Pembelajaran Di Kelas Ini Jadi Inspirasi Program Tingkat Kecamatan

Pembelajaran tatap muka pasca pandemi merupakan masa sulit bagi pendidik. Banyak murid kehilangan antusias belajar. Keresahan ini dialami pula oleh Nita Mulyani, guru kelas 2 SD Negeri Sukorejo I, Kabupaten Kediri.

“Di kelas pasif, tingkat disiplinnya menurun, tidak peduli dengan temannya bahkan sering ribut. Saya jadi berpikir harus bisa menyajikan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan agar murid punya identitas Profil Pelajar Pancasila,” jelas Nita saat menjadi pembicara Temu Pendidik Nusantara 9 pada Rabu (5/20/2022).

Nita kemudian merancang pembelajaran yang dia sebut “BERTANI BUPON”. Kependekan dari “Bertani Sayur Mayur, Buah-Buahan, dan Empon-Empon”. Ide tersebut muncul karena lingkungan sekolah yang memang cocok untuk berkebun.

Kegiatan diawali dengan mengadakan kesepakatan kegiatan. Melalui kesepakatan ini, Nita memantik jiwa kepemimpinan dari murid. Dia ingin setiap murid memiliki andil dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Setelah itu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok merdeka menentukan koordinatornya. Kemudian barulah tugas menanam dan membuat laporan dilaksanakan.

“Di sini murid dikembangkan rasa tanggungjawabnya atas tumbuhan yang mereka tanam,” terang Nita, yang merupakan alumnus program Wardah Inspiring Teacher.

Meningkatkan Literasi dan Numerasi

Untuk meningkatkan kemampuan literasi, murid menuliskan cerita kegiatan sehari-harinya dalam merawat tanaman di sebuah buku. Nantinya, buku tersebut akan diletakkan di perpustakaan sekolah. Sedangkan untuk numerasi, murid mengukur pertumbuhan tanaman secara berkala.

“Jadi di sinilah adanya kegiatan yang menurut saya inovatif, bisa mengembakan diri murid, meningkatkan rasa tanggung jawab dan gotong royong. Murid lebih kreatif menemukan sumber belajar untuk menemukan ide pemanfaatan lingkungan sekolah,” tukas Nita.

Dapat Apresiasi dari Dharma Wanita

Pembelajaran tidak berhenti di situ. Murid kelas 2 ini melakukan kolaborasi dengan kakak kelas yang sedang belajar kewirausahaan. “Kakak kelasnya membantu untuk kegiatan pemasaran. Salah satunya sawi dimasak jadi keripik untuk kemudian dijual di kantin sekolah,” jelas Nita.

“Kegiatan pembelajaran ini mendapat apresiasi dari Dharma Wanita hingga dimasukkan ke dalam program Dharma Wanita tingkat kecamatan. Jadi murid tidak hanya belajar secara intrakurikuler di dalam kelas namun juga kokurikuler,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Wardah Inspiring Teacher merupakan program pengembangan kompetensi guru hasil kolaborasi PT Paragon Technology and Innovation dan Yayasan Guru Belajar. (YMH)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top