MURID SERING IJIN KE KAMAR MANDI ? SUKA BERCANDA KETIKA PELAJARAN ? GURU BISA MENGIKUTI TIPS INI
AWAL
Menjadi seorang guru kelas bagi saya sejatinya adalah menjalani profesi yang menantang. Saya dituntut untuk mampu mengajarkan berbagai jenis mata pelajaran. Tak hanya itu saja menjadi guru kelas juga mengharuskan saya menghayati dan mendalami semua materi pelajaran. Saya dituntut untuk mampu menyampaikan semua materi dengan baik. Saya juga harus mampu membangun kedekatan dengan seluruh murid saya di kelas yang berasal dari berbagai latar belakang keluarga dan kemampuan.
Banyak murid merasa bersekolah hanyalah sebuah kegiatan wajib dan aktifitas yang monoton. Pagi berangkat sekolah lalu menunggu bel istirahat untuk kembali menerima materi dan menunggu kapan bel pulang akan berbunyi. Atau cerita lainya adalah murid menganggap sekolah adalah tempat ia mendapatkan uang saku, bermain Bersama teman dan pulang. Pernah juga saya bertanya kepada murid saya untuk apa kalian sekolah dan belajar?, dengan polosnya mereka menjawab sesuai harapan orang tua murid “Agar Pintar”. Namun untuk menuju “Pintar” seperti yang diharapkan oleh banyak orang tua tidak cukup hanya dengan aktifitas yang monoton dan menjemukan. Saya membayangkan kelas saya menjadi kelas yang aktif, kelas yang penuh keingintahuan, kelas yang berbeda dan menarik dan kelas yang ditunggu-tunggu oleh banyak murid
TANTANGAN
Menjadikan kelas saya aktif dan menarik ternyata tidak semudah mambalikkan telapak tangan. Pada kenyataanya saya menghadapi berbagai masalah di kelas. Murid menganggap sekolah hanya menjadi suatu aktifitas untuk menghabiskan waktu demi menghindari konflik dengan orang tua di rumah. di kelas sering sekali saya mendengar murid saya ijin ke kamar mandi. Jika dipikirkan apakah mereka hanya bertujuan untuk buang air ke kamar mandi? Tentu saja jawabanya tidak, Sebagian besar dari murid ke kamar mandi hanya untuk bermain air, mengulur waktu dan melihat pemandangan di luar yang lebih menarik dibandingkan dengan mendengarkan gurunya yang ceramah selama berjam-jam di ruang kelas. Sering juga saya melihat murid saya saling melempar kertas, atau terlihat mendengarkan saya namun dengan pandangan kosong, hal itu sungguh membuat hati saya resah sebagai seorang guru.
Bagi saya kondisi murid hanya diam dan sering ijin ke kamar mandi merupakan bukti kegagalan saya dalam proses pembelajaran. Saya memikirkan bagaimana cara agar murid saya bersemangat ketika saya masuk ke dalam kelas, bagaimana agar murid saya lupa dengan kamar mandi, bagaimana agar murid saya mencurahkan semua konsentrasinya kepada mata pelajaran yang saya ajarkan. Salah satunya yaitu dengan pembelajaran berdiferensiasi. Tujuan saya menerapkan pembelajaran ini adalah untuk membuat murid saya merasa nyaman dan konsentrasi terhadap materi dengan cara yang mereka sukai
AKSI
Pembelajaran berdiferensiasi yang saya terapkan di kelas saya dimulai dengan melakukan Assesmen Giagnostic Non Formatif, dengan langkah berikut:
- Konsultasi Pengenalan Diri
Saya membuka konsultasi “Pengenalan Diri” kepada murid. Setiap murid saya ajak untuk melihat kedalam diri mereka masing-masing dan memberikan beberapa pertanyaan pembuka. Misalnya:
- Apa hal yang kamu suka?
- Jika dalam durasi waktu 12 jam kamu melakukan aktifitas, apa aktifitas yang paling banyak kamu lakukan?
- Apa hobimu?
- Jika kamu suka main HP, aplikasi apa yang paling kamu suka? Game, tiktok, atau media sosial lain? sebutkan!
- Mengenali diri lebih mendalam
Dari beberapa pertanyaan tersebut lalu saya kembali membuka percakapan “Pengenalan diri” mereka, dengan tujuan memberikan pengetahuan bahwa mereka diijinkan untuk belajar dengan cara yang mereka suka
- Nak tahukan kamu, Tuhan itu mengirimkan manusia ke dunia ini dengan kemampuan masing-masing. Jika kamu menyukai menggambar, Ibu guru mengijinkan kamu untuk menggunakan cara itu dalam belajar. Atau jika kamu menginkan cara lain kamu bisa memilih beberapa pilihan berikut ( Tiktok, Youtube, CapCut, Berdiskusi, Game) semuanya bisa kalian gunakan sebagai cara belajar
- Mengelompokkan murid sesuai dengan bakat yang ada
Setelah selesai melakukan “Pengenalan Diri” kamudian saya mengelompokkan murid saya menjadi beberapa kelompok. Dari sinilah saya merasa tertolong, murid saya berkelompok sesuai dengan bakat mereka. Dari 16 siswa saya mengerucut menjadi 5 kelompok pembelajaran. Saya merasa seperti mengarahakn 5 murid salam satu kelas.
Dari percapakan “Pengenalan diri” yang saya lakukan terhadap murid saya. Saya telah berhasil mengubah pandangan mereka tentang belajar. Belajar bukan hanya mendengarkan guru di kelas. Belajar juga bukan hanya membaca dari satu buku paket. Setelah melakukan “Pengenalan Diri” murid saya menunjukkan ekspresi kebahagiaan, kesiapan untuk melanjutkan materi dan merasa diberikan kesempatan untuk menjadi dirinya sendiri. Saya menemukan bakat yang luar biasa dari murid-murid saya dengan melakukan “Pengenalan Diri” mereka. Pembelajaran di kelas saya menjadi beragam, saya tidak perlu lagi untuk berlama-lama menerangkan satu persatu materi yang ada dibuku. Saya hanya membimbing murid saya untuk mempelajarinya dengan cara mereka masing-masing
PELAJARAN
Ada banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan ketika saya memberi kesempatan murid saya untuk menemukan bakat dan cara belajar mereka masing-masing. Sebagai guru saya merasa bahwa mengenali murid saya dan memberikan mereka kesempatan sejatinya membuka kemudahan bagi saya pribadi sebagai guru. Saya menemukan solusi atas masalah yang saya hadapi selama ini di kelas. Hal yang membuat saya terkesan salah satunya adalah suatu ketika bel berbunyi murid saya tidak lagi bersorak gembira ingin keluar kelas, mereka tidak mempedulikan bel istirahat sehingga saya harus menghentikan proses belajar dan meminta mereka untuk keluar kelas untuk beristirahat. Aktifitas “Ijin ke kamar mandi” yang dulunya bisa berulang kali sudah jarang sekali saya dengar, hanya beberapa anak yang memang membutuhkan ijin ke kamar mandi. Namun, saya menyadari masih ada hal yang perlu terus saya kembangkan, saya harus terus mampu mengikuti dan mempelajari hal baru yang bisa murid saya gunakan untuk mengarahkan murid saya pada pilihan lainya ketika mereka merasa bosan dengan cara mereka sebelumnya
Salam
Tanti Dian Safitri, S.
Guru Belajar SDN Tanjung 3
Bendo Magetan