PEMBELAJARAN ASIK DAN BERMAKNA
Hallo perkenalkan saya Nurhayati, Saya mengajar di SMP Negeri 2 Karangbinangun di Kabupaten Lamongan Jawa Timur, ini adalah tahun ke dua setelah di tahun 2019 saya mengenal Komunitas Guru Belajar (KGB Lamongan), mengikuti TPN 2019 dan mulai bergabung serta belajar di Komunitas Guru Belajar Lamongan. Setiap hari saya mengajar seperti guru biasa pada umumnya, saya mengajar hanya berdasarkan kurikulum, cenderung tidak ada inovasi dan perbaikan, karena saya mengajar Mata pelajaran BTIK (Bimbingan Teknologi Informasi dan Komunikasi) maka kegiatan pembelajaran lebih dominan berada di Laboratorium Komputer.
Pembelajaran sering dilakukan di Laboratorium Komputer karena selain memang materi yang saya gunakan adalah lebih dominan menggunakan metode praktik secara langsung, murid juga cenderung lebih senang kalau pembelajaran di lakukan di laboratorium komputer, setiap awal pembelajaran mereka selalu bilang “Bu nanti belajar di laboratorium ya bu, Lebih Asyik belajar di laboratorium bu”. Saya sadar mungkin ini karena mereka dirumah tidak ada komputer, sehingga ketika pembelajaran BTIK mereka menginginkan suasana baru selain belajar dikelas, namun ketika kita belajar di laboratorium komputer sering sekali kita dihadapkan pada suasana dimana murid kadang lebih suka memainkan komputer atau bermain game daripada mendengarkan penjelasan dari guru. Sudah ada beberapa cara saya coba, diantaranya memberikan waktu sekitar 5-10 menit kepada murid untuk bebas menggunakan aplikasi yang ada di komputer, misalkan menggunakan game dan lain-lain.
Setelah mengenal Komunitas Guru Belajar dan Merdeka Belajar, mulailah saat itu saya melakukan perubahan proses pembelajaran. Karena pembelajaran sudah diakhir semester, maka perubahan pembelajaran saya lakukan lebih banyak pada tahap evaluasi, walaupun perubahan tersebut tidak 100%, materi yang sebelumnya hanya merupakan perkembangan dari materi kurikulum yang sudah ada, mulai kita lakukan perubahan dengan menganalisa kebutuhan murid dan keinginan murid. Pembelajaran yang semula hanya dilakukan di kelas dan menggunakan Laboratorium komputer, saya mulai melakukan pembelajaran dengan menggaplikasikan menggunakan HP (Hand Phone), dan keiginan ini disambut baik oleh murid. Mereka sangat senang dengan pembelajaran menggunakan Hand Phone, karena secara tidak langsung ketika pembelajaran menggunakan Hand Phone, berarti mereka dapat membawa Hand Phone ke sekolah. Karena sebenarnya di sekolah kami murid tidak diperkenankan membawa Hand Phone ke sekolah.
Awal pembelajaran merdeka belajar banyak sekali tantangan yang harus kita hadapi dalam pembelajaran, ini dikarenakan pembelajaran kita yang berbeda dengan yang lainnya. Pembelajaran kita cenderung dinilai hanya sebuah permainan, karena kami belajar di luar, menggunakan barcode yang disebar seperti mencari pokemon untuk mencari materi dan evaluasi atau menggunakan permainan ular tangga untuk pembelajaran Microsoft Excel. Namun itu tidak memamtahkan semangat saya untuk tetap berkembang, karena saya melihat dan merasakan anak-anak lebih santai, mereka lebih cepat paham karena merasa tidak dipaksa untuk belajar dan tujuan pembelajaran lebih cepat tersampaikan.
Diawal awal pandemi, saat pembelajaran harus dilakukan secara online, tidak boleh dilakukan secara tatap muka. Murid mulai binggung dan saya sendiri sebagai guru harus berfikir lebih untuk menyusun konsep pembelajaran dengan kurikulum khusus pandemi, karena saat itu materi yang terkonsep adalah materi menggunakan metode tatap muka. Saya binggung langkah awal apa yang harus saya lakukan agar pembelajaran dimasa pandemi ini dapat berjalan dan materi bisa tersampaikan dan terselesaikan dengan baik.
Pembelajaran hari pertama di pembelajaran pandemi membuat guru harus berfikir lebih, karena mereka merasa ini adalah hal yang baru. Pembelajaran yang biasanya dengan metode tatap muka harus berganti menjadi online, tidak ada gambaran apapun tentang bagaimana metode pembelajaran yang harus kita lakukan, ini dikarenakan rata-rata guru belum paham dengan sistem digital, walaupun di Lamongan saat itu mulai diberlakukan Digital Class.
Pembelajaran minggu pertama hanya berisi percakapan biasa, percakapan hanya mengenai tanya jawab sekitar pertanyaan tentang pandemi dan corona, kita mengawali pembelajaran dengan menyapa anak-anak “Assalamualaikum, Bagaimana Kabarnya anak-anak? Hari ini kita akan belajar seputar pandemi yang saat ini sedang terjadi”.”Yuk Kirim emoticon keadaan hari ini”, berbagai emoticon dikirim oleh siswa dan mereka sangat antusias. Setelah mereka mengirim emoticon , pembelajaran dimulai dengan guru menanyakan sebab kenapa mereka diliburkan, hal apa yang harus dilakukan agar mereka terhindar dari corona dan bagaimana cara menanggulanginya.
Berbagai macam respon murid ketika menjawab pertanyaan yang guru ajukan, ada yang menjawab “karena pendemi bu, “karena corona bu, bahkan ada yang menjawab bahwa pembelajaran ini telah menjawab doanya untuk mempercepat liburan. Untuk mencegah terkena corona mereka lebih banyak menjawab bahwa untuk mencegah dan mennaggulangi corona adalah dengan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Berbagai macam jawaban murid, semuanya saya tampung, setelah semua murid memberikan tanggapan, kemudian guru menjelaskan apa sebenarnya itu corona, kenapa kita harus belajar dari rumah dan bagaimana mencegah dan menanggulangi corona.
Pembelajaran yang kita lakukan seperti kita ngobrol biasa kita chatting di grub Whats Apps seperti biasa, kemudian diakhir refleksi murid diberikan tugas untuk mengirimkan foto kegiatan selama dirumah. Murid sangat senang dengan pembelajaran pertemuan pertama ini, “bu pembelajarannya kenapa tidak seperti guru lainnya, ini lebih santai bu, kita tidak ada beban tugas, apa besok pembelajarannnya seperti ini terus bu?”. Berbagai macam pertanyaan dan refleksi dari siswa saya tamping, sebagai perbaikan pada pertemuan selanjutnya.
Dipertemuan kedua, setelah murid sudah mulai faham tentang kondisi pandemi. Saya mencoba untuk merefleksikan dan mengulang kembali materi tentang e-mail yang pernah diajarkan. Ada beberapa murid yang masih ingat dan sudah mempunyai e-mail, namun tidak sedikit yang belum membuat e-mail, sehingga saya harus mengulang materi tentang pembuatan e-mail kembali. Karena Perubahan jadwal pelajaran dimasa pandemi ini, maka pertemuan pembelajaran untuk mata pelajaran BTIK semakin panjang karena harus mengajarkan murid tentang pembelajaran digital. sehingga pertemuan saya dengan murid semakin panjang dan lebih santai.
Setelah rata-rata semua murid mempunyai e-mail, barulah materi lanjutan tentang bergabung dengan google clasroom disampaikan. Langkah-langkah cara bergabung ke google clasroom disampaikan dalam grub Whats Apps. Walau secara bertahap, akhirnya rata-rata murid bisa bergabung dengan class masing-masing, setelah rata-rata murid sudah tergabung dalam grub google classroom maka sebagian besar pembelajaran berubah ke google classroom, grub Whats Apps hanya digunakan untuk menyapa murid atau sekedar bimbingan individu.
Sebagai evaluasi materi pembelajaran, pembelajaran BTIK melakukan evaluasi menggunakan Quizziz yang linknya kita gabungkan dengan google clasroom. Saat menggunakan Quizziz ini, murid merasa senang dan lebih santai mengerjakan evaluasi, karena evaluasi disertai gambar-gambar yang lucu, serta murid bisa langsung mengetahui keasalahan jawaban dan nilai yang didapat.
Diakhir pembelajaran guru meminta refleksi dari murid tentang pembelajaran hari ini . ada beberapa refleksi yang ditulis oleh siswa diantaranya : “mereka belajar lebih santai dan pembelajarannya lebih asik, “murid lebih cepat paham materi yang disampaikan”, pembelajarannya tidak memberatkan dan membuat pusing”. Walaupun tidak semua murid bisa bergabung dengan google classrom karena beberapa kendala, seperti ketersediaan gawai, data seluler dan akses untuk pembelajaran. Namun ada beberapa manfaat yang dapat kita ambil dari pembelajaran hari ini, diantaranya adalah : pembelajaran lebih menyenangkan, pembelajaran lebih santai, pembelajaran lebih bermakna karena ada beberapa pembelajaran yang dapat diamanfaatkan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Sekian terima kasih
By Nurhayati, S.Kom
SMP Negeri 2 Karangbinangun Lamongan