Pembelajaran Teks Prosedur Dengan Metode Ctl

Saya adalah seorang guru Bahasa Indonesia di SMK Islam Taruna 1 Krembung, tepatnya di kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Peserta didik yang sekolah di SMK Taruna 1 adalah golongan menengah ke bawah. Selalu ada banyak cerita antara peserta didik dan orang tua yang menambah lagi PR kita selain administrasi yang menunggak. Padahal sekolah kami masih terbilang sekolah yang murah SPP, namun hal itu tidak menjadi alasan bagi kami untuk semaunya dalam mengajar. Saya dan teman-teman selalu semangat mendidik dan mengajar.

Sudah menjadi hal yang lumrah jika peserta didik kami pulang sekolah ada yang bekerja, sekedar menambah uang saku mereka sendiri atau berbaik hati membantu orang tua meringankan biaya sekolah. Karena ada kegiatan tambahan seperti itu, terkadang ada peserta didi  yang tidur di kelas di jam pertama. Semangat belajar peserta didi kami masih tergolong rendah. Tugas saya bagaimana memberikan pelajaran yang menyenangkan dan terjadi di kehidupan sehari-hari, sehingga peserta didik tidak asing dan semangat belajar.

Saya berfikir bagaimana caranya mengajar teks prosedur yang menyenangkan dan peserta didik menjadi aktif belajar? Akhrnya saya menggunakan CTL.  Contectual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Peserta didik secara langsung terlibat dan mempunyai pengalaman yang nyata atas apa yang dipelajari. Dengan strategi itu tidak ada peserta didik mengantuk dan peserta didik semangat belajar.

Awalnya saya membuat kelompok kecil. Satu kelompok 3 peserta didik. Disekolah kami ada banyak kegiatan yang bisa dilihat atau pernah dilakukan peserta didik. Perlu diketahui di sekolah kami ada bengkel teknik pemesinan dengan banyak alat praktiknya, ada laboratorium komputer juga, ada juga runga TU yang bisa menjadi tempat belajar siswa. Mereka diberi kebebasan untuk menentukan topiknya asalkan topik tersebut ada lingkungan sekolah. Kenapa harus di lingkungan sekolah? untuk memudahkan semua peserta didik dapat ikut terlibat saa tmemberikan masukan dari hasil kerja kelompok lain. Saya juga menegaskan kepada peserta didik untuk meminta izin kepada guru atau kepala Lab dan bengkel apabila meminta informasi.

Ketika presentasi di depan kelas, peserta didik antusias memberikan sanggahan dan masukan. Diskusi berjalan dengan baik. Satu kelompok dengan yang lain saling memberikan penilaian dan melakukan refleksi atas hasil kerjanya. Jika ada kekurangan bisa langsung dilakukan perubahan. Dari hal yang sederhana di lingkungan sekolah, untuk selanjutnya peserta didik dapat mengerjakan tugas tek prosedur di lingkungan sekitar. Mereka dapat menuangkan dalam bentuk tulisan, gambar,  atau video. Peserta didik mendapatkan sendiri pengetahuan-pengetahuan baru dari apa yang mereka  temukan di lingkungan sekitar sehingga memperoleh pelajaran yang bermakna.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top