Pada awal pandemi ini terjadi dan akhirnya pembelajaran digantikan dengan PJJ, saya dan mungkin kebanyakan guru lainnya merasakan kebingungan mengenai media pembelajaran apa yang tepat digunakan. Hingga pada akhirnya guru memutuskan untuk menggunakan media sosial Whatsapp. Guru mengupload materi dan soal yang kemudian akan dijawab oleh para peserta didik yang guru ajar.
Namun, kemudian guru merasakan berbagai kendala dengan metode yang guru gunakan. Kendala paling utama adalah dalam memeriksa tugas peserta didik. Guru harus melihat tugas yang dikirimkan satu persatu dan mencatat nama serta hasil jawabannya. Hal ini memerlukan waktu yang tidak sedikit. Selain itu ada juga murid yang menuliskannya di buku tulis dan mengirimkannya dalam bentuk gambar dan guru harus mencetaknya terlebih dahulu baru dikoreksi dan sekali lagi itu memerlukan waktu yang cukup lama.
Dengan banyaknya file gambar yang masuk ke handphone guru, menyebabkan handphone yang guru gunakan menyimpan terlalu banyak data sehingga mengganggu fungsinya. Selain itu kendala lain adalah pada proses absensi murid. Pada awalnya guru akan menuliskan daftar kehadiran murid pada tanggal pelaksanaan, kemudian murid menuliskan namanya satu persatu pada daftar tersebut. Proses ini tentunya memakan sangat banyak waktu dan memungkinkan terjadinya tumpang tindih data yang dituliskan. Lalu akhirnya dengan berbagai pertimbangan, akhirnya guru menemukan solusi untuk mempermudah proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), yaitu pembelajaran satu (1) link dengan menggunakan Google Form. Kelebihan menggunakan Google Form kita bisa memasukkan materi berbentuk video pembelajaran dan soal. Kemudian kita juga bisa melihat nilai murid dengan cepat sehingga kita bisa melaksanakan tindak lanjut dengan berupa remedial dan pengayaan dengan cepat. Untuk daftar hadir juga demikian kita bisa memantaunya setiap hari. Data kehadiran murid bisa terpantau kita tidak perlu lagi manjat ke atas untuk melihat kehadiran murid. Jadi, hanya dengan mengirimkan 1 link dari google form tersebut, murid sudah bisa belajar dan guru bisa mangajar sekaligus melaksanakan penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik.
Pada minggu pertama, guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi pembelajaran berupa tulisan, gambar dan video, soal untuk penilaian keterampilan, pengetahuan dan sikap, sebagai bahan pembelajaran yang akan dimasukkan ke Google Forms. Setelah itu Guru mulai membuat bahan pembelajaran dengan menggunakan Google Forms.
Selanjutnya, guru membuka pembelajaran di Whatsapp Group IPS Kelas IX, lalu membagi link pembelajaran tersebut di sana. Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk membuka dan memahami instruksi pembelajaran yang ada di link tersebut. Lalu guru membagi l ink Zoom Meeting kepada murid dan mengajak murid untuk bergabung. Pada saat virtual meeting tersebut, guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kemudian guru membuat kesepakatan kelas bersama murid terkait penugasan (penilaian keterampilan) yang sudah diberikan pada link pembelajaran. Tagihan tugas dibuat dalam bentuk poster, video, dan komik atau yang lainnya. Murid diizinkan untuk memilih salah satunya tergantung apa yang mereka suka. Tugas yang telah mereka buat ini dikirimkan pada WA dan juga media sosial apa yang mereka punya. Murid diberi kebebasan sesuai bakat dan minat yang telah mereka miliki seperti usul dari beberapa murid agar postingannya juga bisa diunggah di Media sosial seperti Instagram, Facebook maupun YouTube.
Diskusi yang menarik terjadi di pertemuan tersebut. Murid-murid merasa sangat antusias. Kesepakatan kelas juga dibuat untuk menentukan batas waktu pengumpulan tugas. Melihat beberapa murid atraktif dalam diskusi, membuat perasaan Guru menjadi bahagia. Karena tujuan utama dibuat pembelajaran ini adalah semata-mata untuk menunjukkan keberpihakan kepada murid, menciptakan merdeka belajar bagi murid, berupa pembelajaran yang menyenangkan namun tetap bermakna.
Pada minggu kedua, beberapa murid mulai mengunpulkan tugasnya, ada yang langsung dikerjakan di link pembelajaran, ada yang mengirim langsung ke WA guru, bahkan ada yang mengunggah tugasnya di media social seperti Facebook dan Instagram lalu menyampaikan hasil postingannya dengan mengirim linknya ke guru melalui chat pribadi.. Gurupun tiada hentinya memberikan apresiasi kepada murid yang sudah mengerjakan tugasnya dan memberi motivasi bagi murid yang belum mengerjakan tugasnya. Guru juga menghimbau murid agar mengirimkan tugas ke Whatsapp Group IPS Kelas IX dengan tujuan memotivasi dan memberi referensi bagi temannya yang belum mengerjakan tugas..
Pada minggu ketiga, proses mengumpulkan tugas masih berlangsung. Beberapa murid, ada menyampaikan keraguan terhadap hasil tugasnya secara chat pribadi kepada guru. Guru senantiasa memberikan motivasi dan apresiasi. Namun guru tetap mengarahkan Murid untuk menyampaikan permasalahannya di Whatsapp Group. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan kepercayaan diri pada murid dan agar murid yang lain tergerak untuk saling membantu menyelesaikan permasalahan.
Pada minggu keempat, hampir semua murid sudah menyelesaikan tugasnya. Guru langsung memberikan umpan balik terhadap hasil kerja murid. Murid sangat senang terhadap umpan balik yang diberikan oleh Guru.
Dari data tugas yang masuk ternyata lebih banyak murid yang mengirimkan tugasnya berupa karya tulis. Sebagian kecil murid-murid yang mengirimkan tugasnya dalam bentuk peta pikiran, puisi, presentasi, video, dan lainnya. Hal tersebut guru anggap lumrah karena selama ini gurulah yang selalu menetukan seperti apa bentuk tugas yang harus dikumpulkan. Ini kali pertama murid diberikan kesempatan untuk mengerjakan tugas sesuai dengan minat murid itu sendiri. Namun, beberapa anak sudah mampu menunjukkan kreasi mereka sesuai dengan bakat dan minatnya. Semoga saja semua tugas yang dikirimkan adalah asli karya murid-murid tersebut. Melalui kegiatan ini guru dapat melihat bakat dan minat yang dimiliki murid tersebut. Selain itu kreatifitas dan daya imajinasinya juga akan terpantau. Semakin bagus karya yang dibuatnya maka daya imajinasi dan kreatifitasnya juga semakin tinggi. Hal yang terpenting adalah dengan membuat tugas dalam bentuk apa yang diinginkan oleh murid, berarti murid sudah paham tentang materi yang dipelajari karena murid sudah bisa memodifikasinya.
Melalui pembelajaran ini, terlihat antusiasme murid dalam mengikuti pembelajaran. Karena murid merasa bentuk penugasannya masih terkait dengan hal yang mereka senangi. Bahkan muncul kebanggaan tersendiri dalam diri murid ketika mereka bisa mengunggah tugas mereka ke media social yang mereka miliki.
Namun, di balik beberapa hal positif yang muncul dari pembelajaran ini, ada juga hal yang masih menjadi hambatan bagi Guru. Di antaranya adalah masalah komunikasi dengan murid. Ada beberapa murid yang jarang membuka Whatsapp Group kelas. Hal ini dikarenakan, murid-murid tersebut beranggapan, bahwa segala sesuatu penyampaian di Whatsapp Group pasti terkait penugasan yang akan membebani mereka. Dalam hal ini, Guru berusaha membangun komunikasi dengan murid melalui cara yang lain. Guru terus berupaya untuk mengetahui kabar tentang beberapa murid melalui temannya dan juga selalu mengingatkan murid mengenai tugas belajarnya melalui chat pribadi maupun Whatsapp Group kelas. Dari aksi tersebut, beberapa murid mulai menghubungi Guru untuk meminta penjelasan terkait penugasan. kemudian Guru mengarahkan murid untuk membuka Whatsapp Group kelasnya dan guru mengirimkan kembali link pembelajaran dan menjelaskan tugasnya, karena ada beberapa murid juga yang baru bergabung di Whatsapp Group kelas.
Menumbuhkan semangat belajar bagi murid, merupakan hal yang Guru rasa masih sulit. Oleh karena itu, Guru senantiasa harus terus belajar dan berinovasi untuk menciptakan pembelajaran yang menimbulkan rasa ingin tahu pada diri murid. Guru akan berupaya mencari contoh konkrit praktik baik dari rekan sejawat di sekolah maupun dalam komunitas.
Kehadiran media komunikasi belajar seperti Whatsapp Group dan google form dianggap menjadi momok menakutkan oleh beberapa murid. Karena mereka menganggap Whatsapp Group merupakan beban bagi mereka untuk senantiasa mengerjakan tugas. Walaupun sebenarnya tujuan utama dibentuknya Whatsapp Group adalah untuk menjalin komunikasi antara Guru, murid, dan bahkan orang tua murid. Untuk itu, Guru berencana mengembalikan Whatsapp Group kepada tujuan utamanya. Whatsapp Group tidak hanya difungsikan sebagai sarana diskusi terkait pembelajaran. Guru akan mulai mengaktifkan Whatsapp Group untuk memberikan kata-kata motivasi setiap hari. Guru akan membagikan hal-hal positif yang mampu membangun motivasi belajar murid.
https://docs.google.com/document/d/1tBtqE8IN9p4ej5x6VpcGrXHctcystFhl6cpHIzx0Me4/edit?usp=sharing