Pendidikan merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dimana melalui sekolah sebagai salah satu lembaga formal dalam bidang pendidikan memainkan peranannya sebagai yang terdepan dalam membuat perubahan terhadap generasi bangsa. Untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat di bidang pendidikan, sekolah tentunya selalu membuat inovasi dan beradaptasi terkait program sekolah.
Setiap Kebijakan yang diluncurkan oleh Pemerintah, sekolah sebagai ujung tombak pelaksana kebijakan harus selalu siap dan dapat melaksanakannya walaupun ada saja tantangan yang dihadapi oleh setiap sekolah. Seperti yang terjadi pada bulan Juni 2020 ketika pemerintah mengeluarkan Surat keputusan bersama Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 Dan Tahun Akademik 2020/2021 Di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Dimana berdasarkan surat keputusan tersebut, mengamanatkan bahwa pembelajaran disekolah yang masuk pada daerah zona kuning, oranye dan merah harus melaksanakan pembelajaran secara Dalam Jaringan (Daring).
Saya adalah seorang guru mata pelajaran matematika di SMAN 1 Gedongtataan Kabupaten Pesawaran. Selain menjadi guru saya juga diamanahkan menjadi wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Bersamaan dengan terbitnya kebijakan pembelajaran daring yang dikeluarkan oleh pemerintah maka untuk menindaklanjuti kebijakan pemerintah tersebut, mau tidak mau suka tidak suka, bisa atau tidak bisa akhirnya semua elemen berupaya untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Termasuk di SMAN 1 Gedongtataan Kabupaten Pesawaran kebijakan pembelajaran secara daring tersebut dilaksanakan dengan situasi yang mendadak.
Setelah kebijakan pembelajaran daring tersebut dikeluarkan dan dilaksanakan di SMAN 1 Gedongtataan, sebagai wakil kepala sekolah di bidang kurikulum saya mengamati bahwa pembelajaran yang dilakukan secara daring oleh para guru sebagian besar menggunakan platform whatshap grup untuk berkomunikasi dan mengirimkan tugas dari guru ke siswa ataupun mengumpulkan tugas dari siswa ke guru.
Pada awal bulan proses pembelajaran atau lebih tepat nya pengiriman tugas kepada siswa dapat dilalui dengan sangat baik. Namun 1 bulan kemudian banyak keluhan dari guru yang menyampaikan bahwa memori HP para guru banyak yang penuh dan siswa juga sudah mulai banyak yang tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas. Selain itu juga karena memori HP yang terbatas sehingga pengarsipan portofolio tugas siswa menjadi tidak rapih karena file tugas sudah dihapus oleh guru.
Melihat hal tersebut saya sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum mengajak para guru untuk bermigrasi dari penggunaan platform Whatshap menuju pemanfaatan platform Google classroom. Untuk merubah pembelajaran daring yang sudah dilakukan para guru saya melakukan metode “SOTOSHOP”. “SOTOSHOP” merupakan kepanjangan dari 3 kegiatan yaitu Sosialisasi, Tutorial, dan Workshop.
Hal yang saya lakukan pertama kali adalah melakukan sosialisasi melalui whatshap grup bahwa ada platform google classroom yang kaya akan fitur pelayanan dan memudahkan para guru baik dalam meminimalisir penggunaan memori Hp dan memudahkan pengarsipan data penilaian.
Berikutnya untuk mempermudah para guru dalam bermigrasi ke platform google classroom saya membuat video tutorial mengenai penggunaan goole classroom yang dimulai dari proses instalasi platform di HP, membuka kelas maya, mengajak siswa bergabung di kelas maya, serta pengelolaan kelas maya. Selain melalui video tutorial saya juga memberikan pengarahan secara privat melalui percakapan pesan ataupun percakapan video melalui aplikasi whatsapp jika ada guru yang kesulitan dalam melakukan proses pembelajaran penggunaan platform google classroom tersebut.
Kemudian untuk para siswa sendir saya juga membuatkan video tutorial bagaimana cara untuk bergabung ke dalam kelas maya para guru. Mengenalkan fitur pada google classroom serta sampai dengan cara mengumpulkan tugas dan melihat nilai tugas siswa.
Untuk lebih memberikan penekanan penggunaan platform tersebut kepada seluruh guru, maka ketika situasi pandemi covid agak melandai saya berkordinasi dengan kepala sekolah untuk mengadakan workshop pemanfaatan google classroom bekerja sama dengan salah satu perguruan tinggi di Lampung. Melalui kegiatan tersebut para guru yang senior secara usia dan agak sedikit gagap dengan teknologi dipandu oleh narasumber dalam memaksimalkan platform google classroom.
Untuk guru yang memerlukan penangan khusus karena gaptek maka akan didampingi oleh rekan sejawat MGMPnya yang sudah lebih paham. Kemudain diakhir kegiatan, kepala sekolah menganjurkan untuk semua guru dapat mempraktikkan hal baru yang sudah disampaikan dari beberapa bulan sebelumnya yaitu penggunaan google classroom untuk pembelajaran secara daring di SMAN 1 Gedongtataan. Setelah melalui rangkaian kegiatan dan arahan terkait pemaksimalan penggunaan platform google classroom dalam pebelajaran, Kini guru-guru di SMAN 1 Gedongtataan seluruhnya sudah menggunakan platform google classroom untuk pembelajaran. Kemudian pengarsipan penugasan siswa juga tidak mengeluh terkait penuhnya memori HP. Selain itu guru-guru juga kini tidak melulu hanya memberikan tugas tetapi dalam memberikan pembelajaran daring memberikan materi melalui e-modul ataupun video pembelajaran. Selanjutnya yang perlu dikembangkan dari pemanfaatan platform google classroom dalam pembelajaran adalah bagaimana para guru dapat mengarahkan siswa untuk tetap bersemangat dalam belajar secara daring dan konsisten dalam pengumpulan tugas.