Pembelajaran Bahasa Inggris Melalui Virtual School Tour





Tahun ajaran 2021-2022 menjadi tahun ajaran kedua yang berlangsung di masa pandemi.
Siswa kelas 7 memulai pembelajaran di tengah kasus Covid belum kondusif
sehingga pembelajaran lebih banyak dilakukan daring sepenuhnya di awal tahun
ajaran. Para siswa baru ini belum memiliki kesempatan untuk mengenal lingkungan
sekolahnya saat awal mereka memulai sekolah. Beruntung situasi segera membaik
dan kasus covid cukup terkendali sehingga para siswa diperbolehkan melakukan
pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah.

Memulai pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah memunculkan tantangan
baru bagi siswa, khususnya siswa baru kelas 7. Mereka belum saling mengenal
secara tatap muka serta belum mengenal lingkungan sekolah secara menyeluruh.
Hal ini menjadi peluang untuk belajar Bahasa Inggris sambil mengenal lingkungan
sekolah. Namun, kendala lain muncul yakni pembelajaran tatap muka yang masih
terbatas di angka 25% sehingga kelas harus dilakukan dengan metode pembelajaran
campuran. Dengan dibatasinya jumlah siswa yang hadir untuk tatap muka, sulit
menyampaikan materi tentang lingkungan sekolah bagi siswa yang belajar daring
dari rumah. Untuk mencoba memfasilitasi siswa yang belajar daring, sebuah video
tur sekolah dipersiapkan sehingga siswa yang di rumah masih dapat mengikuti tur
sekolah secara virtual.

Tantangan tidak berhenti begitu saja. Ketika pertama kali disampaikan bahwa
akan ada virtual school tour, siswa terbagi menjadi dua kubu. Kubu
pertama tentu saja siswa yang kebagian jadwal tatap muka merasa antusias dengan
kegiatan ini. Kubu lainnya yakni siswa yang belajar daring dari rumah merasa
tidak adil karena tidak bisa terlibat di sekolah. Siswa yang kebagian daring
dari rumah merasa tidak bersemangat dan kecewa karena tidak bisa terlibat
langsung dalam kegiatan school tour. Selain itu juga siswa daring akan merasa
jenuh dengan kegiatan pembelajaran secara daring.

Untuk mengatasi kendala ini, video tur sekolah yang sudah disiapkan untuk Virtual
School Tour
dimodifikasi dengan membuat kegiatan kelompok yang
mengintegrasikan kelompok siswa luring dan daring. Sebuah lembar kerja dibuat
untuk siswa daring dalam misi mengumpulkan data benda-benda atau hal-hal yang
ada di lingkungan sekolah sementara siswa luring menjadi tour leader
dalam kelompoknya dan membantu siswa daring untuk mengumpulkan data dan
menggambarkan denah sekolah. Kegiatan tur sekolah ini menggunakan sistem game
post-to-post sehingga setiap kelompok memulai dari area yang berbeda di sekolah
misalnya: perpustakaan, labkom, lab IPA, lapangan, aula, dst. Siswa diberi
waktu 20 menit untuk berkeliling sekolah dengan dipimpin oleh tour leader
kelompoknya. Tour ini dilakukan melalui video call. Saat game berlangsung,
siswa berkebutuhan khusus yang menjadi tour leader didampingi temannya
maupun guru sehingga mereka tetap bisa mengikuti tur sekolah dan mefasilitasi
teman-teman di rumah.

Selama tur berlangsung, para tour leader berkeliling sekolah dan
menunjukkan kepada siswa daring ruangan-ruangan yang ada di sekolah dan benda-
benda yang mereka lihat di layar menggunakan Bahasa Inggris. Mereka berpindah
dari satu area ke area lain dengan hape di tangan seperti seorang vlogger. Kegiatan
tur ini berlangsung selama dua jam pelajaran. Para tour leader merasa
lelah berkeliling sekolah namun mereka merasakan keseruan menjadi pemimpin tur
bagi kelompoknya. Sementara siswa luring merasa dilibatkan di rumah dengan
harus memperhatikan detail tampilan video dari tour leader dan sesekali
bertanya kepada tour leader untuk menemukan jawaban dari teka-teki di LK
maupun informasi untuk menggambar denah sekolah. Hal ini membuat siswa daring
aktif berpartisipasi dalam menyelesaikan misi.

Sebagai evaluasi dan apresiasi, siswa daring yang menyimak tour dari rumah
mendapat kesempatan untuk melakukan presentasi hasil denah sekolah pada
pertemuan berikutnya. Pada kesempatan ini mereka menunjukkan denah yang mereka
buat dan belajar menggunakan ungkapan-ungkapan berisikan preposisi dan arah
dalam Bahasa Inggris. Kali ini mereka yang menjadi pembicara di kelas sementara
para tour leader yang sebelumnya bertugas menyimak dan memberi apresiasi
melalui survei daring.  

Melalui rangkaian kegiatan ini, kolaborasi antara siswa di sekolah dan di
rumah menentukan selesai tidaknya misi yang diperoleh. Banyak manfaat yang
dirasakan dari kegiatan ini. Siswa daring jadi terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran melalui tur sekolah ini. Mereka juga belajar berbagi peran untuk
menjawab soal dan menggambar denah. Selain itu siswa luring dapat kesempatan
untuk berlatih kepemimpinan bagi teman kelompoknya. Kerjasama tim dalam
kelompok dengan batasan ruang belajar yang terpisah menjadi modal untuk
berkolaborasi dengan teman dalam pembelajaran atau proyek selanjutnya.

Rupanya kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan pembelajaran yang berkesan
dan bermakna bagi banyak siswa. Salah seorang siswa berkata bahwa kegiatan ini
mengasyikkan dan ia ingin belajar Bahasa Inggris lewat kegiatan tur tapi di
lingkungan yang lebih luas. Ia ingin menjadi tour leader di kesempatan
lainnya. Beberapa siswa bahkan mengajak untuk melakukan kegiatan serupa di
tempat wisata. Menurut mereka, kegiatan ini bisa membuat mereka merasakan menjadi
seorang vlogger.

Tentu saja hal itu akan jauh lebih mengasyikkan jika semua siswa ikut
langsung dalam tur sekolah ini. Kelak saat kita sudah kembali belajar normal,
mari kita menjelajah ke lingkungan yang lebih besar.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top