Penerapan MMR Bagi Anak Tunarungu Agar Memahami dan Merespons Bunyi dan Suara Di SLBN Pembina Provinsi Aceh
Oleh: Zahratul Idami S.Pd
(Guru SLBN Pembina Provinsi Aceh)
SLB Negeri Pembina Provinsi Aceh beroperasi pada tahun 2017, izin operasional dan pendiriannya pada tanggal 06 November 2017. SLBN Pembina Provinsi Aceh terletak di Jl. Rel Kereta Api Desa Jurong Peujera Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. SLBN Pembina Provinsi Aceh memiliki siswa siswi berkebutuhan khusus sebanyak 122 dan guru 32 orang. SLB Pembina Provinsi Aceh memiliki beranekaragam siswa berkebutuhan khusus yaitu tunagrahita, tunarungu, autis, tunanetra, dan tunadaksa. Tujuan Pendidikan di SLB adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik yang mengalami hambatan khusus untuk dapat mengembangkan kemampuan yang ada pada diri anak sehingga pada akhirnya membangun dirinya serta dapat hidup mandiri tanpa harus tergantung pada orang lain.
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah, maka perlu adanya perlakuan khusus kepada peserta didik oleh guru dimana program yang khusus dari setiap hambatan. Namun disetiap tantangan dalam mengajari mereka yang beragam keunikan karakteristik peserta didik, maka guru harus banyak sabar dalam mendidik mereka,sehingga mereka mewujudkan suatu kemandirian. Memang bagi peserta didik normal/umum dan kalangan umum sangatlah mudah melihat cara mengajar salah satunya pada pembelajaran kemandirian peserta didik. Tetapi bagi guru SLB itu bukan hal yang mudah, hanyalah tantangan inilah yang mewajibkan guru untuk mengajari mereka agar peserta didik memiliki kemandirian serta didorong motivasi yang tinggi untuk mendapat kesuksesan dalam kemandirian untuk dirinya sendiri.
Saya guru SLBN Pembina Provinsi Aceh mengajar di SLB Sudah 5 tahun, sejak SLBN Pembina provinsi Aceh beroperasi.
Dalam mengajari anak berkebutuhan khusus kita harus memiliki keahlian khusus dan Pendidikan khusus, namun itu tidak ada pada saya, saya guru yang berijazah matematika. Awalnya saya bingung bagaimana mengajari anak berkebutuhan khusus. Tapi itu tidak menjadi kendala jika ada niat. Saya terus belajar secara otodidak dan mengikuti pelatihan secara during dan laring. DI SLBN Pembina saya mengampu kelas tunagrahita dan ganda. Sebelum mengajari anak berkebutuhan khusus terlebih dahulu yang kita lakukan adalah mengidentifikasi dan mengasesmen anak terlebih dahulu, sehingga kita dapat membuat program pembelajaran yang sesuai kebutuhan anak.
Berbekal pengalaman saya mencoba mencari informasi tentang hal-hal yang mengenai tentang cara bicaa dan kosa kata biasa di sebut Bina Komunikasi, Persepsi, Bunyi dan Irama (PKPBI) peserta didik kepada orang tua dirumah apa yang sudah diajari disekolah maka dirumah pun harus mengulangi sehingga peserta didik mampu mengurus diri sendirinya. Banyak diantara peserta didikyang di rumah masih malu dan malas dalam mengeluarkan suara, tetapi emang harus dibimbing serta dibantu oleh guru dan orang tua.