Pembelajaran Menyenangkan Dengan Metode Games “Boom”

Selamat pagi, rekan-rekan guru inspiratif

Hari Senin sampai Sabtu dari pagi hingga sore, seperti biasa saya menjalankan aktivitas sebagai seorang pendidik. Hari ini saya sedang terjadwal piket untuk menyambut kedatangan siswa di pintu masuk sekolah, kemudian mengkondisikan kelas dan mendistribusikan tugas guru mata pelajaran yag berhalangan hadir. Saya sebagai seorang pendidik selalu mentaati protokol kesehatan. Hal ini saya lakukan demi diri saya sendiri dan tentunya untuk menjadi contoh bagi siswa. Yah, pandemi covid-19 benar-benar berdampak bagi sekolah. Siswa menjadi lost learning karena efek pandemi. Mereka menjadi kurang paham karena pembelajaran melalui online. Memang tidak semuanya tetapi mayoritas dari mereka mengeluh tentang pembelajaran daring. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagai pendidik saya harus menerima tantangan perkembangan zaman, bagaimana cara seorang pendidik tetap menyampaikan materi yang endingnya siswa menjadi paham walaupun secara daring.

Alhamdulillah di kesempatan yang baik ini, saya ingin berbagi cerita tentang pengalaman saya menjadi seorang pendidik. Bulan Januari lalu, saya dihubungi oleh salah satu guru Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Purbalingga, beliau adalah Bapak Tri Joko Wahyono. Saya diajak beliau untuk mengikuti Program Pendidikan Merdeka Belajar Angkatan 3. Bahkan saya mendapatkan beasiswa dari organisasi profesi FGII (Federasi Guru Independen Indonesia). Tanpa berpikir panjang, saya langsung ambil program ini karena saya merasa akan mendapatkan banyak manfaat nantinya. Setelah mengikuti program ini, ada beberapa modul yang harus diselesaikan diantaranya Kesepakatan Kelas Merdeka Belajar, Asesmen Formatif untuk Merdeka Belajar, Merancang RPP Merdeka Belajar, Pembelajaran Merdeka Belajar Berbasis Kompetensi, Strategi Pembelajaran Campuran Merdeka Belajar, Pemimpin Merdeka Belajar dan masih banyak lagi. Kemudian saya pelajari modul tersebut dan saya mencoba mengaplikasikan ke dalam pembelajaran.

Aksi yang saya lakukan pertama yaitu membuat kesepakatan kelas. Saya melibatkan siswa dalam proses ini karena merdeka belajar adalah merdeka bagi siswa, apa yang mereka inginkan jika itu masih dalam batas wajar, maka tidak masalah. Itu semua dilakukan untuk membuat kenyamanan bagi mereka. Dengan suasana yang nyaman maka pembelajaran akan lebih mudah dipahami dan siswa tidak merasa tertekan. Beberapa kesepakatan kelas yag disepakati diantaranya yaitu:

  1. Siswa diperbolehkan minum saat pelajaran
  2. Jika ingin keluar harus seizin guru
  3. Jika ada yang telat mengumpulkan tugas, nilai akan dikurangi sesuai kesepakatan bersama
  4. Kelas harus dalam keadaan yang bersih dan rapi

Kesepakatan-kesepakatan ini mereka buat bersama, dan kabar baiknya adalah semuanya mentaati dan komitmen terhadap kesepakatan yang dibuat bersama. Setelah kesepakatan kelas selesai, kemudian saya bertanya kepada siswa, cara belajar seperti apa yang membuat kalian nyaman dan menjadi lebih paham dengan materi? Beberapa siswa ada yang mengacungkan tangan dan menjawab, belajar sambil makan pak, dan semuanya tertawa hahahaha. Jika pembelajaran sambil makan tidak saya izinkan karena dapat membuat keributan. Kemudian ada beberapa siswa yang menjawab, belajar sambil berdiskusi pak, belajar dengan membuat peta konsep. Inilah jawaban yang saya harapkan, beberapa dari mereka ada yang lebih paham jika belajar dengan cara diskusi, dengan cara membuat peta konsep, ataupun dengan cara merangkum, hal ini saya terapkan dalam pembelajaran. Di awal saya memancing anak dengan pertayaan-pertanyaan materi yang sebelumnya sudah diajarkan kemudian menyampaikan point-point penting dari materi yang akan diajarkan dengan membuat peta konsep. setelah semuanya tersampaikan, siswa membentuk kelompok dengan anggota kurang lebih 4-5 siswa dan membuat tulisan tentang materi negara-negara yang tergabung dalam ASEAN. Saya membebaskan siswa membuat tulisan lewat media kertas (buku tulis, A4, F4, Asturo) atau aplikasi desain. Saya memberikan waktu kurang lebih satu minggu untuk mengerjakan.

Hari untuk presentasi akhirnya tiba. Saya membuat model permainan untuk memilih kelompok siapa yang akan presentasi. Model permainan yang saya buat adalah “BOOM”. Caranya yaitu setiap kelipatan angka misalkan kelipatan 4 maka diganti dengan kata “BOOM”. Hal ini dimaksudkan untuk melatih konsentrasi dan fokus anak. Ketika presentasi kelompok, siswa terlihat sangat aktif, mereka saling tanya jawab yang membuat presentasi tidak membosankan. Di akhir pembelajaran, saya membiasakan siswa untuk melakukan refleksi. Mereka mengekspresikan kesan konstruktif, pesan, dan harapan dalam proses pembelajaran. Siswa berharap nantinya banyak guru mengajar dengan model seperti ini karena tidak menimbulkan kebosanan dan dan materi akan mudah dipahami. Saya juga berharap semoga dengan adanya tulisan cerita baik ini dapat bermanfaat untuk rekan-rekan semuanya. Terima kasih….

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top