PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DI KELAS VIII D
SMP NEGERI 1 LELES KABUPATEN GARUT JAWA BARAT
Pada awal tahun pelajaran 2022-2023 para Pembantu Kepala Sekolah memiliki ide untuk membuat satu kelas unggulan disetiap level. Dan untuk kelas VIII kelas unggulan itu ada di kelas VIII D. Peserta didik di kelas VIII D berasal dari peringkat 1 sampai 3 dari setiap kelas VII ditambah peserta didik yang memiliki prestasi di bidang non akademik seperti olah raga dan seni dari kelas VII. Saya diberi tugas untuk mengampu pelajaran IPA di kelas VIII D, dan saya menerima tugas ini dengan perasaan yang campur aduk. Saya ingin peserta didik di kelas ini lebih meningkat baik prestasi belajarnya, karakter dan sopan santunnya, profil pelajar pancasila juga terlihat dalam keseharian peserta didik di kelas maupun di luar kelas. Tetapi saya juga memiliki keraguan apakah saya bisa mengajar di kelas ini dengan baik ? apakah saya bisa membantu peserta didik VIII D mencapai potensi optimalnya ? Perasaan ini memotivasi saya untuk lebih mengenal karakteristik peserta didik VIII D sehingga saya bisa mencari strategi pembelajaran yang tepat agar mereka mencapai tujuan pembelajaran dari setiap Kompetensi dasar yang saya ajarkan, juga mereka bisa merasakan Merdeka Belajar di dalam kelas. Untuk itulah saya berencana melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi di kelas VIII D.
Setelah satu minggu saya mengajar di kelas VIII D ada beberapa fakta yang menarik di kelas ini, diantaranya adalah siswa belajar dengan sangat cepat, saya tidak perlu menjelaskan panjang lebar tentang konsep gerak untuk mengerti. Kemampuan matematika pada beberapa siswa juga menonjol dan itu membuat saya sangat senang dan optimis. Tetapi ada juga tantangan yang saya hadapi diantaranya adalah beberapa siswa cepat bosan juga diberi latihan soal-soal, mereka juga tidak begitu suka membaca buku paket atau buku referensi, mereka lebih menyukai mencari informasi melalui gawai mereka dengan berselancar dari google, beberapa peserta didik yang sangat cerdas ternyata cenderung pendiam dan pasif saat diskusi dan presentasi kelompok, beberapa diantara mereka sulit bekerjasama dalam sebuah kelompok dan kemampuan presentasi juga tidak begitu baik. Mereka kadang merasa ragu dan malu untuk presentasi. Presentasi dengan suara yang pelan dan tampak kurang percaya diri. Ada beberapa peserta didik juga yang banyak bergerak ketika belajar, mereka memainkan pulpen/pensil, melempar kertas atau mencorat coret meja nya.
Saya mencoba lebih mengenali karakteristik peserta didik VIII D dengan membuat angket penelususran gaya belajar, minat dan bakat serta latar belakang pekerjaan/profil orang tua peserta didik. Saya membuat angket dikertas dan sebarkan pada seluruh peserta didik, mereka saya berikan penjelasan awal mengapa hal ini saya lakukan dan meminta mereka mengisi angket dengan jujur dan apa adanya. Kemudian saya melakukan pengolahan data angket tersebut dan membuat tabel tentang gaya belajar, minat dan bakat serta profil orang tua. Minggu depannya saya menyampaikan hasil pengolahan data dan sekaligus berdiskusi dengan peserta didik. Hasilnya luar biasa peserta didik sangat antusias mengetahui gaya belajarnya, dan saya juga menjelaskan pengertian gaya belajar visual-auditori-kinestetik, karakteristik setiap gaya belajar dan cara belajar yang tepat untuk setiap gaya belajar. Saya juga menjelaskan tentang delapan kecerdasan yang menjadi dasar penelusuran minat dan bakat apa itu kecerdasan linguistik apa ciri-cirinya demikian juga kecerdasan yang lain (spasial-visual, musikal, kinestetik jasmani, interpersonal. intrapersonal, naturalis, dan matematik-logis). Juga tentang karakteristik kolerik, plegmatis, sanguis dan melankolis. Kemudian saya juga menunjukan data profil orang tua dan apa manfaatnya dalam pembelajaran. Para siswa sangat senang mengetahui informasi tersebut dan antusias bertanya dan berdiskusi. Untuk pertama kalinya saya melihat diskusi kelas yang ramai, hidup antusias dan bermakna. Masya Allah…
Setelah saya mengetahui gaya belajar dan karakteristik peserta didik kelas VIII D saya kemudian membuat strategi pembelajaran berdiferensiasi. Saya memulai pembelajaran berdiferensiasi dengan melakukan diferensiasi produk. Peserta didik kelas VIII D diberikan kemerdekaan untuk mengungkapkan hasil belajar mereka. Mereka dapat menyampaikan pemahaman belajarnya tentang Hukum I newton dalam bentuk kolase foto, video, laporan praktikum, poster , pesan suara dan lain-lain. Ternyata disambut dengan sangat antusias, mereka bersemangat sekali membuat karya untuk menunjukan hasil belajarnya dan dikirim kepada saya melalui pesan What’sApp, atau membagikan tautan google drive mereka. Mereka juga merencanakan kegiatan praktikum gerak pada tumbuhan secara mandiri mulai dari pembentukan kelompok, mengatur jadwal, membuat konsep laporan dan menunjukan hasil belajarnya. Kemudian saya melakukan diferensiasi proses pembelajaran, saya mengusahakan pada setiap pertemuan ada sesi pengamatan/praktikum untuk memfasilitasi gaya belajar kinestetik, ada pemutaran video pembelajaran dan penggunaan charta untuk memfasilitasi gaya belajar visual dan menggunakan metode ceramah bervariasi untuk memfasilitasi gaya belajar auditori. Saya juga melakukan pembelajaran campuran antara sinkronus dan asinkronus melaui WAG IPA kelas VIII D. Isnpiarsi yang saya dapatkan sampai saat ini adalah semakin kita berusaha mengenal karakteristik peserta didik dan memfasilitasi proses pembelajaran mereka menerima dengan antusias, belajar lebih santai, suasana kelas lebih hidup, mereka tidak malu untuk berbicara, menyampaikan pendapat, melakukan presentasi sesuai gaya mereka dan hasil belajarnya pun turut meningkat. Walaupun demikian saya akan berusaha melakukan pembelajaran berdiferensiasi lainnya yaitu diferensiasi konten.