilakukan dalam kelas untuk merefleksi bagaimana pembelajaran yang diinginkan siswa dan pembelajaran menyenangkan menurut siswa zaman sekarang. Pelaksanaan pembelajaran dimulai dalam perancangan RPP dengan pembelajaran berbasis proyek menggunakan narasumber DLH. Penyusunan RPP dan bentuk asesmen yang sudah dirancang disosialisasikan kepada guru mata pelajaran yang terlibat dalam pelaksanaan observasi di DLH. Guru yang terlibat dalam pelaksanaan observasi di DLH dapat membantu dalam menilai proses pembelajaran dan menilai produk hasil karya yang dibuat oleh siswa setelah melaksanakan observasi di DLH. Observasi yang dilakukan di DLH merupakan pembelajaran kolaborasi yang dapat dilakukan bersama-sama dengan guru mata pelajaran lain. Pembelajaran ini juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk semakin mengeksplor dirinya sesuai bakat dan minat yang dimiliki untuk menghasilkan produk hasil karya yang dirancang dan dipresentasikan melalui kegiatan berkelompok di kelas pada pembelajaran sebelumnya.
Pembelajaran outing class yang dilaksanakan bekerjasama dengan DLH, memberikan pembelajaran pada sekolah karena bahwa karakter peduli lingkungan harus dibiasakan dan dikondisikan melalui pembelajaran, baik di dalam kelas, di luar kelas, maupun di masyarakat. Pembelajaran outing class akan memberikan pembelajaran pada guru, bahwa pembelajaran kolaborasi akan memberikan keringanan dan kemudahan dalam proses pembelajaran dan penilaian baik penilaian kognitif, psikomotorik dan sikap pada mata pelajaran yang berkolaborasi. Pembelajaran outing class ini juga memberikan pembelajaran pada kepemimpinan siswa, dimana pembelajaran ini akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memiliki suara, pilihan dan kepemilikan dalam mengeluarkan ide atau pendapatnya dalam membuat rancangan dan melakukan presentasi hasil rancangannya yang dihasilkan berdasarkan diskusi bersama kelompoknya. Pembelajaran outing class ini memberikan kebahagiaan siswa, karena belajarnya tidak di kelas saja melainkan bisa belajar di lingkungan setempat dengan narasumber yang berbeda dari biasanya. Pembelajaran outing class ini juga memberikan motivasi belajar yang sangat luar biasa sehingga menumbuhkan karakter Profil Pelajar Pancasila. Karakter Profil Pelajar Pancasila yang dapat dikondisikan antara lain Bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia terutama akhlak mulia pada alam, bergotong royong, bernalar kritis, mandiri dan kreatif. Pembelajaran ini juga mendukung pembelajaran yang merdeka, dimana siswa merasa merdeka dalam mengaktulisasikan pembelajaran sesuai bakat dan minat dalam mewujudkan tujuan pembelajarannya. Sedangkan guru memiliki kemerdekaan dalam merancang pembelajaran yang berpihak kepada siswa, dengan memberikan pembelajaran yang bermakna dan dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.