Pembelajaran Tanpa Kantuk

Mengajar  siswa di SMAN 77 merupakan kebanggaan saya. Selain sekolahnya dikenal dengan reputasi sangat baik, siswa yang masuk adalah siswa terpilih. Tapi masa belajar saat bulan puasa  memang  mempunyai cerita tersendiri di sekolah ini. Menghadapi siswa yang gampang  mengatakan tidak enak badan, perut lapar, banyak juga mengantuk. Apalagi  jam pelajaran bahasa Jepang di kelas XI IPS2 ada pada saat jam terakhir. Sebagai seorang guru saya memiliki keinginan agar siswa-siswa tidak mengantuk dan bersemangat  saat menerima pelajaran di kelas.

Namun ternyata  mereka masih saja merebahkan kepalanya di meja. Kemudian beberapa  siswa tertidur dengan merebahkan kepala diatas lipatan tangannya. Beberapa siswa lagi  berusaha memperhatikan penjelasan   dengan mata sayu. Mungkin mereka agak lelah karena banyaknya tugas kelompok dan pekerjaan rumah individu dari guru-guru bidang studi. Selain itu mereka menjalankan ibadah tarawih dan sholat lainnya, ditambah bangun pagi untuk bersahur. Tak tega rasanya bila saya harus memarahinya.

Beberapa saat saya berpikir, apa yang harus saya lakukan.  Saya mulai mencari cara agar mereka bersemangat mengikuti pelajaran. Saya mendekati mereka disaat  jam istirahat.  Mengajak mereka bercanda dan mengobrol bersama. Genap enam hari  melakukan observasi di kelas. Upaya saya membuahkan hasil.  Ternyata mereka  menyukai  kegiatan bermain peran. 

Minggu berikutnya, saya membawa beberapa media untuk bermain peran. Awalnya mereka bingung, saya akan melakukan apa.  Mata mereka tak berkedip memperhatikan bawaan saya.  Kostum yang mencerminkan pegawai bank, kertas koran,  uang-uangan monopoli, dadu besar terbuat dari kertas yang saya buat beberapa hari yang lalu, dan lain sebagainya. Setelah saya menjelaskan materi dengan menempel gambar dan tulisan , siswa mempraktikkan bahasa Jepang seperti yang saya ajarkan. Kemudian mereka bermain peran dan karakter.  Mereka terlihat tidak mengantuk. Tak ada  lagi yang merebahkan kepalanya diatas meja. Rupanya cara ini  menjadi penyemangat belajar.  Mata mereka  melihat dan mengikuti arahan  kartu  gambar dan tulisan yang saya gerakkan. Kemudian melafalkannya dengan suara keras dan cepat hapal. Dengan melipat kertas koran dan membentuknya menjadi topi, mereka bergerak dengan senang. Kemudian mulai melakukan kegiatan permainan yang membuat mereka gembira.  Suasana kelas ramai, namun  kondusif dan teratur. Pelajaran bahasa Jepang kali ini berlangsung dengan menyenangkan tanpa ada siswa yang mengantuk.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top