PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL BASIC 6.0 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DIMASA PANDEMI COVID 19
Pandemi Covid-19 yang tersebar secara masif turut mempengaruhi dan berdampak terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Proses pembelajaran tidak bisa lagi dilakukan dengan tatap muka dan memaksa seluruh komponen pendidikan di Indonesia melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang tetap harus fokus meningkatkan kompetensi peserta didik. PJJ menambah hambatan bagi para peserta didik yang sudah sulit untuk mengakses pendidikan dari sisi teknologi. Teknologi, lebih spesifiknya internet, ponsel pintar, dan laptop perlu digunakan secara luas untuk mendukung pembelajaran jarak jauh. Kebijakan PJJ sendiri mulai diterapkan pada tanggal 16 Maret 2020 hingga pemberitahuan lebih lanjut dari pemerintah. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Kementrian Pedidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) No. 36962/MPK.A/HK/2020. PJJ disampaikan oleh guru melalui media daring (internet) yang diakses oleh peserta didik melalui media ponsel pintar atau laptop. Tapi tidak semua peserta didik mempunyai akses internet karena ketiadaan biaya untuk membeli kuota internet, tidak ada sinyal internet maupun tidak memiliki ponsel pintar. Berdasarkan survei Asosiasi Pengusahana Jasa Internet Indonesia (APJII) ada 32,2% (± 93 juta orang) penduduk Indonesia yang tidak memiliki akses internet. Dari data Kemendikbud terdapat 8.522 sekolah tidak mempunyai listrik dan 42.159 tidak mempunyai akses internet. Salah satu usaha yang dilakukan Kemendikbud adalah memberikan subsidi kuota internet kepada guru dan peserta didik.
Subsidi tersebut hanya mengatasi sebagian dari masalah karena ketersediaan listrik, kesulitan membuat materi pembelajaran digital, pemerataan infrastruktur internet, sampai kepemilikan gadget untuk akses, masih menjadi masalah umum yang dihadapi dalam proses PJJ. Implementasi metode pembelajaran seperti ini akan berjalan lancar kalau materi pembelajaran bisa diakses lewat platform e-learning oleh semua peserta didik. Dengan situasi dan kondisi tersebut, PJJ sebaiknya tidak menggunakan moda tunggal internet. Karena banyak dari kondisi siswa yang mengalami kesulitan terhadap pembelian kuota internet karena ekonomi kedua orang tuanya yang masih rendah. Sehingga diperlukan kreativitas guru untuk dapat mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa tersebut. Agar siswa tetap mendapatkan pembelajaran yang bermakna dan utuh. Guru juga harus adaptif terhadap perubahan yang ada, senantiasa mengupgrade diri dengan kebutuhan siswa sehingga poembelajaran yang dilakukan tetap menyenangkan.
Untuk itu saya mengembangkan media pembelajaran digital tanpa konektivitas internet ketika diakses peserta didik sesuai esensi merdeka belajar yang memberikan kesempatan belajar secara bebas dan nyaman kepada peserta didik untuk belajar dengan tenang, santai dan gembira tanpa stres dan tekanan dengan memperhatikan bakat alami yang mereka punyai, tanpa memaksa mereka mempelajari atau menguasai suatu bidang pengetahuan di luar hobi dan kemampuan mereka. Media pembelajaran digital yang saya buat dibatasi pada materi listrik statis kelas IX dengan berbasis Visual Basic 6.0 yang merupakan pemrograman berorientasi obyek. Materi listrik statis merupakan pembelajaran yang berisi tentang materi-materi yang bersifat abstrak dan tidak bisa dilihat secara kasat mata. Untuk itu, guru membutuhkan bantuan media digital dalam menggambarkan secara nyata dan mudah dipahami oleh perserta didik. Selain itu, peserta didik peserta didik memerlukan soal – soal latihan yang memakai rumus dan perlu membuktikan percobaan. Pembelajaran jarak jauh yang dilakukan pada tahun ajaran 2020/2021 yaitu menggunakan modul dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang di bagikan di Learning Management System (LMS) Google Classroom sehingga peserta didik cenderung kurang memiliki rasa ingin tahu, tidak kreatif, dan tidak termotivasi dalam belajar materi listrik statis. Umumnya pembelajaran mata pelajaran fisika dirasakan sulit oleh peserta didik, karena sebagian besar peserta didik belum mampu menghubungkan antara materi yang dipelajari dengan pengetahuan yang digunakan. Selain itu, faktor penyebab rendahnya tingkat pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep fisika berasal dari faktor internal, yaitu masalah dalam kehidupan sehari-hari di masa pandemi Covid-19. Padahal di era modern dan revolusi industri 4.0 ini, kita sangat bergantung pada listrik. Pada saat siswa menggunakan media pembelajaran ini responnya sangat menyenangkan karena dapat mengakses materi dimana saja kapan saja tanpa harus menggunakan kuota internet, kemudian untuk materi praktikum bisa dilakukan secara berkelompok sehingga membantu siswa yang memang belum memiliki laptop ataupun hp. Selain itu fitur fitur pada media pembelajaran yang sudah dibuat juga colourfull sehingga menarik untuk siswa, bahasa yang digunakan juga lugas dan tepat. Media ini juga baru bagi siswa selama ini mereka belajar dari buku atau pun media yang lain berupa video pembelajaran atau media power point. Nah dengan media visual basic 6.0 ini merupakan aplikasi yang bisa mereka download dan bisa langsung dipelajari tanpa menggunakan kuota internet jadi siswa sangat antusias menggunakan media pembelajaran ini. siswa juga bisa mengerjakan dari aplikasi tersebut secara langsung dan dapat melihat hasil dari soal yang telah dikerjakan. sehingga media pembelajaran ini mampu mengakomodasi dari materi, LKPD dan juga soal soal latihan.
Pembelajaran yang dapat diambil adalah dimana kolaborasi antar siswa dan guru itu diperlukan dalam pembelajaran apapun kondisi dan keadaannya. Guru harus kreatif dan adaptif dengan kebutuhan siswa. Dengan terbatasnya keadaan selama pandemic tapi saya tetap berusaha memberikan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan sehingga guru memang harus benar benar bergerak sehingga berdampak dalam pembelajaran yang dilakukan. Siswa juga menjadi termotivasi dan semangat belajar dengan kehadiran kita yang utuh dan mampu menyajikan media media pembelajaran yang menyenangkan.