Saya sebagai seorang guru yang mengajar mata pelajaran (mapel) matematika, di mana mapel ini sudah jadi momok dan menakutkan bagi murid sejak dulu, sangat berharap agar murid di sekolah saya antusias dalam belajar matematika, memiliki kompetensi, semangat, serta motivasi dalam belajar agar memperoleh prestasi belajar yang baik. Saya mengidam-idamkan situasi belajar yang interaktif, seluruh murid terlibat aktif dalam belajar dan pesan yang saya sampaikan dalam proses kegiatan belajar mengajar bisa diterima dan dicerna oleh seluruh murid.
Namun, faktanya beberapa murid saya malas belajar, lebih suka main handphone (telepon genggam), asik dengan aktivitasnya sendiri atau hal lainnya, tidak mengumpulkan tugas, pasif saat proses pembelajaran di kelas, ada satu atau dua murid yang tidur di kelas, dan saat mendiskusikan ke orang tua/wali murid, beberapa dari orang tua/wali tersebut tidak pe duli. Padahal peran orang tua dalam pendidikan anak sangat penting. Berdasarkan tri pusat pendidikan Ki Hajar Dewantara, yaitu: keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual). Keluarga juga merupakan sebuah ekosistem kecil untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat dibanding dengan institusi pendidikan lainnya.
Saya mulai mencari cara bagaimana mewujudkan harapan saya tadi, dengan melakukan aksi nyata, salah satunya mengidentifikasi karakteristik anak, misal kesukaannya, gaya belajarnya, kemampuan hitung dasarnya dan kemampuan dalam menyerap materi pembelajaran. Pada proses identifikasi ini, saya mendapati fakta bahwa hampir seluruh murid saya menghabiskan waktu mereka minimal 2 sampai 3 jam sehari, dengan bermain handphone, entah hanya bermain game online atau berselancar di media sosial seperti tik-tok, Instagram, facebook, twitter dan lain-lain. Bahkan ada siswa saya rela begadang sampai tengah malam bermain handphone, sehingga sering telat masuk sekolah atau tidur saat proses kegiatan belajar di kelas.
Dari data ini, akhirnya saya memilih aksi membuat pengajaran menggunakan media yang interaktif. Saya berkonsultasi dengan teman sejawat untuk merancang pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Kemudian saya aktif mencari informasi di google, tentang media pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang saya ajar. Saya aktif mengikuti berbagai macam pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi saya sebagai guru, berikut beberapa pelatihan yang pernah saya ikuti, yaitu: pelatihan quiziz, Geogebra, Wordwall, Profosgame, Liveworksheets, Peer Deck, Powtoon, Microblog Instagram, Google Mater Trainer Level 1, Google Sites, Blogspot, Microsoft office level 001 dan 200, Canva, Book Creator, membuat video dengan aplikasi OBS-studio, membuat video dengan aplikasi filmora dan lain sebagainya. Selain itu, untuk memperdalam materi yang saya peroleh dari pelatihan yang sudah saya ikuti, saya juga suka belajar dengan menonton YouTube yang berkaitan media dan proses pembelajaran.
Rangkaian pelaksanaan aksi nyata yang saya lakukan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu: pertama, perencanaan, pada tahap ini saya merancang pembelajaran sesuai dengan karakteristik murid serta melaksanakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan dengan menerapkan IT (Information Technology) atau permainan di luar kelas. Kedua, penerapan, saat awal pembelajaran saya membuat kesepakatan kelas dengan murid agar mereka nyaman dalam belajar serta bertanggung jawab atas kesepakatan yang sudah dibuat bersama. Saya memberi kemerdekaan pada murid dalam belajar seperti cara belajar apa yang mereka pilih. Saya menerapkan pembelajaran menggunakan IT atau permainan secara berkelompok dengan harapan akan memupuk kemandirian dan kerja sama diantara murid. Hal ini sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) bahwa kodrat anak adalah bermain, jadi dalam pembelajaran dibubuhkan permainan dalam atau luar kelas untuk menciptakan suasana ceria dan bahagia dalam pembelajaran. Tahap ketiga, refleksi, saya merasa masih harus banyak belajar lagi dengan menggali informasi, meningkatkan potensi diri seperti mengikuti pelatihan lainnya dan mengeksplor diri sehingga mampu mengaplikasikan konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara, bahwa setiap anak itu lahir dengan potensinya masing-masing, sehingga saya sebagai guru harus lebih sabar dalam menuntun, mengarahkan dan membimbing mereka sesuai kodrat mereka. Saya harus berusaha menjadi guru, orang tua, teman dan fasilitator bagi murid agar terjalin kedekatan emosional dengan siswa seperti memberi respon yang positif untuk memudahkan saya selaku guru dalam menuntun mereka sesuai kodratnya. Saya harus melakukan pembelajaran dengan berpusat pada murid (student center of learning) dengan diselingi bermain, yang mengintegrasikan IT yang bisa membuat pembelajaran menyenangkan. Saya harus berkolaborasi dengan semua pihak mulai guru, kepala sekolah, orang tua/wali murid bahkan masyarakat demi menciptakan Profil Pelajar Pancasila, yaitu pelajar yang memiliki: (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; (2) Mandiri; (3) Bergotong-royong; (4) Berkebinekaan global; (5) Bernalar kritis; (6) Kreatif. Dari beberapa media pembelajaran yang saya terapkan di kelas (Quizizz, Wordwall, permainan di luar kelas), tak disangka murid lebih antusias dalam belajar ketika dipahami dari apa yang mereka sukai. Saya merasa senang saat murid saya sangat antusias dalam melakukan pembelajaran yang menyenangkan dan kagum dengan semangat mereka saat melakukan yang terbaik dalam pembelajaran. Mereka yang kemampuan dalam menyerap materi pembelajarannya dalam kategori kurang, giat berusaha untuk memahami pelajaran dan berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Berikut beberapa foto kegiatan selama melakukan praktik baik dalam pembelajaran, menggunakan media pembelajaran dan permainan di luar kelas. kegiatan pelatihan membuat video dan diseminasi ke teman di sekolah. (foto dapat dilihat melalui link berikut).
terima kasih atas kesempatan yang diberikan pada saya untuk belajar melalui sekolah.mu.
https://drive.google.com/file/d/1LlyjWFjTESXfalRKLphiJ8NGYauXutf9/view?usp=sharing