Pemanfaatan Bigbook Sebagai Media Literasi Dalam Pembelajaran Di Ra

Anak-anak Raudhatul Athfal (RA) merupakan anak generasi Alpha dimana mereka lahir antara tahun 2010 – 2025 atau setelah generasi Z. Salah satu karakteristik dari generasi Alpha adalah anak yang mampu menguasai teknologi, mereka mahir mengoprasikan gawai layar sentuh sejak usia 2 tahun. Selain itu anak generasi Alpha juga banyak bersosialisasi melalui media sosial. Sehingga tidak kaget jika saat ini banyak anak-anak yang lebih gemar bermain gadget dari pada bermain di luar bersama teman ataupun membaca buku seperti saat kita masih kecil. Jangan banyak berharap anak kita mengetahui cerita legenda maupun cerita nabi-nabi yang kisah perjalanan spiritualnya bisa diambil hikmah dan dijadikan contoh atau panutan bagi anak-anak. Mereka akan sibuk dengan berbagai macam game yang menarik visualnya yang telah didownload, melihat konten-konten youtube dan tiktok yang ada diaplikasi handphone mereka. Hal ini mengakibatkan semakin rendahnya minat membaca pada anak-anak Indonesia. Tahun 2017 UNESCO merilis  bahwa Indonesia berada diurutan nomor dua dari bawah soal literasi dunia, yang artinya minat baca masyarakat Indonesia sangatlah rendah. Selanjutnya menurut data yang dikeluarkan oleh UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca. Padahal 60 juta penduduk Indonesia memiliki gadget dan berada pada urutan kelima dunia terbanyak dalam kepemilikan gadget. Tak heran juga jika selama beberapa tahun belakangan ini banyak anak-anak Indonesia yang mengalami “gangguan jiwa” akibat kecanduan gadget.

Melihat kenyataan yang ada disekitar kita, sebagai Kepala Sekolah dan juga seorang pendidik, saya memiliki keinginan untuk meningkatkan minat baca pada anak-anak sejak usia dini yaitu dimulai dari tingkat RA.  Diharapkan dengan melakukan pembiasaan membaca sejak dini dapat meningkatkan minat baca anak-anak dikemudian hari. Dan juga dapat membantu mengurangi ketergantungan mereka akan dunia gadget.

Hal pertama yang saya lakukan adalah dengan cara membuat pojok bahasa di dalam kelas, meletakan rak buku dipojok kelas dihias sedemikian rupa agar seperti perpustakaan kecil dengan dibentakan karpet dan juga beberapa bantal untuk anak-anak.  Mengajak wali murid untuk berpartisipasi dengan cara membawa buku cerita kesukaan anak-anak untuk diletakan dirak buku. Mengadakan kegiatan “Bulan Bahasa” dimana guru-guru akan mendongeng untuk anak-anak. Selain itu juga mengajak guru-guru semua untuk membuat buku sendiri sesuai dengan tema yang ada di sekolah sehingga guru bebas menuangkan ide dan kreatifitasnya dalam buku hasil karya mereka. Bersama dengan teman-teman guru dan juga dibimbing oleh pengawas wilayah kecamatan, kami mengadakan pelatihan membuat “BigBook” sebagai media literasi yang menarik dalam pembelajaran di RA. Dampaknya guru-guru dapat menghasilkan bigbook dengan berbagai tema cerita dan juga dikemas dalam kalimat sederhana dan visual yang menarik.  Disaat kegiatan literasi di pojok Bahasa anak-anak dapat memilih buku sesuai dengan keinginannya.

Alhamdulillah atas kerja keras dan usaha kami semua program literasi di sekolah dapat berjalan dengan lancar, guru akan membacakan bigbook hasil karya mereka di depan kelas maupun dipojok bahasa. Anak-anak terlihat antusias dengan hasil karya para guru dan juga mendengarkan ketika guru mendongeng. Pembiasaan membaca tidak hanya dilakukan di sekolah tetapi kam juga mengajak wali murid untuk menerapkan juga di rumah. Memberikan waktu kepada anak untuk membuka dan melihat-lihat buku pilihannya dengan kesepakatan bersama. Para orangtua juga dapat memdongeng untuk putra putri mereka. Hal positif yang dapat terlihat dari kegiatan ini adalah anak dapat mengontrol keinginannya dalam bermain gadget, para orang tua dapat membuat kesepakatan dengan anak berapa lama mereka akan bermain gadget dan selebihnya melakukan kegiatan bermanfaat lainnya seperti bermain dengan teman sebaya atau membaca misalnya. Hubungan antara orang tua dan anak juga akan semakin lekat, kegiatan ini juga dapat mengurangi kecanduan anak terhadap gadget dan juga membuat anak semakin cinta terhadap buku.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top