Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam sehat dan bahagia Bapak Ibu Guru hebat semuanya.
Pada kesempatan yang baik ini saya akan berbagi praktik baik tentang penerapan pembelajaran berdeferensiasi yang telah saya laksanakan sebagai implementasi merdeka belajar.
Pembelajaran berdeferensiasi yang saya terapkan ini adalah sebagai bentuk implementasi merdeka belajar yang berpihak pada murid. Pada pembelajaran yang saya terapkan ini semaksimal mungkin saya mengakomodir kebutuhan murid dengan memperhatikan kebutuhan, sarana dan prasarana yang murid miliki, serta minat dan bakat murid.
Tulisan saya kali ini akan menggunakan format ATAP. Berikut tulisan berbagi praktik baik saya :
A. AWAL
Saya memimpikan sekolah yang terbiasa dengan teknologi dalam pembelajaran. Karena saat ini kita berada di era digital, maka saya menginginkan siswa yang mengikuti perkembangan zaman, cakap dalam teknologi dan memiliki literasi digital yang baik. Kondisi sekolah yang mendukung dari segi geografis (terletak di daerah perkotaan) serta sarana dan prasarana yang memadai seperti adanya jaringan internet dan listrik merupakan kekuatan pendukung dalam penerapan pembelajaran berbasis digital. Untuk itu saya menginginkan penerapan pembelajaran berbasis digital di sekolah saya, khususnya dalam pembelajaran di kelas yang saya ampu. Melalu itulisan ini, saya ingin berbagi praktik baik/aksi nyata yang saya lakukan dalam upaya membiasakan siswa menggunakan teknologi digital. Namun juga memperhatikan minat, bakat, kebutuhan, dan sarana dan prasarana yang murid miliki.
B. TANTANGAN
Namun dalam kenyataannya, seorang guru dalam pembelajaran di kelas harus mampu mengakomodir seluruh kebutuhan murid yang berada di dalam kelas maupun lingkungan sekolah. Pemenuhan kebutuhan belajar murid meliputi 3 aspek yaitu :
1. Kesiapan belajar (readiness)
Yaitu kapasitas/kemampuan murid untuk mempelajari materi baru.
2. Minat murid
Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat terlibat
aktif dalam proses pembelajaran. Minat merupakan ketertarikan murid
terhadap sesuatu yang dianggap menarik.
3. Profil belajar murid
Menurut Tomlinson (dalam Hockett, 2018) profil belajar murid ini merupakan
pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya
berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dll. Profil belajar
murid yang dapat dipelajari berupa: visual, auditoring, enistetik (profil belajar
dengan gaya tersendiri).
Tidak semua siswa memiliki kemampuan digital, tidak semua siswa berminat dalam dunia digital, tidak semua siswa menyukai dunia digital.
C. AKSI
Saya menerapkan pembelajaran berdefernsiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang menuntut guru untuk dapat membuat perencanaan, pelaksanaan, asesment, dan rencana tindak lanjut, yang mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid maupun pembelajaran yang selalu mempertimbangkan kebutuhan belajar murid (merdeka belajar).
Ciri-ciri atau karakteristik pembelajaran berdiferensiasi yaitu Adanya pemetaan kebutuhan belajar murid meliputi 3 aspek yaitu kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar. Dalam pembelajaran berdeferensiasi menggunakan 3 strategi pembelajaran yaitu deferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.
Sesuai dengan Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara Pendidikan harus menuntun anak mencapai kodratnya karena setiap anak adalah pribadi yang berbeda dan memiliki keunikannya masing-masing yang harus ditumbuhkembangkan sesuai dengan potensinya.
Dalam pembelajaran ini, materi yang dipelajari siswa tentang Sistem Pernapasan kelas VIII dengan Kompetensi Dasar yang harus dikuasai murid :
3.9 Menganalisis sistem pernapasan pada manusia dan memahami gangguan pada sistem
pernapasan serta upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan
4. 9 Menyajikan karya tentang upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan.
Pada pembelajaran berdeferensiasi yang saya laksanakan ini, saya memberikan penugasan kepada siswa berupa membuat gambar/poster tentang upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan.
Pembelajaran berdeferensiasi yang saya lakukan dengan mempertimbangkan 3 aspek pemetaan kebutuhan murid meliputi :
1) Kesiapan belajar (readiness) murid
– Mengidentifikasi kesiapan murid berdasarkan ketersediaan fasilitas/sarana dan
prasarana yang dimiliki murid dalam menyelesaikan tugas gambar/poster dengan
melihat ketersediaan Hp yang dimiliki oleh murid. Pembuatan tugas gambar/poster
ini akan dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui aplikasi dalam Hp bagi siswa yang
memiliki Hp atau melalui gambar biasa/manual di kertas gambar bagi siswa yang
tidak memiliki Hp.
2) Minat belajar murid
– Pada pemetaan kebutuhan murid berdasarkan minat belajar murid ini, saya
memetakan dan menfasilitasi minat belajar murid dalam penggunaan berbagai
aplikasi pembuatan gambar/poster yang diminati oleh murid. Ada beberapa aplikasi
di dalam Hp yang dapat digunakan oleh murid dalam membuat
gambar/poster, seperti Canva, Photo Grid, Kinemaster, dsb. Sedangkan bagi siswa
yang berminat dalam menggambar manual dapat menggambar di kertas gambar
dengan pewarna spidol, crayon, atau pensil warna, sesuai dengan minat murid
masing-masing.
3) Profil belajar murid
– Pada pemetaan kebutuhan murid berdasarkan profil belajar murid ini, saya
menganalisis dan memetakan berbagai tipe/profil murid dengan melihat gaya belajar
murid, seperti murid dengan gaya belajar visual, auditoria atau kinestetik.
Selain dengan mempertimbangkan 3 aspek pemetaan kebutuhan murid, pembelajaran berdeferensiasi ini dibuat dengan menggunakan 3 strategi pembelajaran diferensiasi meliputi :
1. Diferensiasi Konten
– Diferensiasi konten yang disajikan oleh guru dalam pembelajaran ini adalah dengan
menyajikan pembelajaran dengan menggunakan contoh gambar-gambar, slide, atau
video sesuai dengan kebutuhan murid.
2. Diferensiasi Proses
– Diferensiasi proses yang disajikan oleh guru dalam pembelajaran ini adalah dengan
memberikan aktivitas pada murid berupa menyajikan karya tentang upaya menjaga
kesehatan sistem pernapasan dapat berupa membuat gambar, membuat poster, atau
membuat video.
3. Diferensiasi Produk
– Diferensiasi produk yang disajikan oleh guru dalam pembelajaran ini adalah dengan
memberikan kebebasan kepada murid untuk menghasilkan produk pembelajaran. Murid dapat menghasilkan produk/karya berupa gambar, poster, atau video.
Dalam pembelajaran berdeferensiasi ini saya mengakomodir minat, bakat, dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dalam pembelajaran. Siswa dapat membuat poster dengan aplikasi Hp maupun secara menggambar manual, sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya.
D. PERUBAHAN
Pada awalnya tentu saja ada kendala. Dalam pembelajaran berdeferensiasi ini guru harus mampu melakukan pemetaan kebutuhan murid, pemetaan kesiapan belajar murid, pemetaan minat dan bakat murid, serta pemetaan profil belajar murid. Namun, setelah pembelajaran berdeferensiasi ini dilaksanakan/dipraktekkan di kelas ternyata hasil yang didapatkan sangat luar biasa.
Para siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran karena aktivitas belajar dan media yang digunakan sesuai dengan kesiapan, minat dan bakat masing-masing siswa.
Produk dan hasil karya yang dihasilkan siswapun sangat bagus dan memuaskan. Tentu saja hal ini karena dalam pembelajaran berdeferensiasai merupakan pembelajaran yang berpihak pada siswa.
Demikian tulisan berbagi praktik baik saya dalam penerapan pembelajaran berdeferensiasi. Pembelajaran berdeferensiasi sebagai implementasi merdeka belajar. Semoga bermanfaat. Terima kasih. Salam sehat dan bahagia.