Sebagai seorang guru saya memiliki keinginan agar murid-murid saya bisa mengalami pembelajaran bermakna yang ditandai dengan antusiasme di kelas serta optimalnya hasil belajar siswa. Namun tak bisa dielakan bahwa dampak dari pandemi covid-19 membuat penurunan kualitas pembelajaran. Selama pembelajaran daring pembelajaran belum dilakukan secara optimal, ditandai dengan hasil belajar yang tidak optimal, kurangnya motivasi, serta kejenuhan dalam proses belajar mengajar. Hal ini berlanjut hingga masa pembelajaran tatap muka terbatas. Berdasarkan hasil observasi pada masa tatap muka terbatas ditemukan siswa tampak lesu, kurang antusias, tidak partisipatif, dan kurang aktif di kelas. Setelah dilakukan wawancara diperoleh data bahwa mereka saat daring kurang memahami pelajaran, tidak semangat karena tidak bisa bertemu teman, dan tidak fokus belajar dari rumah. Dari hasil Penilaian Tengah Semester yang diadakan di semester 2 pada pelajaran Bahasa Inggris, hasil belajar siswa dari 11 kelas yang terdiri dari 372 siswa menunjukan terdapat 70% dari jumlah siswa tersebut memiliki hasil belajar di bawah standar KKM dimana standar KKM adalah 75. Hal ini diindikasi karena beberapa hal yaitu, kurangnya model pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan siswa dan pembelajaran yang diberikan secara monoton tanpa ragam media pembelajaran yang menarik. Kejenuhan belajar siswa yang menumpuk terakumulasi menyebabkan menurunnya hasil belajar.
Hal ini menjadi tantangan bagi guru untuk dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan aktif sehingga hasil belajar dapat optimal. .Guru ditantang untuk lebih kreatif memanfaatkan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan. Oleh karena itu saya mencoba mencari cara membuat pembelajaran di kelas menjadi lebih bermakna. Cara pertama yang saya lakukan hanya menerapkan model pembelajaran pengajaran langsung dengan penambahan beberapa permainan. Namun hanya antusiasme yang didapat tetapi tidak dibarengi peningkatan hasil belajar. Berdasarkan hasil refleksi cara pertama, saya mencoba cara yang kedua yaitu menggunakan media pembelajaran Quizizz. Hasilnya siswa sangat antusias dan terlibat dalam pembelajaran, namun pembelajaran bermakna juga belum tercapai. Kemudian cara selanjutnya yang saya lakukan adalah menggunakan model pembelajaran yang tidak hanya menarik tetapi sesuai kebutuhan siswa dengan pemanfaatan media pembelajaran digital. Kebutuhan siswa pasca pandemi adalah membuat pembelajaran bermakna dengan hasil belajar optimal, oleh karena itu saya menggunakan model pembelajaran inquiry learning dan metode grup investigation bermedia Padlet.
Padlet dipilih karena Padlet adalah aplikasi yang mampu memfasilitasi pembelajaran kolaboratif dengan fitur audio visual, berbagi, dan mengkomunikasikan ide. Salah satu hal terbaik dari aplikasi Padlet untuk guru dan siswa ini adalah kemudahan dalam menggunakannya. Padlet dapat membuat pembelajaran menjadi bermakna di masa pemulihan pembelajaran. Model pembelajaran inquiry learning saya pilih karena untuk membangkitkan minat siswa dalam belajar diperlukan kegiatan pembelajaran yang mampu menfasilitasi rasa penasaran siswa dengan pertanyaan-pertanyaan dari dirinya untuk melakukan penyelidikan atau pencarian demi mendapatkan pengetahuan yang mereka butuhkan. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa siswa akan memiliki pengalaman belajar yang maksimal apabila mereka bekerja secara bersama, oleh karena itu dengan metode group investigation siswa secara berkelompok melakukan pekerjaan dengan aktif yang memungkinkan mereka menemukan suatu prinsip serta membantu guru untuk mengaitkan antara materi dengan keadaan nyata siswa serta mendorong siswa menerapkan pengetahuan dalam kehidupan mereka. Media pembelajaran Padlet yang terintegrasi dalam model pembelajaran ini menghasilkan pembelajaran inovatif yang menghasilkan pembelajaran bermakna bagi siswa.
Secara garis besar kegiatan ini diklasifikasikan sebagai berikut :
- Perencanaan
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
- Menganalisa permasalahan yang ada di kelas terkait dengan kegiatan pemulihan pembelajaran. Dalam hal ini dipilih kelas VIII.1.
- Menentukan Metode yang akan dilaksanakan terkait dengan Pembelajaran dengan Padlet.
- Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran oleh guru.
- Mengidentifkasi kelebihan dan kekurangan aplikasi Padlet.
- Menetapkan tujuan.
- Membuat design pelaksanaan dan instrumen yang dibutuhkan.
- Pelaksanaan
Langkah-langkah pembelajaran
Pada kegiatan awal pembelajaran diberikan apersepsi oleh guru. Guru membagikan link Padlet di Whatsapp grup dan menampilkan beberapa foto menarik. Kemudian diadakan diskusi mengenai foto tersebut dan mulai menuju materi recount. Kegiatan selanjutnya siswa bekerja dalam kelompok mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya dan ditampilkan melalui Padlet yang mereka buat. Kegiatan diselingi dengan pemberian game memasangkan kosakata lampau dan spelling sebagai penguatan materi recount melalui Padlet.
Pada kegiatan inti, siswa mengunggah foto yang paling berkesan yang ada di dalam handphone milik mereka pada dinding Padlet. Guru memberikan contoh dengan mengunggah foto serta memberikan judul dan waktu terjadinya peristiwa. Siswa mulai menuliskan pengalaman terkait dengan foto yang mereka unggah pada dinding Padlet. Guru melakukan bimbingan dan monitoring hingga produk hasil belajar berupa tulisan Recount siswa selesai. Kemudian di akhir kegiatan, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan point-point penting serta menanyakan kesulitan yang dialami siswa. Guru kemudian memberikan evaluasi. Setelah kegiatan berakhirm guru melakukan refleks terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan media Padlet.
- Monitoring
Monitoring dilakukan mulai dari tahap sosialisasi sampai selesainya kegiatan. Semua hasil monitoring dicatat, difoto, dan didokumentasikan.
- Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut
Evaluasi terhadap hasil monitoring didiskusikan dengan pihak-pihak terkait, misalnya peserta didik, orang tua, guru, dan kepala sekolah. Evaluasi digunakan untuk mereview kegiatan yang perlu disempurnakan.
- Hasil
Tak disangka murid menjadi lebih antusias dalam belajar ketika model pembelajaran dan media yang digunakan sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Tujuan pembelajaran berupa peningkatan minat, antusiasme, serta hasil belajar siswa meningkat dari sebelumnya. Siswa terlihat antusias mengikuti pembelajaran, siswa bersemangat menampilkan karya foto dan membuat tulisan terbaiknya dalam dinding Padlet. Siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja, meskipun sedang di rumah atau terbaring. Siswa tetap bisa mengakses kegiatan kelas melalui link Padlet yang dibagikan oleh guru melalui grup Whatsapp. Hasil belajar 90% di atas KKM.
Masalah yang Dihadapi
Di samping kelebihan, pembelajaran dengan aplikasi Padlet ini tentu menyisakan beberapa kelemahan. Di antaranya,
- Kegiatan pembelajaran dengan Padlet bergantung pada ketersediaan kuota internet, tidak semua siswa membawa handphone dengan kuota internet.
- Beberapa siswa enggan untuk menunjukan foto dan hasil tulisannya di dinding padlet karena merasa tidak sebagus milik temannya.
- Siswa kurang berkomunikasi secara lisan dengan temannya jika menemui kesulitan karena fokus dengan tulisan miliknya di layar handphone.
Cara Mengatasi Masalah
- Untuk menyikapi permasalahan kuota internet, maka diperlukan komunikasi efektif antara guru, siswa dan orang tua sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Padlet. Kegiatan pembelajaran dengan kuota internet tidak perlu dilakukan setiap hari, dan hanya dilakukan pada waktu tertentu dengan persiapan sebelumnya.
- Untuk menyikapi beberapa siswa yang memiliki kepribadian pemalu dan kurang percaya diri maka dalam kondisi ini diperlukan motivasi ekstra dari guru untuk terus memberikan dukungan positif pada siswa yang memiliki masalah tersebut agar lebih berani menunjukan kelebihan dirinya.
- Terlalu fokusnya siswa pada layar hp yang mengakibatkan kurangnya komunikasi langsung terjadi bisa disikapi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Siswa diarahkan untuk melakukan kegiatan pembelajaran dalam kelompok, meskipun mereka fokus pada layar hp namun komunikasi aktif secara lisan akan tetap dilakukan.
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan pada masa pemulihan pembelajaran membangkitkan minat serta antusiasme siswa untuk belajar dan hasil pembelajaran yang optimal adalah fokus yang harus dilakukan. Dalam pelaksanaan pemanfaatan Padlet sebagai media pembelajaran inovatif pada masa pemulihan di SMP Negeri 2 Amlapura Tahun Pelajaran 2021/2022 mengalami peningkatan pencapaian ketuntasan, yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya meningkatnya antusias siswa untuk belajar dengan media pembelajaran yang menarik, pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, motivasi siswa yang meningkat, terjadinya interaksi sosial antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
iBerdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka dapat direkomendasikan sebagai berikut:
- Padlet dapat digunakan pada saat pembelajaran dengan pendampingan guru dan wali kelas sehingga peserta didik lebih mudah dalam memahami pokok bahasan.
- Penerapan rencana pelaksanaan pembelajaran sudah baik namun guru harus dapat mengelola waktu selama pembelajaran agar pembelajaran bisa berjalan lebih efektif dan efisien. Disarankan peneliti selanjutnya menggunakan model pembelajaran yang lebih beragam dengan bantuan padlet sehingga menghasilkan kegiatan yang lebih menarik dan menciptakan pembelajaran yang bermakna.