Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi Dalam Kurikulum Merdeka

AWAL:

Saat ini dunia pendidikan tengah berbenah menyambut kurikulum baru yakni kurikulum merdeka. Kurikulum Merdeka mengeluarkan kebijakan terkait kurikulum nasional yang akan dikaji ulang pada tahun 2024 selama masa pemulihan pembelajaran dikarenakan pandemi. 
Kebijakan ini tertuang dalam Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) yang diberikan kepada satuan Pendidikan. Hal ini merupakan pilihan atau opsi dalam pemulihan pembelajaran selama tahun 2022-2024. 
Opsi tersebut yaitu bahwa Lembaga Pendidikan yang belum siap menggunakan Kurikulum Merdeka dapat menggunakan Kurikulum 13 sebagai dasar pembelajaran, dan begitu juga pada Kurikulum Darurat dapat digunakan oleh satuan Pendidikan tersebut. 

Sedangkan Kurikulum Merdeka merupakan opsi bagi semua satuan Pendidikan yang siap melaksanakan Kurikulum Merdeka. Salah satu program Kurikulum Merdeka yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud, 2021) dalam episode kedelapan yaitu Program SMK Pusat Keunggulan. SMK Pusat Keunggulan merupakan tantangan dalam pengembangan SMK agar semakin sejalan dengan kebutuhan dunia kerja sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 17/M/2O21. 
Sudah saatnya SMK berlomba menasbihkan diri menjadi SMK pusat Keunggulan. Demi mewujudkan harapan tersebut, SMK harus bisa menerapkan pembelajaran ideal dan sejalan dengan kurikulum merdeka. Salah satu pilihan pembelajaran tersebut adalah pembelajaran berdiferensiasi. 

TANTANGAN:

Secara etimologi atau bahasa, istilah diferensiasi berasal dari Bahasa Inggris “different” yang memiliki arti “berbeda”. Pembelajaran berdiferensiasi secara hakikat tidak jauh dari makna kata “berbeda”. Pembelajaran diferensiasi lahir berdasarkan prinsip perbedaan karakteristik masing-masing peserta didik. 
Setiap anak terlahir berbeda, membawa bakat dan potensi yang berbeda dengan anak yang lainnya. Tetapi perlu diperjelas, pembelajaran diferensiasi tidak lantas membuat guru memberikan perlakukan berbeda terhadap para siswanya. Seperti guru memberikan perlakuan dan tindakan berbeda kepada siswanya yang kurang pintar dengan siswanya yang pintar.

Namun terkadang guru sulit memahami karakteristik siswa karena sifatnya yang tertutup dan terkadang menyendiri.

AKSI:

Sejatinya, pembelajaran diferensiasi menuntut guru untuk memfasilitasi kebutuhan belajar siswa yang beragam. Ciri khas pembelajaran diferensiasi adalah guru menggunakan beragam cara agar siswa mampu dengan mudah memahami isi kurikulum sesuai tahapan kemampuan masing-masing siswa dengan cara pendekatan dan memberikan motivasi semangat dalam belajar. Selain itu, saya sebagai guru akan memberikan tawaran kepada siswa agar mereka merasakan belajar yang menyenangkan dengan strategi dalam mendiferesensiasi pembelajaran yang terdapat 3 strategi yaitu:

1.     Diferensiasi Konten Guru harus bijak dalam menyediakan bahan, alat, materi, dan media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Siswa dapat memilih secara merdeka materi yang dibutuhkan untuk memahami pelajaran.  

2.    Diferensiasi Proses Guru harus bisa memastikan bagaimana siswa dalam memahami atau memaknai apa yang telah dipelajari. Diferensiasi proses dalam dialakukan guru dengan menerapkan kegiatan bertahap, menyediakan pertanyaan atau tantangan yang perlu diselesaikan, memberikan waktu cukup lama kepada siswa untuk menyelesaikan tugas, dan  mengembangkan kegiatan yang tidak monoton.

3. Diferensiasi Produk Guru mempersilakan siswa untuk menampilkan atau mendemosntrasikan hasil kerja siswa kepada guru dengan cara mereka sendiri. Meskipun cara penyampaian setiap siswa berbeda, tetapi tetap mendeskripsikan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran.

PERUBAHAN:

Dari cara strategi yang saya sampaikan pada siswa ternyata membawa hasil, mereka merasa nyaman dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Dengan adanya pembelajaran berdiferensiasi, siswa yang pendiam akan melatih dirinya untuk berani dalam mempresentasikan atau mendemontrasikan hasil belajar mereka.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top