PEMBELAJARAN BERDEFERENSIASI MELALUI LAYANAN BK
Budiman, S.Pd
SMP Negeri 3 Belik
Model pembelajaran saat ini yang tidak berdeferensiasi sangat menjadikan diskrimikasi bagi para murid. Karena keragaman peserta sangat dikesampingkan. Padahal secara kodrati murid mempunyai keunikan dan mempunyai ragam karakter serta kemampuan yang beragam. Dengan model KKM yang diterapkan kadang juga membuat tidak keadilan bagi peserta didik. Salah satu contoh hal ini dilakukan oleh guru yang kurang memahami dalam penerapan kurtilas yang menggunakan KKM, sehingga menggunakan cara yang hanya menuntaskan KKM tanpa melihat keragaman murid.
Dari permasalahan tersebut di atas saya selaku guru BK merasakan prihatin yang mendalam dan akan mengevaluasi kembali permasalahn tersebut untuk mencari akar permasalahan dengan melakukan refleksi. Saya berusaha menerapkan strategi dalam rangka memberikan layanan BK kepada murid yang mengalami hal tersebut di atas. Strategi yang saya terapkan dengan cara memberikan layanan BK yang berdeferensiasi dengan melihat karakteristik murid. Dengan tujuan agar murid menemukan kenyamanan belajar di sekolah dan merasa sejahtera secara psikologis ( student wellbeing )
Saya melakukan strategi layanan berdeferensiasi dengan membuat kelompok belajar, cara pembagiannya dengan menanyakan hobi dan mereka menyebutkan hobinya masing-masing. Peserta didik yang hobinya sama akan menjadi satu kelompok. Dengan cara pembagian kelompok seperti itu peserta didik merasa tidak terdeskriminasikan, karena berdasarkan pilihannya sendiri dan hobi masing-masing. Ternyata ada ada 5 kelompok hobi yang sama yaitu kelompok sepak bola, membaca, memasak, jalan-jalan dan main game.
Setelah terbagi 5 kelompok saya memberikan layanan BK secara berkelompok dengan lima kelompok tadi. Model layanan yang akan saya berikan dengan layanan BK yang berdeferensiasi memperhatikan keragaman hobi peserta didik. Saya memberikan pertanyaan pemantik “Sudahkah saling mengenal dengan kelompokmu?”
Mereka menjawab sudah mulai mengenal. Kemuadian saya memberikan suatu tugas kerja kelompok untuk membuat cerita tentang pengalaman menarik dan pengalaman tidak menarik dari hobi yang dipilihnya.
Di akhir layanan kita melalukan refleksi secara bersama. Mereka ternyata lebih suka dengan model pembelajaran/layanan seperti ini. Karena mereka merasa terfasilitasi dan merasa diperhatikan keberagaman mereka, yang mengakibatkan banyak diantara mereka antusias mengikuti layanan BK dengan model berdeferinsiasi. Karena satu hobi akhirnya membuat mereka mempunyai lawan cerita yang satu frekuensi sehingga cerita yang dihasilkan menarik dan waktu tidak terasa begitu cepat berlangsung, itu kesan dari peserta didik yang mendapatkan layanan BK berdeferensiasi.