Pemanfaatan Teknologi Dalam Pembelajaran

“… bahkan pada saat pelaksanaan pembelajaran tatap muka pun kami tidak meninggalkan teknologi sebagai penunjang proses pembelajaran.”

Hallo Bapak/Ibu para Pemimpin merdeka belajar, senang sekali saya bisa berbagi melalui tulisan ini. Saya ingin membagikan praktik baik yang telah saya lakukan di sekolah yang saya pimpin. Mungkin yang saya ceriterakan ini sudah Bapak/Ibu lakukan di sekolah masing-masing dan saya yakin ada yang sudah berhasil lebih dahulu dibandingkan saya. Semoga ceritera saya ini tidak membuat bosan dan saya berharap bisa menginspirasi Bapak/Ibu yang mungkin belum melakukan ini.

AWAL

Jabatan pemimpin memang termasuk berat dan tidak pernah terpikirkan oleh saya untuk menjadi seorang pemimpin. Lalu apa yang bisa saya lakukan? Berawal dari melakukan evaluasi terhadap permasalahan yang terjadi untuk menjadi acuan/pedoman dalam melangkah. Dalam hal ini, saya ingin mengangkat permasalahan kompetensi guru dalam bidang penguasaan teknologi dalam pembelajaran dan juga gerakan membuka kamera “oncam” saat pembelajaran virtual bagi siswa.

TANTANGAN

Dulu sebelum adanya pandemi, saya merasakan betapa sulitnya untuk mengajak guru memanfaatkan teknologi terutama dalam proses pembelajaran di kelas. Mungkin banyak yang mengabaikan dan menganggap itu tidaklah penting. Tetapi memang ada sebagian kecil guru yang telah memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran di kelas, bahkan ada yang sangat mahir dalam menggunakan teknologi sehinga membuat pembelajaran semakin menyenangkan. Tantangannya adalah untuk membuat kompetensi guru menjadi merata dalam pemanfaatan teknologi tersebut. Lalu tantangan ke dua adalah bagaimana mengajak para siswa untuk menghargai guru saat pembelajaran virtual dengan cara membuka kamera “on-cam”.

AKSI

Saya akan membahas satu per satu mengenai sesuai dengan permasalahan yang saya berikan sebelumnya. Pertama, bagaimana membuat kompetensi guru menjadi merata dalam pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran? Sebagai informasi awal bahwa sekolah yang saya pimpin adalah SMK dengan bidang keahlian Bisnis dan Manajemen, dimana tentunya guru pengampu harus belajar mandiri mengenai teknologi karena memang bukan sekolah dengan bidang keahlian teknologi. Ketika melakukan supervisi dan monitoring, secara tidak langsung saya melakukan observasi terhadap guru kemudian berlanjut dengan evaluasi dan refleksi. Dari observasi tersebut, saya menemukan semua guru telah memanfaatkan teknologi minimal menggunakan ppt saat menjelasakan kepada siswa. Saya juga menjumpai sebagian kecil guru yang telah memanfaatkan teknologi yang lebih jauh, sehingga terbersit keinginan untuk membuat pemerataan kompetensi guru dalam bidang teknologi. Kemudian tibalah saatnya masa pandemi yang sangat mendadak dan seolah-olah membuat semua aktivitas kita terhenti seperti jam dinding yang tidak berdetak lagi. Semua aktivitas sekolah dihentikan, kegiatan perkantoran dihentikan, kota ini seperti kota mati dimana semua orang harus berdiam diri di rumah masing-masing. Lalu apa yang bisa saya perbuat untuk memberikan layanan pendidikan tetap maksimal? Bagaimana caranya supaya guru tetap bisa menyampaikan materi dan memberikan pembelajaran dengan baik? Mulailah saya memutar otak dan tujuan saya saat itu adalah pembelajaran harus tetap berjalan meski harus dilakukan dari rumah  masing-masing, guru mengajar dari rumah, siswa belajar dari rumah, dan semua harus dari rumah masing-masing. Saya mengajak diskusi beberapa guru yang saya anggap telah menguasai teknologi tadi, kami melakukan evaluasi dan refleksi dari apa yang telah mereka lakukan dalam pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, hasilnya bahwa pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan, siswa menjadi paham akan materi yang diajarkan meski pembelajaran secara jarak jauh. Lalu saya meminta mereka untuk mensharingkan tentang apa yang telah mereka lakukan dalam pembelajaran, sharing kepada semua guru supaya praktik baik yang telah mereka lakukan bisa juga diimplementasikan oleh guru lain. Kegiatan tersebut kami lakukan pada saat kegiatan Hari Studi Guru, dimana kegiatan ini dilakukan di setiap hari Sabtu pada minggu ke dua setiap bulannya. Dalam kegiatan hari studi tersebut, guru bergantian menjadi narasumber dengan harapan guru yang lain mau belajar dan mampu memanfaatkan teknologi. Hal yang tidak terduga bagi saya, ternyata di luar kegiatan hari studi tersebut, para guru belajar mandiri bahkan mereka tidak enggan untuk bertanya kepada guru lain yang lebih menguasai pada aplikasi tertentu, termasuk guru senior yang belajar kepada guru yang lebih junior. Selain itu, saya juga mencarikan narasumber eksternal dari jalinan relasi yang telah kami bangun sebelumnya untuk mengisi kegiatan di Hari Studi Guru tersebut. Semua guru adalah murid. Guru juga saya dorong untuk mengiuti berbagai pelatihan untuk meningkatkan kompetensi. Hingga saat ini para guru di sekolah yang saya pimpin telah banyak memanfaatkan aplikasi/media pembelajaran, bahkan pada saat pelaksanaan pembelajaran tatap muka pun kami tidak meninggalkan teknologi sebagai penunjang proses pembelajaran.  Kedua, bagaimana mengajak siswa untuk membuka kamera “on-cam” saat pembelajaran virtual? Tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa pembelajaran itu dilakukan secara jarak jauh, selama ini kita sangat nyaman dengan melakukan pembelajaran secara offline di sekolah. Tetapi pandemi Covid-19 inilah yang membuat kita harus berubah. Pembelajaran jarak jauh yang dilakukan di sekolah yang saya pimpin ini memanfaatkan aplikasi virtual sehingga kami masih tertap bisa bertemu dan bertatap maya dalam layar laptop/HP masing-masing. Di awal penggunaan aplikasi virtual ini, banyak sekali siswa yang tidak mau membuka kameranya sehingga seolah-olah guru menyampaikan informasi dengan bicara sendiri tanpa tahu apakah siswa itu ada di depan layar atau sedang dimana. Kami selalu menghimbau siswa untuk membuka kamera saat pertemuan virtual itu. Kemudian seiring berjalannya waktu, kami menetapkan aturan bahwa semua yang hadir dalam pertemuan virtual wajib membuka kamera kecuali yang sedang mengalami ganggunan sinyal dengan memberikan informasi kepada guru. Dengan sapaan dan teguran rutin yang kami lakukan akhirnya bisa membut siswa selalu membuka kamera saat pertemuan virtual. Dengan perjumpaan virtual tatap maya tersebut, kami tetap bisa memantau kondisi siswa, melihat raut wajahnya dan memastikan bahwa mereka semua dalam keadaan sehat serta dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Setiap pagi pun kami selalu memberikan sapaan kepada siswa tidak hanya melalui bahasa tulisan tetapi juga komunikasi langsung melalui pertemuan virtual yang kami lakukan setiap hari.

PELAJARAN/PERUBAHAN

Dalam pelaksanaan pembelajaran, saya membuat evaluasi terhadap guru yang diisikan oleh seluruh siswa. Saya meminta siswa memberikan evaulasi sesuai dengan pertanyaan penuntun yang diberikan bahkan juga evalusi terbuka yang boleh diungkapkan oleh siswa terhadap guru. Dari hasil evaluasi tersebut, saya pun memberikan umpan balik kepada guru mengenai hal baik yang telah dilakukan dan juga termasuk hal yang masih harus diperbaiki oleh guru. Tujuan dari umpan balik ini adalah guru perlu melakukan evaluasi setiap saat dan harus siap berubah. Apabila guru mendapat catatan baik dari siswa maka saya meminta guru untuk bisa mempertahankan predikat itu bahkan saya meminta untuk meningkatkan kinerja. Apabila guru mendapat catatan kurang dari siswa maka saya akan meminta guru untuk refleksi diri, kemudian melakukan perubahan untuk menuju pada perbaikan. Kemudian hingga saat ini, seluruh siswa selalu membuka kamera saat pertemuan virtual dan apabila mengalami kendala jaringan/koneksi, mereka akan memberikan informasi kepada guru dan meminta ijin untuk menutup kamera “off-cam”.

Bapak/Ibu yang terkasih, sekian sharing pengalaman praktik baik yang telah saya lakukan di sekolah yang saya pimpin. Mohon dimaafkan apabila ada kata yang kurang pas dan kurang berkenan bagi Bp/Ibu. Semoga sharing ini memberikan manfaat bagi kita semua dan saya ingin mengajak Bp/Ibu para pemimpin sekolah untuk selalu siap akan adanya perubahan. Mari kita bergerak selangkah lebih maju dengan menjadi diri kita sebagai pemimpin merdeka belajar. Terima kasih.

Dipersembahkan oleh:

Linda Tri Setyaningsih P.P., S.Si

Kepala SMK Tarakanita Jakarta

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top